Tegar dan Jonathan baru saja menyelesaikan meeting pagi ini. Mereka lalu masuk ke dalam ruangan Jonathan. Duduk manis di sofa sambil menatap layar ponsel masing-masing. Tegar jadi teringat kejadian kemarin siang. Tentang dirinya yang melihat Dina dan Dava. “Jo, kemarin gue lihat Dina dan Dava jalan berdua. Bahkan mereka berencana menghabiskan malam berdua di puncak.” “Terserah mereka, gue juga gak peduli,” ucap Jonathan cuek. “Kalian ‘kan bentar lagi tunangan nie. Lo yakin akan biarkan mereka begitu saja?” Jonathan menganggukkan kepalanya, “gue mau menerima perjodohan itu juga karena mama dan papa. Gue juga gak peduli dengan pertunangan gue sama Dina. Sekarang yang terpenting bagi gue adalah Diva.” Jonathan lalu melihat jam di pergelangan tangannya, “kenapa dia sampai sekarang belum