Aku bangkit dan melepaskan lingerie depan Wijaya, setelahnya duduk di pangkuan Wijaya namun Wijaya meletakkanku di sofa dengan memberikan pelukan "Istirahatlah" bisik Wijaya “aku tidak ingin kamu kelelahan walaupun rasanya menikmatimu selalu kurang untukku” Aku membelai wajah Wijaya yang masih terlihat tampan diusianya yang sudah tidak lagi muda, Wijaya menikmati sentuhan yang aku berikan dengan menutup mata. Aku mencium bibir Wijaya lembut yang langsung disambut Wijaya dengan ciuman sangat lembut dari ciuman ini aku bisa merasakan perasaan Wijaya "Kenapa saat itu kamu mau meniduriku?" tanyaku penasaran Wijaya tersenyum "karena kamu sangat menggoda dan aku sudah jatuh cinta dari awal melihatmu" aku mengangkat sebelah alis tidak paham maksud ucapannya "aku tidak menyangka Galih membawam