BAB 2. KOTA PELARIAN

1287 Words
Sepuluh tahun lalu tepat saat dia meninggal kan ku, aku seperti kehilangan separuh jiwa ku dia yang selalu ada di saat aku membutuh kan nya pergi tanpa sepatah kata pun pada ku, aku menangis setiap mengingat bagai mana dia membuat ku selalu nyaman dengan nya dan nyata yang harus ku Terima kenyamanan yang selalu dia berikan membuat ku menaruh seluruh hati ku pada nya hingga membuat ku hampir gila saat tak menemukan nya, mencari keberadaan nya dengan teman sekelas nya mereka mengatakan " Dia pindah keluar negri" Belum cukup puas dengan jawaban mereka sepulang sekolah aku meminta Bunga sahabat ku menemani ku menemui nya, dengan bermodal kan alamat yang di beri kan Fathan sahabat baik nya. Ku pencet bel di depan pagar rumah besar itu dengan tangan ku yang sudah berkeringat karna gugup, tak berapa lama pagar tinggi itu terbuka menampilkan kan sosok lelaki tinggi tegap berseragam security. " Maaf dik ada perlu apa? " Tanya satpam itu sopan " Benar ini rumah Arka pak? " Tanya bunga sahabat ku " Oh ya benar " Jawab satpam itu " Arka nya ada pak " Tanya ku tak sabar ingin mengetahui segera di mana Arka ku " Mas Arka dan keluarga nya keluar negri dik " Deg deg deg deg jantung ku seketika sakit serasa di remas perih dan tanpa ku sadari tes tes tes air mata ku mengalir dengan sendiri nya tanpa aba aba dari ku, Bunga yang mengetahui patah hati ku segera berpamitan pada Satpam itu dan membawa ku pergi dari komplek rumah Arka, aku makin menangis sejadi jadi nya di pelukan bunga, kami duduk di ujung komplek perumahan sambil menunggu angkutan datang tak henti Bunga memeluk ku sambil menepuk nepuk bahu ku pelan memberi ku kekuatan " Yuk pulang " Kata nya sambil membimbing langkah ku menuju angkutan yg akan membawa kami pulang, aku hanya mengangguk pasrah mengiakan ajakan nya. ******* Sebulan berlalu dari kejadian itu aku lebih menjadi pendiam, Bunga yang seolah tau rasa sakit ku tak banyak bicara dia seperti memberi ku ruang untuk diri ku sampai benar benar pulih dari kesakitan ku, bel berbunyi menanda kan berakhir nya pelajaran. " Tha mau liburan kemana? " Tanya Bunga pada ku " Di rumah aja Nga " Jawab ku sedikit lesu " Kok gak semangat gitu sih??, gak seneng ya liburan?? " Tanya nya lagi " Huuuffff.... " Aku menghela nafas ku, Bunga mengerut kan dahi nya heran melihat ku " Kenapa lagi Tha? " Tanya nya lembut sambil meraih tangan ku dan mengusap punggung tangan ku lembut, " Temeni aku please " Aku menarik tangan ku yg di sapu bunga dan memohon pada nya " Cukup Tha kita udah bolak balik ke sana Arka udah pergi Thasya, ayo lah lupain dia udah cukup patah hati nya Tha mau sampai kapan kamu kayak gini?! " Suara Bunga terdengar sedikit meninggi mungkin dia lelah menghadapi ku yang tak kunjung sembuh dari rasa patah hati ku, ya ku akui Bunga punya andil yang besar menguat kan ku, Bunga memang sahabat terbaik ku, tanpa ku sadari air mata ku menetes dengan deras aku tak tau dari mana datang nya air mata ku akhir akhir ini seperti mata air yg tak pernah kering keluar dengan deras, sesungguh nya aku juga tak ingin menangis aku benar benar terlihat cengeng semenjak dia pergi dari hidup ku tanpa pemberitahuan, " Please " Kata ku lagi masih memohon pada Bunga " Ini yang terakhir aku temenin kamu Tha " Kata nya sambil menggendong ransel nya berjalan keluar pintu kelas, dengan cepat aku menghapus air mata ku dan berlari mengejar nya ku hampiri Bunga menyamai langkah nya, " Makasih Bunga " Ku peluk lengan Bunga sambil kepala ku bersandar di bahu nya. ****** Masih sama seperti hari hari lalu pagar rumah Arka masih tetap tertutup rapat, aku hanya bisa memandangi pagar rumah nya dari sebrang pasar dengan fikiran yg melayang jauh entah kemana, tiba tiba pagar rumah itu terbuka tampak sosok anak lelaki memakai topi hitam kluar dari sana deg deg deg jantung ku berdegup cepat aku menoleh ke arah Bunga, Bunga juga menoleh ke arah ku seperti ada raut harapan terpancar di wajah bunga, aku pun senang bukan main melihat sosok lelaki tinggi berperawakan yg sama seperti Arka kalau aku tak salah ingat, aku sungguh berharap kalau itu Arka ku, tanpa ragu aku lari ke arah lelaki itu, " Arka " Aku memanggil nya tepat di depan ku sambil nafas ku yg sedikit tersengal karna lari mengejar nya " Natasya " Seru lelaki itu, sambil membuka topi yang dia pakai " Fathan? " Kata Bunga dari belakang ku setelah melihat ternyata Fathan lah lelaki di balik topi hitam yang baru saja keluar dari balik pagar rumah Arka Jlebb tiba tiba ada rasa kecewa mengetahui dia bukan Arka, tapi tunggu fikir ku mungkin kah Arka sudah pulang kenapa Fathan ada di sini? " Apa Arka ada di dalam Than?? " Tanya ku " Arka?? Sya Arka di luar negri nerusin pendidikan nya, jadi kalian yang di bilang pak Satpam dua orang siswi beberapa kali datang liatin pager trus pulang??? " Tanya Fathan bergantian melihat ku dan bunga, aku hanya bisa mengangguk lesu, " Mau minum di seberang?? " Tawar Fathan pada kami, Bunga yang melihat ku sudah tak bertenaga langsung mengiakan dan menarik tangan ku masuk ke dalam mobil Fathan. ***** Beberapa bulan berlalu aku tak tau dari mana awal nya karna aku sibuk dengan hati ku yang patah sampai tak tau bahwa Bunga dan Fathan menjadi sangat dekat sejak hari itu. Waktu terus berlalu tanpa terasa dua tahun sudah Arka pergi dari ku tanpa kabar, hari ini adalah hari kelulusan ku tampak raut gembira terpancar dari semua teman teman kelas ku Fathan datang memberiku selamat juga rangkaian bunga indah, aku menjadi akrab dengan nya sejak hari di mana aku menangis mencurah kan seluruh luka ku pada Fathan, dia selalu ada bersama ku selain Bunga, yang belakangan persahabatan kami bertiga menjadi renggang karna putus nya Fathan dan Bunga, aku sibuk dengan luka hati ku tanpa ku tahu kedua teman ku sedang terluka dan patah hati seperti ku dua tahun lalu, Fathan bungkam tentang putus nya hubungan mereka Bunga juga menjauh dan tak pernah memberi kabar lagi pada ku setelah kelulusan kami. " Kamu srius mau ke Jogja Sya?, kamu gak punya siapa siapa di sana Sya bahaya " Oceh Fathan pada ku saat kami makan bareng di rumah ku " Jangan bolehin Asya pergi bun " Rayu Fathah pada Bunda ku " Bunda bisa apa Than, Papa nya Thata juga udah bilangin buat kuliah di sini aja tapi Thata ngotot mau ke Jogja " Bunda menjelaskan dengan raut wajah tak rela " Udah lah Bun, kita udah bahas ini sebelum nya kalau emang Thata mau di sana apa boleh buat kita dukung aja percayakan semua sama Thata, dan jaga diri baik baik di sana " Sambung Papa membela Thasya " Pasti Pa, maksih banyak ya Pa Nun, Thata sayang Papa sama Bunda " Sahut ku manja " Oh jadi loe gak sayang gue " Sambung Fathan dengan suara di sedih sedih kan " Hahaha ia ia aku juga sayang Fathan " Jawab ku yg di sambut senyum ceria Fathan " Tunggu aku Sya selesai semester ini aku juga nanti pindah ke sana biar ada yang jaga kamu" Kata Fathan yang mendapat dukungan dari papa dan bunda. Semua berjalan dengan takdir tak terduga begitu pun takdir ku dan Fathan kami benar benar melarikan diri ke kota ini dari semua yg terjadi di kota kami aku ingin menentramkan hati ku, begitu juga hati Fathan yg ternyata Bunga patah kan dengan pertunangan Bunga dengan calon yg sudah di pilih kan Orang tua Bunga, aku tak tahu ternyata hati Fathan sama hancur nya seperti hati ku. BERSAMBUNG.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD