Naya terus meronta, mencoba melepaskan bekapan itu. Namun sia-sia saja. Cowok itu terus berjalan ke arah pohon besar dan barulah ia melepaskan bekapannya. Naya langsung berbalik siap akan menghajar cowok tersebut, namun saat senternya menyorot wajah cowok tersebut, Naya speechless melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini ...
"Elo?" ucap Naya sambil membelalakan matanya refleks.
"Masih inget?"
"Ng—ngapain lo ada di sini? Bekap gue segala lagi. Lo ... mau ngapa-ngapain gue, ya?" tuduh Naya dengan wajah polosnya. Ia mundur beberapa langkah. Takut-takut kalau pemikirannya tentang cowok itu benar.
"Please, gue bukan Joe yang isi otaknya full mesum."
Naya mengernyitkan alisnya. "Joe?"
"Temen gue."
"Oh."
"Gue udah bilang lo aman sama gue. Jadi nggak perlu takut. Gue bukan singa
