Malam Pertama

1030 Kata
Pernikahan berlangsung dengan lancar. Akhirnya Shara kini sah menjadi istri dari Arian Adiputra, gelar Nyonya Adiputra sudah melekat dalam namanya. Pernikahan berlangsung dengan meriah. Para tamu undangan juga berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada pasangan yang sedang berbahagia itu. Hingga jam sepuluh malam lebih akhirnya pesta berakhir dan tamu undangan sudah pulang satu persatu. Arian dan Shara segera pergi menuju kamar pengantin mereka. Tempat yang akan menjadi saksi bisu mereka memadu kasih sepanjang malam. "Mas ingin mandi terlebih dahulu?" tanya Shara begitu mereka masuk ke dalam kamar. Tidak tau mengapa, wajah sumrigah Arian sejak pesta dilaksanakan tiba-tiba berubah menjadi dingin ketika memasuki kamar. Dengan tatapan dinginnya Arian menjawab, "Kau saja duluan." Tanpa melihat Shara, Arian berjalan menuju sofa, membiarkan Shara kebingungan di sana. "Ada apa dengan Mas Arian?" batin Shara. Walaupun merasakan sesuatu yang janggal, Shara berusaha berpikir positif. Mungkin suaminya sedang kelelahan, pikirnya. Dengan senyum cerianya Shara pergi masuk ke dalam kamar mandi. Melakukan ritual mandinya dengan step by step yang sempurna. Shara sesekali tersenyum ketika membayangkan malam pertamanya bersama Brian malam ini. Wajah cantiknya memerah merona ketika membayangkannya. Shara sengaja menggunakan sabun beraroma memabukkan. Hal ini diketahuinya dari Kak Angel, kakak perempuan Arian. Kak Angel bilang jika menggunakan sabun ini, hanya dengan satu kali endus lelaki akan cepat terpancing gairah. Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Shara mengambil kotak yang juga diberikan Kak Angel kepadanya kemarin. "Gunakan pakaian dalam kotak ini pada saat malam pertama kalian." Begitulah perkataan Angel padanya. Shara tidak tau apa isi kotaknya, kemudian dengan penasaran Shara membuka kotak ini. Diangkatnya kain yang teronggok di sana, melebarkannya di udara. "Pakaian macam apa ini. Ini bukan baju, kurang bahan semua." Shara bergidik melihat lingerie seksi merah menyala dari kotak itu. Kakak iparnya itu sangat menyebalkan, gerutu Shara. Membayangkan lingerie itu melekat di tubuh mungilnya, iuh seperti tidak memakai baju saja. Ahh malunya memakai lingerie ini di depan Arian. Shara memang merupakan gadis polos. Tapi itulah kelebihannya yang membuat Arian Adiputra, seorang pria arogan nan dingin takluk dalam kuasa gadis itu. Sikap ramahnya, hati yang baik dan tulus yang perlahan mengubah Arian menjadi lebih manusiawi. Dulu sebelum mengenal Shara, Arian adalah orang yang paling kejam. Tidak segan-segan menghancurkan lawannya yang berani menghalanginya. Tapi setelah Shara datang dalam kehidupannya, perlahan tapi pasti Arian mulai berubah. Sikap arogan pria itu mulai berkurang tetapi sikap dinginnya masih tetap melekat. Arian akan hangat saat bersama Shara dan keluarganya saja. Tidaklah mudah menghadapi Arian selama ini. Apalagi Shara yang dulunya sekretarisnya, membuat Arian lebih mudah mempersulitnya. Meski banyak rintangan yang harus dilalui Shara, lambat laun hati Arian telah terpikat kepadanya. "Tapi tidak ada salahnya aku memakainya, bukankah Arian kini sudah menjadi suamiku? Lagipula malam ini adalah malam pertama kami, kata Kak Angel malam pertama itu harus mengesankan." dengan polosnya Shara menimang-nimang memakai lingerie atau tidak. Akhirnya Shara mengenakan lingerie itu, begitu pas melekat di tubuh mungilnya. "Memalukan." rutuk Shara. Sepuluh menit mondar-mandir di depan pintu, akhirnya Shara keluar juga dari kamar mandi. "Mas Arian..." panggil Shara pelan. Dia tidak bisa menyembunyikan wajah malu-malu. Sedangkan Arian yang tadinya fokus dengan gawainya teralihkan ketika wanita yang telah menjadi istrinya memanggilnya. Arian menoleh, manik matanya mengerjap ketika melihat wanita cantik berdiri di hadapannya. Shara mendekati Arian, duduk dengan malu-malu di samping Arian yang hanya menatapnya. "Mas... tidak ingin mandi?" tanya Shara dengan manja. Tangan mungilnya memeluk lengan suaminya, kemudian perlahan menjalar ke dada bidang pria itu. Shara seperti wanita penggoda malam itu. Tapi tidakkah kalian tahu, dalam hati gadis itu menjerit 'Memalukan'. Kalau bukan karena Kak Angel yang mengajarinya, tidak akan mungkin dia bisa sampai melakukan hal memalukan ini. "Tidak usah malu-malu, Arian kan sudah menjadi suamimu." Lagi-lagi Kak Angel menasehatinya. Kak Angel sudah seperti guru yang mengajari murid kepada Shara. Wanita yang sudah lama membangun rumah tangga itu bahkan mengajari Shara cara memuaskan suami di atas ranjang. Kepolosan Shara hancur karena sang kakak ipar. "Pria tidak akan berani bermain api di belakang jika kita para wanita bisa memuaskan kebutuhan biologis mereka." Kak Angel memang absurd. Tapi Shara membenarkannya, dia tidak ingin suaminya berpaling darinya. Dengan hasutan dari sang kakak iparlah Shara mau melakukan hal memalukan ini. Shara berpikir dengan melakukan hal itu, suaminya akan senang. Namun nyatanya, Shara salah besar. Wajah Arian tiba-tiba menjadi semakin dingin. Dengan tatapan tajam seolah ingin meremukkan Shara, Arian menghempas kasar tangan Shara yang bertengger di dadanya. "Dasar murahan!" bentak Arian. "Mas...?" lirih Shara dengan penuh keterkejutan mendongak melihat Arian yang sudah berdiri. Arian tidak menjawab, tanpa mempedulikan Shara, Arian pergi meninggalkan kamar. Meninggalkan Shara yang terkejut sekaligus kebingungan di sana. "Mas Arian..." lirih wanita itu dengan pandangannya masih terus melihat punggung sang suami yang sudah menghilang di balik pintu. Keterkejutan disertai kebingungan bergelayut dalam hati wanita malang itu. *** Ketika pagi hari menyapa, Shara di sambut dengan suaminya yang tengah berdiri di tengah ruangan. Shara bergegas bangkit menghampiri sang suami. Arian masih mengenakan setelan tiga potong, dengan jas yang sudah menggantung di lengannya. Penampilan lelaki itu terlihat berantakan. Kemejanya sudah kusut tak karuan serta rambut yang selalu klimis kini berantakan. Namun walaupun dengan penampilan urakan seperti itu, ketampanannya tidak berkurang sama sekali, malah terkesan seksi. Shara mencoba mengabaikan wajah dingin suaminya. Wajah yang kemarin malam telah mengatainya wanita murahan. "Mas kamu dari mana saja? Kenapa meninggalkanku kemarin malam?" Rentetan pertanyaan dilontarkan wanita itu begitu di dekat suaminya. Arian bergeming dan masih dengan wajah dinginnya. Arian menatapnya tajam mengingatkan Shara ketika pertemuan pertama mereka lima tahun yang lalu. Shara merasakan deja vu, tubuhnya bergidik seolah tatapan tajam itu telah meremukkan tubuh mungilnya. "Mas..." Panggil Shara lagi. "Bukan urusanmu!" jawab Arian ketus. Lagi-lagi Shara terkejut dibuatnya. Tidak tau harus mengatakan apa. Benarkan lelaki ini suaminya? Lelaki yang selama tiga tahun selalu bersikap hangat hanya kepadanya, tiba-tiba menjadi dingin seperti ini? Arian hendak pergi dari hadapannya, namun segera Shara menahan tangan suaminya. "Ada apa denganmu Mas? Kenapa kau menjadi seperti ini padaku?" tanya Shara menatap wajah Arian lekat. Arian membalas tatapan itu, beberapa detik tatapan mereka terkunci. Beberapa saat kemudian, Arian menghempaskan tangan Shara dengan kasar. "Terserah aku. Kuharap kau jangan pernah mengurusi urusanku lagi." kecam Arian dengan suara tajam. Arian segera masuk ke kamar mandi meninggalkan Shara yang masih terkejut di sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN