Kemana Aldi tadi malam ?
Pergi kemana ia bersama Bella ?
Lalu tidur dimana ?
Di kepala ku penuh dengan segala macam pertanyaan.
Lalu aku berinisiatif menelpon Aldi, namun sayang ponsel nya tidak aktif sedari tadi.
Ku coba untuk nekat menelpon Bella, namun hasilnya juga sama.
Apa-apaan mereka ini.
Apa mereka berdua sepakat untuk mematikan ponsel ?
Tapi supaya apa ?
Setelah lama menunggu akhirnya Aldi pulang kerumah. Saat di kamar tanpa basa-basi ku tanyakan kemana dia semalam. Apa alasan ia sampai tidak pulang dan tidur dimana ia semalam.
"Kemana aja dii, kamu nggak pulang semalaman? Kamu pergi keman ? Dari tadi aku coba hubungin kamu terus!" tanyaku sedikit emosi.
"Aku nggak kemana-mana, habis makan malam aku ketemu teman lama. Trus dia ngajak nongkrong dan ngobrol sampai aku lupa waktu." jawab Aldi dengan santainya.
Aku menggelengkan kepala tak percaya, jelas aku tahu dia sedang berbohong kali ini.
"Terus, kamu tidur dimana? Nggak mungkin kan tidur di tempat tongkrongan!" tanyaku kembali.
Aldi sempat terdiam memandang wajahku.
Raut wajahnya seperti orang yang sedang mencari-cari jawaban yang pas untuk di ucapkan.
"Aku pulang kerumah mama. Ya aku males aja pulang kerumah subuh-subuh pasti orang rumah bakal banyak tanya. Lagian kamu kok bawel banget sih nggak biasanya banyak tanya kaya gini!" jawab Aldi sambil berlalu meninggalkanku.
"Ya aku kan khawatir di sama kamu makanya aku tanya kemana kamu semalam,"
"Kamu nggak biasanya begini di, biasanya kalau apa-apa selalu kasih kabar. Ya wajar dong sebagai istri aku tanya kemana aja kamu semalam,"
Aldi bergeming. Memilih diam tanpa sedikitpun menjawab pertanyaanku.
"Diiii , Aldiiii kamu dengerin aku nggak sih?" cecarku penuh emosi.
Aldi tetap tak menjawab pertanyaanku, rupanya ia memilih untuk tidur dari pada menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang aku lontarkan kepada ya. Walupun aldi mengaku kalau semalam pulang kerumah orang tua nya, sedikitpun aku tidak percaya dengan ucapannya.
Lalu aku mencoba untuk memastikan ucapan Aldi dengan menelpon rumah ibu mertua ku saat itu juga. Dan saat ku telpon, Adik iparku yang mengangkat telpon ku saat itu.
[Adel, ini kak Vina. Maaf mengganggu semalam kak Aldi tidur disana?] tanyaku.
[Iya kak Vin, kak Aldi nginap disini dia datang sekitar jam dua malam.] jawab Adel adik perempuan Aldi.
[Memangnya kenapa kak Vinn? kak Aldi nggak cerita mau tidur di sini?]
[Nggak kok del, Kakak mau memastikan aja] jawabku kembali.
Rupanya Aldi tidak berbohong.
Ternyata adik iparku membenarkan kalau Aldi memang menginap disana semalam.
Namun yang membuatku heran, nggak biasanya sikap Aldi begini.
Biasanya kalau dia mau tidur di rumah mama mertua, dia pasti selalu mengabariku.
setelah menjawab pertanyaanku juga dengan santainya Aldi meninggalkan ku tidur.
Biasanya Aldi selalu mencium keningku , atau kalau pun berbuat salah ia selalu meminta maaf tanpa harus aku singgung.
Aku benar-benar semakin tak paham dengan kelakuan Aldi belakangan ini.
Banyak perilaku tak biasa yang di tunjukkan Aldi kepadaku.
**
Beberapa hari berlalu, sikap Aldi semakin berubah kepadaku. Aku terus bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan Aldi.
Sampai tiba suatu hari, aku nekat kembali membuntuti Aldi pulang kerja.
Benar saja apa yang aku duga selama ini, lagi-lagi sepulang kerja Aldi menjeput Bella lalu mengajak nya jalan ke mall dan makan malam bersama.
Aku semakin kesal karna saat di restoran terlihat dari kejauhan Bella menyuapi Aldi makan.
Mereka sungguh tampak mesra seperti pasangan yang sedang di mabuk asmara.
Tidak canggung mereka melakukan itu semua di depan umum. Rasanya mendidih kepala ini, kalau saja itu bukan tempat umum ingin rasanya ku siram muka Bella dengan air kobokan.
Apa mereka benar-benar tak mengganggapku sama sekali ? Apa sungguh tak tahan lagi dengan semua yang aku lihat di depan mataku.
Dengan tenang, aku menghampiri mereka berdua.
Aku langsung duduk di kursi kosong tempat mereka makan. Aldi sangat terkejut, sambil tersenyum aku memaksa Aldi pulang saat itu juga.
"Kalian lagi makan? Kok tumben aku nggak di ajak? Bukannya kemana-mana kita selalu sama-sama? Apa aku bukan bagian dari kalian lagi sekarang?" tanyaku santai.
"Terus ini udah beres belum? kalau udah, ayo Diii kita pulang Vino pasti udah nungguin dirumah." Lanjutku kemudian.
Bukan nya menyambut ajakan ku, dari raut wajahnya Aldi terlihat tak suka.
"Kamu apa-apaan sih Vin, kamu nggak malu di perhatikan orang di sekelilingmu. Ayo Bell kita pergi saja dari sini aku udah nggak nafsu makan!" ajak Aldi kepada Bella.
Merasa tak puas, aku berusaha menghadang Bella saat itu juga yang masih duduk manis di kursi nya.
"Bell, aku udah peringatin kamu baik-baik ya! Jangan sampai aku main kasar ke kamu. Kamu tahu sendiri kan Aldi itu suami ku Bell!" ancamku sambil menarik lengan bella yang hendak pergi bersama Aldi.
Bella hanya tersenyum, berbeda dengan Aldi yang sudah tak bisa menahan emosi nya kepadaku.
"Kamu nggak usah macam-macam ya vin. Jangan bikin keributan di tempat umum kaya gini!" ancam Aldi.
Bella kembali tersenyum penuh kemenangan menerima perlakuan Aldi yang jelas-jelas membela nya. Bella pun perlahan melepaskan tanganku dari lengannya. Tak jua ia menjawab ancamanku.
mereka berdua belalu begitu saja meninggalkanku.
Aku benar-benar di permalukan disini.
Suamiku sendiri malah pergi dengan wanita lain dan meninggalkan aku istrinya sendiri di tempat umum.
Ya tuhan apa yang sedang terjadi pada aldi ?
Ia tidak seperti aldi yang aku kenal selama ini.
Aldi lebih memilih pergi dengan Bella daripada aku istrinya sendiri.
Sepanjang jalan pulang aku menangis.
Ya untuk kesekian kalinya menangis.
Aku memang pro dalam urusan menangis , makanya dari dulu semasa sekolah aku sering di juluki Aldi ratu melow , karna kebiasaanku yang gampang menangis.
Aku benar-benar tak habis pikir dengan kelakukan Aldi yang semakin menjadi-jadi.
Sesampainya di rumah aku hanya mengurung diri.
Aku kembali menangis hingga tertidur.
"Bella kamu jangan macam-macam yaa, kamu kan tau Aldi suamiku. Beraninya kamu peluk-peluk Aldi di hadapanku!" ancamku penuh amarah.
Bella tergelak mendengar ucapanku. "Aldi sudah jadi milikku vin, sebentar lagi dia bakal ninggalin kamu demi aku," jawab bella sumringah
"Jangan mimpi ya kamu Bella, mau gimana pun Aldi itu suami aku suami sah ku, kamu nggak berhak sama sekali memiliki Aldi,"
"Kita lihat saja vin, kamu bakal nangis darah saat tau Aldi lebih memilih aku daripada kamu , apapun akan aku lakukan buat dapatin Aldi dan milikin Aldi!" ucap Bella sambil tertawa.
Tak lama aku terjaga,
Rupanya Di dalam tidur aku bermimpi melihat Bella memeluk Aldi. Bella tertawa dan mengolok-olok ku.
Ingin aku menarik Aldi dari sisi Bella, namun seperti ada sosok hitam besar yang menahan langkahku.
Sosok itu tinggi besar bertanduk dan bermata merah , ntah aku pun tak paham sosok apa sebenarnya itu.
Yang pasti sosok itu memegangku erat-erat sehingga aku tak bisa menggapai Aldi.
Aku berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari makhluk itu, aku juga berusaha keras untuk bisa sadar dan keluar dari mimpi itu.
sekuat tenaga aku mengingat tuhan hingga akhirnya aku terbangun dari mimpi buruk tadi.
Ke esokan harinya aku teringat akan mas Adit ,
ku raih ponselku l,
Ku hubungi mas Adit dan ku ajak ia untuk menemuiku di kedai tempat kami bertemu kemarin.
Sampai di kedua, Ku ceritakan smua yang ku alami beberapa waktu terakhir ini kepada mas Adit termasuk mimpi buruk yang sering aku alami.
"Aldi semakin hari sikapnya semakin aneh mas , aku semakin nggak paham dengan kelakuannya,"
"Belum lagi aku seperti di teror dengan makhluk-makhluk ghaib yang tak tahu tujuannya apa , aku hampir gila di buatnya mas," jelasku pada mas Adit.
"Ini nggak boleh di biarin Vin , nanti bisa semakin parah." jawab mas aldi
"Ya kalau nggak ada iman aja , mungkin sekarang aku udah bunuh diri mas. Aku sebenarnya nggak kuat di teror terus seperti ini. Aku nggak tahu harus gimana supaya bisa lepas dari teror-teror ini,"
"Gimana kalau kamu ketemu sama orang tua mas saja, mereka biasa menangani kasus seperi ini " ajak mas Adit.
"Maksud mas, orang tua mas orang pintar gitu ya ?" tanyaku penasaran.
"Iya vin, siapa tau mereka bisa bantu kamu mengatasi semua ini kan nggak ada salahnya di coba."
"Yang penting kamu yakin aja dulu Vin kalau semua masalah pasti bisa di selesaikan," ucap mas Adit sambil meyakinkanku.
Setelag mendengar semua keluh kesahku , mas Adit semakin yakin kalau memang ada yang tidak beres dengan Aldi.
Mas Adit menyarankan agar aku untuk menemui orang tua nya yang memang "Orang Pintar" dan paham hal-hal ghaib seperti ini.
Kami pun membuat janji untuk bertemu hari minggu depan di rumah mas Adit.
Aku berharap usaha yang ku lakukan ini membuahkan hasil dan Aldi bisa kembali normal seperti sedia kala .