2nd Teen - Lynne The Water Princess

1205 Kata
          Sementara itu, di dalam air Miyuki menyelam sambil memperhatikan sekelilingnya untuk mencari kalung itu. Ia tidak tahu apa yang membuatnya begitu nekat untuk melompat ke dalam danau. Begitu banyak ikan-ikan berukuran besar yang ternyata dipelihara di danau itu. Tiba-tiba, tertangkap olehnya sesuatu yang janggal di dasar danau. Gadis itu berenang mendekati sesuatu yang mencuri perhatiannya itu. Sebuah patung batu ! Dengan bentuk yang aneh bagi Miyuki, patung itu berdiri dengan kokohnya. Yang janggal dalam pemikiran gadis itu adalah patung itu sama sekali tidak berlumut ! Padahal menurut Miyuki, patung itu pastilah sudah lama di dasar danau karena danau ini dipagari dan siapapun dilarang berenang ke dalamnya.             Buku itu ! Pikir Miyuki secara mendadak. Ia memandang sekelilingnya dan melihat bahwa ini adalah tempat dimana ia tidak bisa mendengar suara manusia tetapi ia dapat mendengar suara-suara ikan yang sangat aneh menurutnya. Seperti suara gemuruh rendah. Hatinya berdegup dengan kencang dan ia sangat berminat untuk menyelidiki tempat itu lebih jauh. Ia masih sanggup bernapas di dalam danau itu lebih lama dari perkiraannya. Gadis itu mendekati patung batu itu sambil tetap berusaha tenang agar udara dalam paru-parunya tidak keluar secara mendadak. “Buatlah tanda bintang sebesar cahaya di atasmu dengan apapun yang kau temukan...” batinnya dan ia langsung menengadah ke atas.           Tepat ! Cahaya matahari menembus tempat itu dan sepertinya posisi matahari sangat pas dengan patung batu itu. Miyuki kembali memandang ke bawah dan melihat daerah mana saja yang masih terkena cahaya matahari. Ia berenang kembali mengambil salah satu ranting kayu di dasar danau dan mulai membuat tanda bintang dengan cepat. Udara dalam paru-parunya mulai berkurang sehingga dia harus cepat menyelesaikannya. “Berikutnya, aku harus membubuhkan tanda diriku pada tengahnya. Tapi, apa tanda diriku ??? jika aku harus meletakkannya di tengah, berarti pada patung batu itu...” pikir Miyuki keras.            Ia kembali berenang mendekati patung batu itu dan tersentak menyadari sesuatu. Tanpa berlama-lama, ia langsung menusukkan ibu jarinya pada sebuah ranting yang cukup panjang. Darah yang keluar langsung bercampur dengan air danau. Dengan mengernyit, Miyuki menekan ibu jarinya ke patung batu itu dan berusaha agar darahnya melekat pada permukaannya.             Saat jemarinya menyentuh batu itu dan darah yang keluar tetap langsung membaur dengan air, saat itu jugalah patung itu tiba-tiba berubah warna menjadi merah darah seperti menyerap darah Miyuki. Gadis itu terlonjak kaget dan mengeluarkan sedikit udara yang masih tersisa. Ia masih berusaha bertahan untuk menyaksikan. Tangannya telah dilepaskannya dari patung batu itu.             Patung itu kemudian bergetar hebat dan membuat air di sekitar Miyuki menjadi berputar pelan. Gadis itu ketakutan memandang sekelilingnya karena nampaknya segala sesuatu yang berada di danau itu mengawasinya. Semua ikan-ikan yang ada berenang terpaku di tempatnya sambil mengarahkan wajah mereka pada gadis berambut pendek itu. Setelah bergetar beberapa saat, patung itu mengeluarkan cahaya terang yang menyilaukan mata. Miyuki masih tetap berusaha membuka matanya dalam cahaya terang itu untuk melihat dengan jelas karena sekarang patung itu tiba-tiba membelah menjadi dua dan dari dalam batu itu keluar sebuah bola cahaya yang ternyata memancarkan cahaya terang tadi. Bola cahaya itu melayang tanpa bergerak dari tempatnya. Miyuki mengernyit dan memandang bola itu lebih dekat. Apa ini adalah 'diriku yang lain' ? pikir Miyuki. Tangannya menjulur dan berusaha menggapai bola cahaya itu.             Dengan cepat, bola cahaya itu tiba-tiba langsung masuk ke dalam telapak tangan Miyuki. Gadis itu semakin tersentak karena ia merasakan bola itu menjalari bagian dalam tubuhnya seperti bola api. Bola cahaya itu terus masuk sampai ke jantung Miyuki dan gadis itu semakin panik. Ia telah membuang seluruh oksigen dalam paru-parunya karena mulai meronta terhadap panasnya bola cahaya itu.             Setelah meronta dan menendang-nendang air selama beberapa menit, Miyuki terdiam dan melayang lunglai. Ada yang aneh pada tubuhnya sekarang. Ia bisa merasakan air yang masuk ke paru-parunya sangat menyegarkan dan bernapas dengan tenang seolah-olah air adalah udara baginya. Ia memperhatikan setiap bagian tubuhnya yang dirasakannya bergerak dengan bebas dan leluasa. Dipandanginya ada sebuah simbol bintang pada punggung tangan kanannya. Saat ia masih menikmati kekagetannya karena bisa bernapas di dalam air, Miyuki pun menyadari bahwa pandangan sekeliling danau itu berubah lebih tajam dari biasanya. Dengan sigap, ia memandang sekelilingnya dan mendengar gemuruh suara ikan-ikan itu semakin besar. Ada ketakutan yang merayap dalam dirinya. Miyuki memutuskan untuk kembali ke permukaan danau daripada terjadi hal yang tidak diinginkannya.             Berusaha untuk tidak menarik perhatian ikan-ikan itu, Miyuki berenang dengan pelan menuju ke atas. ZAASSSHH !!! Secara tiba-tiba, ikan-ikan besar berwarna hitam itu menyerangnya. Dengan panik, Miyuki berusaha mengelak dari semua gigitan dan sisik-sisik tajam ikan-ikan itu. Lengan dan kakinya banyak tergores disana-sini. Ia terus memberontak dengan ketakutan. Ikan-ikan itu sepertinya menyerangnya dengan membabi buta. Mereka terus saja menabrakkan tubuh mereka yang bersisik ke tubuh Miyuki dan menggigiti kulitnya. Perih telah dirasakan Miyuki ketika kulitnya mulai mengelupas dan darahnya semakin banyak membaur dengan air danau.             Tiba-tiba saja ia tersentak karena mendengar suara dari dalam hatinya yang menyebutkan sebuah kata. Tanpa berpikir panjang, Miyuki mendorong ikan-ikan yang menyerangnya juga sambil berusaha berteriak. “Aquillo !!!” alih-alih berpikir bahwa gelembung udara yang akan keluar dari bibirnya, sebuah suara lantang dari dirinya sendiri dapat bergema di dalam air itu.             Sebuah pusaran air keluar dari telapak tangan Miyuki dan membuat ikan-ikan yang berusaha menyerangnya terjebak dalam pusaran air menjauhinya. Miyuki masih memandangi kejadian itu dengan pandangan tidak percaya. Masih ada beberapa ikan besar yang mencoba menyerangnya lagi sehingga langsung membuyarkan lamunan Miyuki. “Aquillo !!!” dicobanya sekali lagi dan sebuah pusaran air kembali keluar dari telapak tangannya. Pusaran air itu membawa ikan-ikan yang berusaha menyerang Miyuki menjauh darinya. Setelah beberapa saat pusaran air itu menghilang, ikan-ikan itu terlihat terlalu pusing untuk kembali menyerang.             Miyuki kembali memandangi telapak tangannya dengan takjub. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tiba-tiba, terdengar sebuah alunan merdu dari belakangnya. Miyuki berbalik dan berusaha melihat jika ada sesuatu yang bergerak mendekatinya. Gadis itu sudah bersiap-siap untuk mempertahankan diri kembali saat ia diserang. Tapi, sosok itu tidak kelihatan dari manapun.             GRAAAKK !!! terdengar suara dari dasar danau. Miyuki menoleh dan memperhatikan bahwa tanahnya bergetar membuka. Tidak berapa lama, Miyuki sudah terpana melihat sesuatu yang menakjubkan keluar dari dasar danau. Seorang wanita berambut merah membara keluar dari belahan tanah itu. Tubuhnya dibalut dengan ratusan mutiara yang berkilau. Dan yang lebih mengejutkan bagi Miyuki adalah karena yang berada di depannya saat ini adalah putri duyung ! Makhluk dongeng yang katanya akan menjemputnya adalah seekor putri duyung. Putri duyung itu keluar secara utuh dari belahan tanah dan Miyuki dapat melihat ekornya yang bersisik emas. Kulitnya berpendar indah dan memukau gadis itu.             Dengan pelan, ia membuka matanya. Sepasang bola mata berwarna biru laut yang misterius menatapnya. Miyuki tersentak seakan sadar dari lamunannya. “Akhirnya anda tiba juga, Lady.” suaranya bergaung di dalam danau itu. Miyuki masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia berusaha untuk mengusap-usap matanya karena mengira ia bermimpi. Putri duyung itu tersenyum dengan ramah.            “A...Apa kau berasal dari buku itu ? Maksudku buku Treasure of the Earth.” tanya Miyuki memberanikan diri dan ia kembali menyadari bahwa ia dapat berbicara di dalam air. “Ya. Kau berjodoh denganku, Lady. Kau berhasil memecahkan teka-teki kitab itu.” jawab sang putri duyung. Miyuki tidak berkata apa-apa dan masih terpaku memandang makhluk dongeng di depannya. “Maaf, saya sudah tidak sopan karena lupa memperkenalkan diri. Saya adalah penjaga kekuatan air, Lynne.” lanjutnya dengan sopan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN