Tidak Peduli

902 Kata
Ternyata usaha untuk melarikan diri itu tidak lah semudah yang Freya bayangkan. Simpul tali yang mengikat kedua tangannya sangat sulit untuk dilepas. Terlebih kedua tangannya diikat ke belakang pinggang. Membuatnya tidak bisa melihat bagaimana bentuk simpulnya. Sembari terus berusaha membuka tali, sesekali Freya menatap ke depan. Melihat bagaimana pertarungan sengit antara Athar melawan 4 orang lelaki berpakaian serba hitam itu. Freya pikir Athar hanya sok jago. Mengingat lelaki itu dilihat dari luar nampak seperti anak manja yang tidak bisa apa - apa. Berbeda dengan Archie yang memang terlihat tangguh luar dalam. Athar ternyata cukup jago bela diri. Entah apa jenis bela diri yang dilakukan Athar, Freya tak terlalu tahu masalah seperti itu. Tapi lelaki itu dengan lihai menghindari setiap pukulan yang melayang ke padanya, balik memberi serangan yang membuat lawan tumbang ke tanah, meski ia mendapat serangan bertubi - tubi dari berbagai arah. Freya terus berusaha membuka simpul talinya. Kadang ia merasa ingin menyerah, pasrah saja diculik untuk mereka. Namun dalam sekejap, semangatnya kembali membara. Ia kembali berusaha melepaskan simpul tali itu. Setelah berusaha keras, Freya akhirnya menemukan celah bagian tali yang sedikit mengendor karena terus ia tarik. Freya segera menelusuri bagian yang kendor itu dengan memanfaatkan Indra perabanya. Dan berhasil. Simpul tali akhirnya terlepas, dan kini tangannya telah bebas. Freya tak ingin terlalu lama melakukan selebrasi atas kebebasannya. Akan ia lakukan nanti saat ia benar - benar sudah kabur dari mereka. Freya cepat - cepat membuka pintu. Ia bergegas keluar. Memastikan tak ada yang melihatnya, Freya segera berlari dengan mengambil arah berlawanan dengan tempat para lelaki itu bertarung. Freya berlari secepat mungkin, secepat yang ia bisa. *** Athar mengernyit melihat pintu mobil pada penculik itu tiba - tiba terbuka. Freya keluar dari sana, kemudian berlari begitu saja. Sial. Gadis itu sudah lolos, dan malah pergi meninggalkannya. Padahal ia sudah ke sini, bahkan sampai bertarung, hanya untuk menolongnya. Seketika Athar menyesal karena sudah menolong wanita itu tadi. Harusnya ia biarkan saja Freya dibawa oleh penculik - penculik ini. Entah akan diapakan oleh mereka, silakan saja. Athar tidak akan peduli. Karena tatapan Athar yang fokus pada hal lain, salah satu dari penculik itu mengikuti arah pandangnya. Lelaki itu menyeringai saat tahu Freya kabur. Ia tanpa bicara apa pun, hanya segera undur diri dari pertarungan. Ia berlari untuk mengejar Freya tentu saja. Athar yang sejenak kehilangan fokus bertarung, hal itu dimanfaatkan betul oleh para lawannya. Si lelaki kaukasoid dengan sigap mendekap tubuh Athar, kemudian ia membanting lelaki itu hingga menghantam aspal dalam posisi terlentang. Seketika Athar jatuh pingsan karena kepala bagian belakangnya terbentur dengan keras. *** Freya berteriak ketika lelaki yang tadi membiusnya, kini kembali mengejarnya. Freya terus berlari, berusaha mempercepat laju langkahnya. Rasa takut mengalahkan rasa lelahnya. Ia terus berlari sekuat tenaga. Sayangnya kecepatan berlari Freya tentu kalah dibandingkan laki - laki. Terlebih lelaki itu memiliki sepasang kaki yang lebih panjang dari milik Freya. Serta sangat terlihat dari badannya jika lelaki itu sudah terlatih sedemikian rupa. Hanya dalam waktu sekejap, posisi Freya sudah sangat terancam. Posisi mereka sudah sangat berdekatan. Freya ingin pasrah. Tapi di saat bersamaan juga tidak mau. Ia menengok kanan kiri, berharap akan menemukan seorang manusia untuk dimintai tolong. Tapi nihil, sama sekali tidak ada orang -- satu pun. "Tolong!" Freya berteriak - teriak minta tolong. Sekali lagi, ia berharap ada secuil manusia di sana untuk dimintai tolong. Tapi tetap nihil. Tak ada siapa pun di sini. Baru saja Freya akan meminta tolong lagi, tubuhnya sudah didekap dari belakang oleh orang itu. Freya meronta - ronta, tapi sekali lagi segala usaha yang ia lakukan sepertinya sia - sia belaka. Lelaki itu menaikkan Freya ke atas pundaknya dalam posisi tengkurap. Kini tubuh Freya menekuk, posisi kepala di punggung si penculik, dan posisi kaki di bagian d**a si penculik. Meski sudah digendong seperti itu, Freya tetap berusaha meronta - ronta. Meski sekali lagi, hasilnya tetap sama -- sebuah kegagalan. Sang partner segera membuka pintu dari dalam ketika penculik yang membawa Freya sudah hampir sampai mobil. Freya dilempar masuk ke mobil, sampai kepalanya terbentuk. Freya berteriak karena kaget sekaligus sakit tentu saja. Penculik itu masuk ke mobil kemudian, dan mengikat kedua tangan Freya lagi. Freya melihat ke belakang. Di sana ada di buncit dan juga Athar yang tidak sadarkan diri. Freya tidak tahu apa yang terjadi hingga Athar pingsan seperti itu. Tentu karena tadi ia sudah kabur duluan. "Jangan coba - coba lari lagi, atau kamu akan bernasib sama dengan dia!" Penculik itu menggertak Freya dengan suara lantang nan keras. Freya hanya menatapnya dengan begitu tajam. Freya lalu menatap Athar kembali. Ada aliran darah di belakang telinga lelaki itu. Lukanya pasti berada di bagian belakang kepala. Pantas saja Athar langsung tak sadarkan diri seperti itu. Mobil kembali melaju kencang. Mobil Athar ternyata sudah tidak ada di depan sana. Dan baru Freya sadari, ternyata di sini tidak ada si Afro America. Yang menyetir di depan sana adalah si kaukasoid. Maka sudah dipastikan mobil Athar disetir oleh si Afro America. Karena kalau ditinggal di sini, mereka akan mudah ditemukan saat semua orang sudah tahu bahwa mereka diculik nanti. Yang Freya masih tak habis pikir adalah, bisa - bisanya orang - orang ini menculiknya? Motifnya kurang lebih Freya sudah tahu, karena ia sedang dekat dengan Archie. Jadi sudah dipastikan mereka adalah musuh - musuh Archie. Tapi ayo lah, Freya bahkan belum sedekat itu dengan Archie, sampai harus diculik seperti ini. Freya hanya takut Archie tidak peduli, meski nanti pada penculik ini sudah menghubungi lelaki itu. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN