Sayup - sayup Freya mendengar suara beberapa lelaki yang sedang berbincang. Ia perlahan membuka matanya. Pandangannya benar - benar kabur. Ia bisa saja segera berteriak untuk minta tolong. Tapi ia tidak mau gegabah. Ia sedang disekap di dalam sebuah mobil yang semua jendelanya tertutup, percuma juga berteriak. Tidak akan ada yang bisa mendengar.
Kaca mobil ini juga tipe yang tidak dapat terlihat dari luar. Ia tidak ada harapan jika meminta tolong di sini.
Lebih baik ia bertahan terlebih dahulu, pura - pura masih terus tidak sadarkan diri.
Sebenarnya siapa orang - orang ini? Kenapa tiba - tiba menculik Freya seperti ini?
Di samping kirinya ada lelaki yang tadi menemuinya di jalan, lalu membiusnya. Di sebelah kanannya ada lelaki lain dengan kumis tebal dan perut buncit.
Di depan, d kursi kemudi, ada seorang anak muda dengan wajah bukan seperti orang Indonesia. Mungkin ia campuran kaukasoid. Sementara sang supir ... entah lah. Seperti Indonesia bagian timur, atau justru Afro America.
Apa mereka adalah orang - orang suruhan Athar? Karena sejauh ini orang yang terang - terangan membencinya adalah Athar seorang.
Jika benar mereka suruhan Athar ... astaga ... tidak kah lelaki itu sudah bertindak terlalu jauh?
Ia tadi sudah membawa Freya, kenapa masih menyuruh orang untuk menculiknya seperti ini?
Tiba - tiba mobil berhenti. Freya kembali sedikit membuka matanya untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Freya pikir tadi mereka sudah sampai tujuan. Ternyata ini masih di jalan.
Ada sebuah mobil yang berhenti melintang di tengah jalan, membuat mobil ini tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Saat ini mereka memang berada di sebuah jalan tembus kecil. Sudah aspal, hanya saja masih jarang dilewati orang.
"Apa - apaan ini? Siapa orang itu, tiba - tiba menyalip, dan berhenti melintang di tengah jalan seperti itu?" Lelaki dengan kumis tebal dan perut buncit nampak geram.
"Tunggu, itu sepertinya mobil Athar." Seseorang yang membius Freya yang menjawab.
"Athar? Athar adiknya Archie?"
"Iya, Athar siapa lagi?"
Freya mendengarkan obrolan mereka. Ia terkejut sebenarnya. Jadi yang melintang itu adalah mobil Athar.
Dan dari obrolan dua orang yang mengapitnya, bisa disimpulkan bahwa bukan Athar yang menyuruh mereka. Lalu siapa?
Ngomong - ngomong mereka juga mengenal Archie. Dan langsung mengenali Athar.
Jadi mereka pasti masih ada hubungannya dengan mereka. Suruhan orang kaya. Suruhan kaum sultan. Tapi kenapa mereka justru menculik Raya seperti ini?
"Bukannya gadis ini tadi bersama Athar? Mereka berada dalam satu mobil, sebelum gadis ini turun dan kita serang. Athar tadi pasti melihat saat gadis ini kita bius. Makanya dia memutuskan untuk mengejar kita."
"Sial ... kenapa dia malah mengikuti kita, sih? Belum apa - apa kita udah ketahuan? Bos bisa marah besar."
"Tenang - tenang ... jangan panik. Lebih baik kita hubungi bos segera. Kita jelaskan apa adanya. Setelah bis tahu ternyata gadis ini tidak hanya dekat dengan Archie, tapi juga dengan Athar, bos pasti tidak akan jadi marah. Karena itu adalah informasi bagus."
Si perut buncit tertawa keras. "Benar juga. Gila ya gadis ini. Sudah menggaet kakaknya, masih doyan sama adiknya juga. Cantik sih, tapi busuk."
"Ya dia cantik karena terawat oleh duit. Makanya dia butuh banyak duit untuk bisa terus Cantik."
Mereka berdua tertawaan keras. Sementara dua orang di depan hanya diam. Sepertinya tidak paham dengan orbolan dua temannya.
Berarti kesimpulan Freya tadi benar. Mereka asli kaukasoid dan afro America. Mereka tidak mengerti bahasa Indonesia.
Freya sebenarnya tak terima kasih dibilang cantik hanya karena duit. Karena ia memang cantik alami dari sananya. Meski duit ikut andil dalam usahanya menjaga kecantikan.
Freya kembali membuka matanya sedikit. Di depan sana, pintu mobil yang melintang akhirnya terbuka. Seseorang keluar dari sana. Dan benar ... itu adalah Athar.
Mau apa lelaki itu? Mau menolongnya?
Astaga ... untuk apa juga Athar menolongnya? Bukannya lelaki itu benci pada Freya setengah mati?
Athar kini berdiri dengan tatapan mata tajam menghadap pada mobil ini. Seperti menantang semua orang untuk melawannya satu per satu.
"Halo, Bos." Si buncit menelepon sang bos. Ia mengaktifkan loud speaker.
"Kalian udah berhasil dapetin gadis itu?" tanya sang bos. Suara laki - laki. Suaranya terdengar berat.
Suara yang berusaha Freya kenali, namun belum berhasil.
"Ya, gadis itu ada bersama kami sekarang bos."
"Wah, kerja bagus. Kalian pastikan tidak ada orang yang tahu, kan?"
"Nah itu dia masalahnya bos."
"Apa? Kalian ketahuan orang lain?" Sang bos terdengar begitu marah.
"Tunggu dulu, bos. Tolong dengarkan dulu. Ya, kami memang ketahuan orang lain. Tapi bos pasti akan terkejut saat tahu orang lain itu siapa. Ini adalah sebuah informasi baru.'
Sang bos cukup lama menjawab. Sepertinya ia kesulitan mengendalikan emosi. "Memangnya siapa orang itu?"
"Dia adiknya Archie, Bos. Athar. Ternyata selain dekat dengan Archie, ia juga dekat dengan Athar. Menarik bukan, Bos?"
Sang bos pun tertawa keras. Terdengar sangat girang. "Oke oke ... kalau gitu cepat habisi si Athar juga, lalu bawa keduanya ke markas sesegera mungkin. Ingat, jangan sampai ada yang melihat lagi "
"Baik, Bos."
Telepon ditutup. Si buncit dan seseorang memakai masker yang menculik Freya segera pasang badan. Memastikan Freya masih pingsan. Freya pun segera menutup matanya rapat, tak ingin ketahuan.
"Hey, Bos asked us to knock him out and bring him along to the castle." Si buncit bicara dengan dua orang asing di depan, memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan.
Keduanya mengangguk mengerti. Mereka berdua sepertinya adalah ahli bela diri, dilihat dari postur keduanya yang tinggi besar.
Mereka berempat kemudian turun dari mobil, menuju ke depan untuk menghadapi Athar.
Athar dengan berani menatap mereka satu per satu. Menunggu mereka untuk mendekat.
Freya pun tak ingin kehilangan kesempatan ini. Ia harus memanfaatkan momen ini untuk segera melarikan diri.
***