Linggar mengatur nafas, ia yakin bibirnya memerah dan membengkak, karena Darka menciumnya cukup lama. Otaknya sulit berpikir jernih, dan seakan lumpuh. Jujur ia sulit mencerna kata-kata Darka. Sungguh ia tidak mengenal siapa Pangeran Edward dan Wallis Simpson, terus apa hubungannya dengan laki-laki ini. Oh Tuhan, si b******k ini terlalu banyak membaca buku sejarah. Hampir saja ia mengiyakan ucapan laki-laki ini. Kata-kata maut Darka, begitu hebat, Linggar melepaskan tangannya, dan ia lalu berlalu pergi dari hadapan Darka. Ia tidak ingin terbuai dengan kata-kata manis itu lagi. Ia tidak tahu harus berkata apa terhadap laki-laki ini. Linggar keluar dari kamar, meninggalkan Darka seorang diri. Ini bahkan baru beberapa jam bersama Darka, ia sudah terbuai. Apalagi tiga hari kedepan bersama