Hanya penulis amatir yang terobsesi dengan dark romance dewasa dan psikologi.
Follow Instagram aku di @innovel_np untuk tahu wajah tokoh-tokoh dan tempat-tempat di dalam novelku.
All right reserved. NO PLAGIAT. Baik sebagian, seluruhnya, atau menyadur. Karyaku di lindungi undang-undang loh soalnya. Nanti kamu urusannya sama hukum. ^^
“Goedemorgen liefje,” sapa suara yang hangat tepat di telinganya, sebelum membelai tengkuknya dengan hembusan nafas yang hangat. “Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?” Tanyanya seraya memeluknya lebih erat.
Gadis itu bisa otot-otot d**a dan perut laki-laki itu menekan punggungnya. Kulit dengan kulit. Panas. Matanya melebar dan pikirannya meliar. Tidak sulit untuk menyadari apa yang terjadi. Dan untuk sesaat, ia lupa caranya untuk bernafas. Panik. Mau mati rasanya!
‘g**a! Ini benar-benar g**a!’
____
Untuk Rani, Adit --the sweet bad boy, sekaligus alih waris tunggal keluarga tersohor di Bali-- merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya. Meski kadang agak arogan, mereka adalah pasangan yang sempurna. Hampir seperti memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Sampai kemudian, kesempatan untuk mengejar mimpi di Utrecht, Belanda, mulai mengancam hubungan mereka.
Pedih, cemburu, dendam dan ragu mulai mewarnai hari-hari Adit dan Rani. Ditambah lagi, saat hubungan mereka sedang dipertanyakan, sosok-sosok lain perlahan masuk ke dalam kehidupan mereka. Mampukah Adit dan Rani bertahan?
Barisan Wild Romance Lover dan pejuang LDR, yuk merapat!
WARNING: MATURE CONTENT!!! 21+ Romance dewasa. MOHON BIJAKLAH DALAM MEMILIH. Novel ini mengandung KONTEN DEWASA dan KEKERASAN. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah umur.
Biarkan aku mati. Alex memejamkan matanya, meraih pinggulku, menghentakkan tubuhku melawan tubuhnya. "Behenti!"Aku melayangkan tanganku, menampar pipinya. Alex berhenti. Terdiam.
Sekarang apa? “Aku tidak mau…” Aku terisak. Air mataku pecah. Alex mengusap pipinya dengan tangannya. Lalu menyeringai. Matanya berkilat.
PLAK!
“Berhenti jual mahal!” Pipiku terbakar, perih. Matanya menatapku dengan tatapan ganas. Seperti binatang liar, yang makanannya dicuri. Aku bergedik. “Pelacur.” Umpatnya, sebelum kembali memompa ekornya dengan nafas yang memburu. Aku berhenti meronta. Tidak akan ada gunanya. Dia bisa saja mencekikku sekarang. Cepat atau lambat, ini akan berakhir. Arghh. Bukan dagingku. Bukan tubuhku. Bukan aku. Jiwaku menenangkanku. Butiran air mata jatuh dari sudut mataku, mengalir ke telingaku.
Cinta yang aku pelajari dari orangtuaku, adalah rasa sakit yang tidak berujung. Setidaknya sampai kematian bapakku mempertemukan aku dengan Alex. Laki-laki sempurna, yang mengubah hidupku sekali dan untuk selamanya. Laki-laki yang membuat negeri asing tempatku berada sekarang terasa seperti rumah. Dari Alex aku belajar kalau aku bisa terluka dan pulih pada saat yang sama. Dari Alex juga aku belajar kalau apa yang aku alami, tidak menentukan nilaiku sebagai seorang perempuan.
WARNING: MATURE CONTENT!!! 21+ Romance dewasa. MOHON BIJAKLAH DALAM MEMILIH. Novel ini mengandung KONTEN DEWASA dan GANGGUAN KEJIAWAAN. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah umur.
Dadaku mengembang dan mengempis seirama dengan tarikan nafasku. Malam ini, aku tidak merasa seperti diriku sendiri. Tanganku bergerak dengan sendirinya, menyentuh sisi kanan wajahnya. Jari-jariku menyusuri cuping telinganya, lalu turun ke pipi dan garis rahangnya. Biasanya aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini. Tapi sekarang aku tidak bisa berpikir jernih. ‘Well. Persetan dengan perempuan baik!’ suara kecil di kepalaku berteriak. ‘Man marry b***h, anyway!’
Nathan merapatkan wajahnya lebih dekat, nafasnya menyentuh kulitku. Tubuhku tersentak merasakan gigitan kecil di ujung jariku. Bibir lembut merah muda itu, menghisap jari telunjuk masuk ke dalam. Matanya menatap mataku. “Kamu berada di dalam masalah besar Nona.” Nathan berbisik di telingaku, setengah mendesah, sensual. Sebelum menggigit cuping telingaku. Aku memejamkan mataku dan menyandarkan kepalaku ke dinding. “Bolehkah aku?” Hanya butuh satu anggukan kecil, untuk melepaskan nafsu binatang dalam laki-laki itu.
Saat kami bertemu untuk pertama kalinya, jiwa kami memanggil satu sama lain. Hampir seperti, kami pernah bersama di kehidupan yang sebelumnya. Aku mencintai jiwanya, bahkan sebelum aku bisa menyentuh kulitnya.
Tapi apa jadinya kalau cinta hadir pada waktu yang salah? Aku yang terluka dan dia yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.
Apa salah kalau kami ingin bahagia?