12

1131 Kata

Nenek memandang jam dinding dengan gelisah, lalu tatapannya tertuju ke arah pintu. Sudah jam delapan lewat, tapi cucu dan istrinya itu belum juga datang. Apa Evan benar-benar ingin mempermalukannya? "Tenanglah, Nek, kakak pasti bentar lagi datang." Andini meraih tangan nenek, mengajaknya duduk di kursi. Nenek mengembuskan napas. Wajahnya yang dibungkus jilbab pink kalem tampak sebal. Ia terus memandang ke arah pintu sambil menggerutu. "Bagaimana aku bisa tenang? Anak itu, selalu saja membuatku kesal. Lihat sudah jam berapa itu? Bagaimana mungkin Evan belum datang juga? Sangat lamban!" katanya sambil mengusap d**a. Gelangnya yang besar tampak berkilauan oleh cahaya lampu. "Kakak pasti datang." Andini mencoba meyakinkan. Ditatapnya jam dinding sekilas. Ia tersenyum saat salah satu teman n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN