KAMILA – 4

727 Kata
Happy Reading and Enjoy         Suasana mobil begitu canggung, Mila sesekali melirik Jericho yang sedang menyetir mobil milik sang mantan istri. Jericho belum memiliki mobil di Jakarta, laki-laki itu memiliki motor agar lebih efisien, dan motor besar Jericho ia tinggal di café milik Mila saat ini. Mia meminta Jericho mampir ke rumah terlebih dahulu, mengambil pakaian dan perlengkapan untuknya menginap malam ini saja.         “Kapan papa bakal menetap di Jakarta?” Tanya Mia yang bosan melihat kedua orang tuanya saling diam.         “Mas… mau balik kesini lagi?” Tanya Mila.         Jericho mengangguk lalu melirik Mila yang duduk disampinganya.         “Mungkin 2 bulan lagi Papa udah stay disini, habis minggu ini Papa nggak bakal pulang sampai udah benar-benar siap pindah” Mila tercenung, jika Jericho akan stay di Jakarta, maka akan lebih banyak kesempatan untuk mereka bertemu.         “Yahh…. Kan Mia belum sempat kesana” keluh Mia pelan.         “Kamu kan bisa nyusul Papa, habis UAS kamu bisa liburan disana trus kita pulang bareng” ucapan Jericho membuat Mia menjerit bahagia, Mia menyebrangi pembatas, memeluk leher Jericho dan mengecup pipi sang Papa dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.         “Boleh nggak sama mama kamu?” Tanya Jericho pada Mia, lalu melirik Mila yang sejak tadi hanya menjadi pendengar setia.         “Ma?” suara Mia terdengar memelas, namun Mila belum memikirkan ini semua. Mila belum bisa melepas Mia jika itu ke London sendirian. Mila memang sering mengajak Mia jalan-jalan dengannya ke luar negeri, walau itu hanya ke Singapura atau ke Thailand, namun tidak dengan London. Tak ada yang menjamin kalau Jericho akan tetap memperhatikan anaknya ketika dia sibuk mengurus surat kepindahannya.         “Kita bicara di rumah nanti” kata Mila final, mengundang desahan nafas kecewa dari Mia, sementara Jericho hanya diam saja tak ingin menginterupsi.                                                                                                 ***         Jericho memandang rumah mantan mertuanya bingung, ia tak tau harus ikut masuk atau hanya menunggu di dalam mobil.         “Ayo, Pa” Mia langsung membuka pintu mobil dan menarik tangan Jericho memasuki halaman rumah yang tak terlalu besar ini. Semuanya masih sama seperti 5 tahun yang lalu. Mila menatap punggung kokoh itu dari belakang, ia menghela nafas ketika jantungnya masih dalam kondisi siaga.         5 tahun tak bertemu, dan kini ia dapat melihat wajah tampan Jericho di dalam rumahnya, Mila tidak pernah membayangkan ini sebelumnya, tidak setelah mereka bercerai dan Jericho pergi ke London.         “Nenek… lihat siapa yang datang” Mia menjemput Yuni yang sepertinya sedang berada di halaman belakang.         “Mas duduk aja dulu, aku bikinin minum” kata Mila seraya meletakkan tas yang dibawanya di atas sofa.         “Pelan-pelan Mia” tegur Yuni yang tangannya di seret-seret oleh cucu satu satunya.         “Jericho” panggil Yuni pelan ketika melihat pria itu duduk di ruang tamu rumahnya. “Ya Tuhan” Yuni mendekat dan memeluk Jericho yang baru saja berdiri dari duduknya membalas pelukan sang mantan mertua. Yuni adalah mertua yang sangat baik, wanita paruh baya itu menganggapnya sebagai anak sendiri.         “Kamu udah lama nggak kesini” Bahkan ketika Mila dan Jericho sudah berceraipun Yuni masih memperlakukannya dengan sangat baik, seperti saat ini.         “Jeri sibuk, Bu” kata Jericho.         “Pa…. Mia mau beres-beres sebentar” kata Mia menginterupsi suasana mellow yang baru saja tercipta.         Mia berlari, tak menghiraukan Mila yang tengah menuju ruang tamu memandangnya bingung.         Inilah yang selama ini Mia inginkan, keluarga utuh yang sesungguhnya. Sekalipun ia tau, Mila dan Jericho belum tentu akan kembali bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan, tapi Mia yakin masih ada kesempatan untuknya melihat kelengkapan keluarganya, nanti.         Mila melihat Yuni dan Jericho mengobrol dengan akrab.         Ya Tuhan…. Tak ada yang lebih membahagiakan dari pada ini semua, Mila telah menghindar selama 5 tahun agar ia tak bertemu dengan mantan suaminya itu. Dan Tuhan menakdirkan ini semua.         Mila meletakkan secangkir jus jeruk dan beberapa cemilan di dalam toples yang selalu di buatnya di saat senggang.         “Di minum Mas, aku mau ke atas dulu… ganti baju, baru nganter kalian ke apartemen” kata Mila sambil pamit kembali ke dalam kamarnya.         “Nggak usah repot-repot Mil, aku sama Mia bisa naik taksi kok” sanggah Jericho tak enak, tentu saja dia tidak mau merepotkan mantan istrinya itu.         “Nggak kok” kata Mila lalu langsung pergi ke lantai atas.         Repot-repot? Ya Mila menyadari kalau ada kecanggungan ditengah mereka, tapi ia tak pernah merasa di repotkan jika itu menyangkut Mia.         Dan Jericho. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN