BAB 1. Merindukan Di Antara Hujan

716 Words
Tahu kah engkau wahai hujan saat ini aku benar merindu kan sosok diri nya, hati ku telah lama dingin karena dia sudah membawa pergi semua hangat di hati ku, setiap hujan turun dengan deras setiap itu pula aku merindukan nya merindukan dia yang wajah nya sudah mulai samar dalam ingatan ku waktu berlalu dengan begitu mudah semudah dia pergi dari hidup ku tapi begitu sulit untuk aku melupakan nya, apa kabar dia di sana hujan? Aku telah mengirim kan salam rindu ku di antara hujan bahwa di setiap petir yg menggelegar sekuat itu lah rindu ku pada nya semoga dia bahagia di sana satu doa yg ku pinta untuk nya ***** Sepuluh tahun berlalu dengan cepat tapi aku dan hati ku masih sama masih menunggu dan merindu kan nya walau semua tentang dia sudah mulai samar dalam ingatan ku tapi hati ku menolak lupa tentang bagai mana dia mencintai ku dulu, hati ku masih mengingat dengan jelas bagai mana hangat nya perlakuan dia terhadap ku bahkan teman teman ku pun akan iri melihat perlakuan manis nya terhadap ku, ya dia hanya milik ku saat itu, sekarang aku hanya perlu menyesuaikan kan diri dan hati ku saja untuk mengenang nya yg sampai detik ini aku tak tau kabar dan keberadaan nya, dia seperti hilang di telan hujan di antara malam yg keberadaan nya tertutupi kegelapan tak pernah ku temukan sedikit pun kabar tentang dia setelah pergi tanpa pesan sepuluh tahun lalu. ***** Sore ini hujan mengguyur deras kota, aku yang baru saja selesai dari pekerjaan ku tak perduli sederas apa hujan sore ini mengguyur ku, ku terobos hujan sore ini dengan berjalan santai menikmati dingin nya butiran butiran air hujan yang berjatuhan membasahi tubuh ku, aku tak perduli aku kebasahan dan kedinginan aku menyukai nya menyukai kebasahan dan kedinginan di bawah deras nya air hujan, semoga kerinduan ku hilang di bawa oleh deras nya hujan sore ini, aku sungguh mulai lelah merindukan nya yang tak pernah lagi ku dengar entah bagai mana kabar tentang nya, apa kah dia juga merindu kan ku seperti aku yang begitu merindukan nya? Mungkin kah begitu?? Aku lelah menerka sesuatu yang tak pasti jawaban nya, bukan kah sudah cukup banyak waktu yang ku habis kan tanpa dia bahkan sepuluh tahun ku tanpa nya mengapa tak menghilangkan ingatan ku tentang dia, hujan pun mungkin jenuh menutupi air mata ku di tahun tahun pertama dia meninggal kan ku mengapa tak bisa ku hapus juga dia dari kerinduan ku. ****** Ku lihat dari kejauhan sosok lelaki yang ku kenal memegang payung berjalan dengan terburu buru ke arah ku, seperti ada kekhawatiran terpancar jelas dari raut wajah nya, aku tersenyum memandang nya sambil terus melangkah ke arah nya, aku suka melihat wajah khawatir nya pada ku, ya dia Fathan ku, Fathan Pramudya sosok lelaki yang selalu sabar dan tak pernah meninggal kan ku "Asyaaa" Dia memanggil ku sambil berlari kecil ke arah ku "ini hujan kenapa gak nunggu di depan kantor aja" Sambung nya sambil menarik tangan ku untuk memegang payung yang di bawa nya sedang kan dia sibuk memakai kan jaket yang seperti nya sengaja di bawa nya untuk ku. " Deket gitu kepeleset aja sampek ngapain nunggu di depan kantor kedinginan kayak orang b**o' " Jawab ku santai sambil bercanda, di ambil nya payung di tangan ku kami pun berjalan beriringan di bawah payung yang sama " Kamu bisa sakit Asya" Omel nya lagi " Kan ada Fathan, apa guna nya kamu ngekorin aku kalau ngerawat aku aja gak bisa " Jawab ku seenak nya sambil cengengesan, dia menatap ku jengah karna tak pernah berhasil mengomeli ku. Sesampai nya di depan rumah kosan aku langsung membuka pintu rumah ku " Buruan mandi nanti masuk angin " Seru Fathan sambil mendorong ku masuk ke kamar mandi, tak berapa lama ku dengar lagi suara Fathan dari balik pintu kamar mandi sambil sedikit berteriak " Asya aku buatin s**u panas di atas meja jangan lupa di minum ya " " Ya " Ku jawab sedikit berteriak juga agar Fathan mendengar nya " Aku pulang " Pamit Fathan dan tak berapa lama ku dengar suara pintu tertutup seperti nya Fathan memang pulang. Aku dan Fathan memang sengaja ngontrak bersebelahan agar kami bisa saling menjaga satu sama lain di kota ini, kota tempat aku dan Fathan melarikan diri. BERSAMBUNG....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD