Viren Pamungkas 2

922 Kata
'aku tidak kenal Viren Pamungkas.' Freya mengirim jawaban itu pada si orang asing. Freya pikir ia akan menjawab melalui telepon. Tapi tidak. Saat ini orang itu sedang menulis pesan. Freya sebenarnya bertanya - tanya. Bagaimana bisa nomor kontak manusia ini bisa ada di ponselnya. Sudah ada namanya pula. Apa ia termasuk salah satu perusahaan ternama, sehingga memiliki kemampuan untuk mengirim pesan atas nama perusahaannya? 'kamu kenal aku kok.' Itu dia jawaban si orang asing. 'nggak kenal. Nggak pernah punya temen namanya Viren Pamungkas.' Freya menjawab asal - asalan, dengan hati yang kesal. Ingin cuek, tapi ia juga penasaran. Ia harus tahu siapa orang ini. Dan juga berusaha memikirkan bagaimana bisa nomor ini bisa ada di ponselnya. 'aku memang bukan teman kamu.' Jawaban dari Viren Pamungkas kembali membuat Freya bertanya - tanya. Siapa ya kira - kira. 'ya sudah. Karena aku nggak kenal kamu. Dan kita bukan teman. Jangan balas pesan ini. Cukup sampai sini.' Freya akhirnya memilih untuk menyerah saja. Untuk apa meladeni orang tak jelas seperti si Viren Pamungkas ini. 'Yakin kamu mau mengakhiri semuanya, Freya?' Kedua bola mata Freya membulat. Orang ini juga tahu namanya ternyata. Siapa kira - kira ya? Apa ada salah satu teman kantornya yang sedang mengerjainya? Tapi siapa? 'aku mau bertemu, Frey.' Si Viren Pamungkas sudah mengirimkan pesan baru lagi. Padahal yang tadi saja belum dibalas. Tiba - tiba minta bertemu. Semakin aneh Saja. Freya saja belum ingat padanya. 'aku nggak ketemuan sama orang asing.' Freya akhirnya kembali menjawab. Meski terpaksa. Entah mengapa, Freya merasa terancam dengan adanya orang ini yang muncul secara tiba - tiba tanpa tahu asal - usulnya. Jangan - jangan Viren Pamungkas ini adalah hantu yang sedang coba menggangunya. 'kamu nggak ketemuan sama orang asing?' Viren Pamungkas kemudian mengirim stiker tertawa terpingkal - pingkal. Maksudnya apa, sih? Aneh sekali. Benar - benar aneh. 'gimana kalau orang asing ini menawarkan 50 juta untuk sekali kencan dengan kamu? Itu hanya kencan lho ya. Belum kalau tiba - tiba aku ingin tidur.' Freya mendelik membaca pesan itu. Apa - apaan sih ini? Jadi Viren Pamungkas adalah salah satu calon pelanggannya? Atau jangan - jangan sudah jadi pelanggan Freya, tapi Freya lupa. Buktinya nomor telepon orang itu sudah ada di ponselnya. 'Buat aku ingat dulu siapa Anda.' Freya akhirnya mengajukan syarat itu. Nominal 50 juta, untuk satu kali kencan, itu bukan nominal yang kecil. Ia tidak bisa menolak begitu saja. 'bisa jadi aku adalah yang paling muda, dan paling ganteng di antara yang sudah pernah.' Balasan dari Viren Pamungkas yang lagi - lagi membuat Freya mengernyitkan dahi. Mencoba mengingat, siapa anak muda yang pernah berkencan atau tidur dengannya. Dan ia mengaku tampan? Kebanyakan selama ini orang yang berkencan dengan Freya adalah bapak - bapak tua berperut buncit. Namun kaya raya dan mampu membayar mahal. 'sudah tahu siapa aku, sayang?' Ia kembali mengirim pesan. Freya juga segera membacanya. Semakin coba mengingat siapa kira - kira orang ini. 'baik lah karena kamu kesulitan inget aku, akan aku kasih petunjuk. Mau?' Astaga. Kalau ingin memberi petunjuk, kenapa harus bertanya mau atau tidak. Jelas Freya mau. Tapi jelas juga ia gengsi untuk mengatakan mau. 'cepat katakan kamu ini siapa?' Freya akhirnya membalas pesan itu. Tapi tidak meminta petunjuk. Melainkan minta segera diberi tahu siapa orang itu. Kemudian Viren Pamungkas mengirim stiker tertawa terpingkal - pingkal. Ia sedang mengetik pesan. Freya tidak sabar ingin membaca balasannya. Kira - kira ia akan langsung mengatakan siapa dirinya, atau hanya akan diberi petunjuk seperti apa yang ia tawarkan tadi. 'sebenarnya Viren Pamungkas bukan nama asli aku' Freya menggigit bibir bawahnya. Ternyata jawaban Viren Pamungkas tidak seperti yang Freya duga. Ia bukan langsung menjawab, bukan juga memberi petunjuk. Namun ia sedang mengetik pesan lagi sekarang. 'Viren itu sebenarnya versi pendek dari nama belakang aku. Itu petunjuk yang pertama.' Freya segera berpikir cepat. Jadi Viren sebenarnya adalah nama belakang. Tunggu .... ini .... Freya bahkan belum selesai mengatakan perkiraan siapa orang ini dalam otaknya. Tapi Viren Pamungkas sudah kembali mengirim pesan. 'petunjuk kedua ... kamu bilang aku adalah orang yang menyebalkan.' Benar kan. Karena kata menyebalkan itu belakangan sudah ia jadikan tanda untuk seseorang. Sehingga tiap membaca atau mendengar kata menyebalkan, Freya langsung memikirkan orang itu. Kenapa Freya bodoh sekali? Kenapa ia butuh waktu banyak untuk berpikir pula sedari tadi. Padahal hanya dengan mengingat peristiwa hilangnya ponselnya kapan hari, sudah jelas siapa tersangkanya. Jadi saat itu lah ia memasukkan nomor ponselnya, dan sudah memiliki rencana untuk menghubungi Freya kembali setelah ia mengembalikan ponsel itu pada Freya. Benar dugaan Freya, bahwa Athar benar - benar tidak akan melepaskan dirinya begitu saja. Athar akan terus mengejarnya, menghantuinya supaya Freya merasa tidak tenang ketika melancarkan aksinya untuk menjerat Archie. Dari nama lelaki itu saja, Viren Pamungkas, Freya seharusnya juga sudah bisa menebak. Viren adalah kependekan dari Virendra. Sementara Pamungkas artinya yang terakhir atau penghujung atau bungsu. Sesuai dengan faktanya, Athar adalah anak bungsu di keluarga Virendra. 'bagaimana Nona Freya? Anda pasti sudah tahu siapa saya, kan?' Freya membaca pesan itu. Namun tentu tidak akan pernah ia balas. Sialnya Athar kembali mengirimkan pesan. 'iya, benar ini adalah aku. Lelaki ganteng yang sempat mengunjungi kamu di kamar hotel. Tapi kamu malah memaki - maki aku. Dari sini akhirnya aku tahu pasti, bahwa informasi tentang kamu adalah seorang kupu - kupu malam ... itu ternyata benar adanya.' Freya semakin geram. Ia menggenggam ponselnya dengan erat. Begitu erat. Teramat sangat erat. Sepertinya proses dirinya mendapatkan Archie memang membutuhkan usaha yang berat. Tapi Freya tidak akan menyerah begitu saja. Karena apa yang akan ia dapatkan kelak, itu jauh lebih besar dibandingkan usaha kerasnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN