“Bagaimana bisa kau mendapatkan penawar racun yang sangat langka seperti itu?” tanya Archel saat dirinya sudah terbangun dan berusaha untuk berdiri dengan usahanya. “Ternyata kau mendengar pembicaraan kami,” timpal Lia. “Tentu saja aku dengar, saat racunnya sudah menyebar tadi. Tubuhku rasanya seperti ingin mati saja, tetapi walaupun begitu, indera pendengaranku masih sangat jelas,” jelas Archel dan menghampiri teman-temannya yang sedang berdiskusi pada meja di ruangan remang itu. “Apa kalian tidak takut mengambil alih tempat ini? Kita bisa sangat dicurigai,” ucap Archel dengan matanya yang memperhatikan seisi ruangan itu dengan cermat. “Vano sudah mengurusnya, untuk apa takut akan hal itu?” ujar Lia dengan menopang dagunya. “Sepertinya pikiran kita sedikit berbeda,” ungkap Archel. “