"Saya nggak bisa ikut, Pak. Maaf!" tegas Arin. Berusaha untuk keluar dari mobil, tapi Fachri sudah mengunci pintu mobil. Tidak ada cara lagi bagi Arin untuk keluar tanpa izin dari Fachri. "Harus ikut. Kamu harus ikut denganku ke kampung halaman kamu. Agar kamu bisa batal menikah dengan pria pilihan kedua orang tuamu. Kamu itu masih muda, Rin, masa depan kamu masih panjang. Tidak seharusnya kamu menikah, dan bagaimana dengan kuliahmu?" desak Fachri. Tidak terima dengan pernikahan Arin. Meskipun sebenarnya itu hanyalah pura-pura saja. Arin menggeleng. "Tidak, Pak. Saya tidak mungkin membawa Bapak kesana, ini juga sudah menjadi keputusan mutlak kedua orang tua saya. Ini juga amanat yang harus di tunaikan," terang Arin. Menambah kebohongan yang baru agar Fachri tidak lagi banyak bertanya.