Sesampainya di rumah, Diva langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia bahkan tak menemuinya mamanya terlebih dahulu. Diva menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya. Mengingat kembali apa yang baru saja ia alami di cafe siang tadi. Diva mengepalkan kedua tangannya, “sialan itu cowok! Udah gila apa! main cium-cium sembarangan! Kenal juga enggak! Apa cowok sekarang model nya kayak gitu! Dasar cowok gila!” kesalnya. “Jangan sampai aku ketemu sama cowok gila itu lagi. Bisa-bisa aku tampar lagi itu wajah yang sok ganteng. Padahal wajah pas-pasan gitu. Masih gantengan juga...” Diva menghentikan ucapannya saat mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk. “Masuk aja,” sahutnya. Pintu kamar itu terbuka dengan perlahan. Memperlihatkan sosok wanita paruh baya yang masih te