“Seharian ini aku hampir gila karena terus memikirkanmu,” bisik Mark, membuat wajah Megan merona. Saat ini … hanya ada temaram lampu kamar yang membuat keduanya saling menatap. Megan menundukkan wajah karena malu jika terus ditatap, Mark mengangkat dagunya dan mengecup bibirnya sesekali. “Aku ingin bekerja,” lirih Megan, membuat Mark mengelus rambut istrinya itu. “Bekerja? Untuk apa?” tanya Mark. “Aku tak suka seperti ini, aku ingin memiliki kegiatan agar pas jauh darimu aku jadi tidak terlalu kesepian,” jawab Megan, membuat Mark tersenyum mendengarkan. Wajah indah berseri itu terus merona, karena baru kali ini ia bisa berbicara secara santai pada suaminya, suami yang terus memaksanya menjadi bagian dari hidupnya, sedangkan Megan tahu sendiri bahwa suaminya itu memiliki istri yang dike