Part 5

1230 Kata
Tepat di hari minggu, aku di temani adikku pergi ke rumah mas adit. Vino sengaja tak ku bawa karna khawatir ia akan bosan selama berada di rumah orang lain. Itu sebabnya dengan sengaja ku titipkan vino  pada ibu di rumah. Lagipula saat aku pergi, Aldi juga tak ada di rumah. Hari minggu pagi merupakan jadwal aldi bermain futsal bersama teman-teman kantornya. "Kakak yakin mau minta bantuan orang pintar? kok aku yang ragu ya kak," gumam adikku. "Ya bismillah aja lah de, mana tahu ini berhasil. Lagipula kita nggak bakal tahu hasilnya gimana kalau belum di coba sama sekali," balasku dengan yakin. Dengan mengendarai taksi, aku dan adikku pergi menuju rumah mas adit. Sesampainya disana, terlihat rumah nya sangat sepi seperti tidak ada orang. Lalu ku coba mengetuk pintu berulang kali namun belum ada satu pun jawaban. Sempat berpikir untuk kembali pulang kerumah karna mungkin saja mas adit sedang keluar padahal aku sudah membuat janji dengan nya untuk datang. "Vina, maaf ya lama bukain pintu nya tadi lagi di atas soalnya," sambut mas adit ketika aku sudah siap-siap melangkahkan kaki pulang. "Ayo masuk vin, langsung aja udah di tungguin kok sama abah." ajak mas aditz Aku pun mengekori langkah mas Adit untuk masuk lalu ia mengajakku ke ruang tengah bertemu ayah nya yang sedang terlihat asik membaca buku. "Abah, kenahkan ini vina teman adit yang tempo hari adit ceritain ke abah," ucap mas adit Abah yang di maksud mas Adit memandangku sesaat, "Mati nak vina silahkan duduk. Panggil saja saya abah. Saya sudah dengar sedikit cerita soal masalah nak vina dari adit,"  "sebelumnya, apa nak vina punya foto aldi dan bella?" tanya abah beberapa saat setelah aku duduk. Aku langsung sigap meraih ponselku dari dalam tas, ku buka folder foto di ponselku lalu ku cari foto Adit dan bella. "Ini pak fotonya, kalau yang berdua saya nggak punya, ada nya foto waktu kami bertiga," ucapku sambil menyerahkan ponsel ke tangan abah. "Boleh bantu saya sebutkan nama panjang mereka berdua nak." Perintah abah Setelah ku sebutkan nama lengkap Alid dan bella , abah sempat terdiam sebentar memandangi foto Adit dan bella dari layar ponsel. Sepertinya abah sedang menerawang, mulutnya juga terlihat seperti komat kamit ntah apa yang sedang ia ucapkan. "Bella ini pegangannya kuat nak vina, kalau kata orang kita backingannya hebat. Peliharaannya juga banyak. Jadi kamu harus waspada sama bella," aku sedikit terkesiap mendengar ucapan Abah. Pegangan? Backingan? Apa maksud ucapan Abah kali ini. "hmm...maksudnya gimana bah? saya kurang paham," tanyaku penasaran. Kemudian terlihat abas seperti menarik nafas pelan. "Iya, sepenglihatan mata batin saya bella ini kirim guna-guna ke suami nak vina. Nak vina selama ini sering di ganggu jin yang sosoknya hitam kan?  nah itu jin peliharaan bella, tugasnya ya untuk menjaga aldi supaya aldi takhluk dan selalu nurut sama bella. Kankan tujuannya memang mau memiliki aldi, suami nya mba vina. Selain itu, Jin ini juga di tugaskan untuk menyerang mba vina supaya mba vina ketakutan dan stress." Aku membelakakkan mata, Hampir tidak percaya aku mendengar penjelasan abah. Bagaimana mungkin bella sahabatku selama ini tega ingin merebut suamiku. Kenapa tidak dari dulu saja ia berpacaran dengan aldi. Kenapa baru sekarang saat aldi sudah menjadi suamiku. "Lalu saya harus bagaimana bah? jin ini memang sering ganggu saya di mimpi dan kehidupan nyata. saya hampir gila selalu di ganggu setiap saat!" "Apa yang harus saya lakukan ke bella ? jujur saya bingung bah harus bagaimana menghadapi nya." tanyaku bertubi-tubi. Abah terdiam sesat, lalu setelahnya mulai kembali buka suara. "Ya sudah ini abah bantu doa dan kasih kamu pagar ghaib juga. Selain itu abah bantu pantau dari sini ya. Ini ada air yang sudah abah bacain doa insya allah bisa mengangkal guna-guna dari bella." "Kamu campurkan saja air ini kedalam makanan atau minuman aldi tanpa sepengetahuannya, insya allah nanti pasti ada hasilnya," panjang lebar abah menjelaskan kepadaku. Aku hanya mengangguk tanda paham akan penjelasan abah saat itu, lalu setelahnya bergegas pulang karna takut aldi pulang duluan daripada aku. Namun sesampainya dirumah ternyata aldi belum juga pulang. Tak lama ku lihat aldi datang tapi ia tidak sendiri , Aldi datang bersama bella. Tanpa sungkan bella masuk ke dalam rumah dan langsung duduk di ruang tamu. Aku sendiri memutuskan langsung menuju kamar. Dan sesampainya di kamar, terdengar aldi sedang mandi saat itu. Cepat-cepat aku menuangkan air dari abah ke gelas minuman aldi yang ada di meja rias. Aldi memang selalu menaruh gelas minumanannya disana. Setelah ia selesai mandi, terlihat aldi membuka lemari dan melilih-milih baju seperti hendak pergi keluar lagi. aku langsung saja menghampiri aldi membawakan gelas minum yang sudah ku isi air dari abah. tanpa curiga sedikitpun Aldi menyambutnya dan meminumnya walau tak sampai habis. "Kamu baru pulang, udah mau pergi lagi di?" tanyaku penasaran. Aldi bergeming. Masih saja sibuk memilih baju yang akan ia kenakan, "kamu mau kemana lagi di?" tanyaku kembali. "Aku mau pergi jalan sama bella." jawab aldi singkat tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. "Please di, jangan giniin aku terus sampai kapan kamu dan bella jahatin aku gini!"  Aldi tetap terdiam, tak menjawab sedikitpun ucapanku. "Aldi tolong dengarin aku sekali ini di. Tolong jangan pergi tinggalin aku kaya gini!" pintaku sambil menangis. Tapi siapa sangka, Aldi hanya berlalu. Ia samasekali tak menghiraukan semua kata-kataku. Aku terus mencoba untuk melarangnya pergi, bahkan sempat ku tarik lengannya agar langkahnya terhenti tapi Aldi mengacuhkan ku dan lansgung meraih tangan bella serta membawa nya keluar dari rumah. Sedangkan Bella hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arahku seakan-akan ia berkata "aku yang menang kali ini." Iya bella memang menang saat ini, ia menang bisa membuat aldi tunduk dengan semua perintahnya. ** Hari demi hari, aldi makin intens bertemu dan berhubungan dengan bella. Sepertinya air yang di berikan abah tidak memberikan pengaruh apa-apa pada diri aldi. Aku cuma bisa merenung , merasa lelah dan l bingung. Apa lagi yang harus aku lakukan agar aldi bisa sadar akan kelakuannya. Aku akhirnya teringat perkataan mas adit untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan tuhan. Memperbanyak solat di rumah , dan memperbanyak waktu untuk mengadu pada tuhan akan segala masalah yang tengah aku hadapi saat ini. Bergegas aku mengambil air wudhu dan bersiap untuk solat isya. Aku tumpahkan segala keluh kesahku saat solat , tak terasa air mata ini jatuh saat aku berdoa. Namun, saat sedang khusyuknya berdoa ,  tiba-tiba jendela kamar kembali terhempas seperti waktu itu. Cepat-cepat aku berdiri dan mengunci jendela kamar  agar jendela itu tak terhempas kembali. Aku merasa sangat merinding saat mengunci jendela. Kali ini aku takut kalo sosok hitam yang kemarin ku lihat muncul lagi. Benar saja, saat ku balik badanku terlihat sosok hitam itu muncul lagi. Ia berdiri tepat di samping sajadahku. Aku seperti beku saat itu, tidak bisa bergerak sementara makhluk itu berusaha terus mendekatiku. Aku baca smua doa yang aku tahu, sambil memejamkan mata aku terus berdoa. Pelan-pelan ku buka mataku, mencoba mengintip apakah makhluk itu masih ada . Alhamdulilah makhluk itu sudah hilang dari pandanganku. Aku juga sudah bisa bergerak seperti sedia kala. Cepat-cepat aku melipat mukena dan sajadahku. Tapi, saat hendak melangkah ke ranjang. Ku lihat makhluk itu muncul lagi dan berusaha mendekati vino anakku. Aku berlari dan langsung memeluk vino , ku coba mengusir makhluk itu dengan sapu lidi yang ada di dekat meja. Makhluk itu hanya tertawa terbahak-terbahak. Ia tetap mencoba mendekatiku ,  sekuat tenaga aku membaca semua lantunan doa yang aku bisa. hasilnya ? apakah makhluk itu pergi ? tidaaakk , makhluk itu malah mengikutiku membaca semua doa yang aku lantunkan. aku semakin bingung harus berbuat apa , hingga akhirnya ku keluarkan jurus terakhir membaca ayat kursi. Dan akhirnya makhluk itu lenyap dari pandanganku. Ya tuhan, apalagi ini. Mau apa makhluk ini sebenarnya. Kenapa dia terus-terusan mengganggu aku. apakah benar makhluk ini sengaja bella kirim untuk membuatku gila. apakah makhluk ini akan berhenti menggangguku bila aku merelakan aldi untuk bella miliki? ku peluk vino sambil menangis , aku benar-benar takut vino celaka di buatnya. siapa lagi yang ku punya saat ini selain vino anakku. [bersambung]
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN