Saya Pemaaf dan Juga Baik Hati

1981 Kata

Gita bungkam. Matanya melotot bengis, mirip pemeran tokoh jahat di film-film horor. Gita mengepalkan tangannya, bersiap menghajar seseorang. Cewek gahar itu jauh lebih menakutkan kalau sedang marah. Arbi sudah menceritakan semuanya. Gita berteriak berkali-kali, bahkan sesekali dia menangis. Menangis karena meratapi kebodohan dan kepolosan Arbi. Gita sesenggukan dan mengumpat semaunya. "Git, jangan menangis di sini! Ini sekolah." Arbi menepuk pipi sepupunya itu. Gita menghapus air matanya dan menatap Arbi lagi. "Mas nggak marah? Nggak dendam?" "Saya terluka, Git! Kecewa..." Arbi menggeleng, lalu mencoba memasang senyum semanis mungkin. Bibirnya melebar dengan dramatis. Gita berdecih, menatap Arbi kesal. "Jangan pasang senyum kayak gitu di depanku, mas! Itu senyuman palsu!" Arbi menat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN