Masa Lalu Yang Menjadi Cerita

2441 Words
“Point apa yang sebenarnya ingin kamu ceritakan mengenai kondisi mbakmu?” Ucap Pak Tetua. "Iya pak benar, point nya bukan disitu." Sahutku. "Sekarang Yani, saya minta tolong ceritakan kondisi mbakmu, dan sakit seperti apa yang dia alami" tanya Pak Tetua. "Mbak sari merasakan ngilu yang teramat di bagian vitalnya, dan di bagian itu pula mengeluarkan cairan seperti nanah bercampur darah yang baunya sangat busuk dan menyengat. Itulah sebabnya mbak sari tidak mau diperiksakan ke Dokter. Karena mbak Sari malu dengan keadaannya yang menderita penyakit kelamin akut." Jelasku. "......." pak tetua terperangah dan terdiam mendengar penjelasan ku mengenai keadaan mbak Sari. "Waktu masih sehat, mbak Sari sering merintih kesakitan di malam-malam tertentu, dan saya mengetahuinya di saat pagi harinya. Saat itu mbak sari sampai tidak bisa berjalan dan saya harus memapahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setidaknya selama sebulan sekali mbak Sari mengalami kejadian seperti itu. Dan hal itu saya alami sejak masih ngontrak bersama mbak Sari, dan sampai sekarang masih berulang hal yang serupa." Jelasku. Nampak Pak Tetua membenarkan posisi duduknya, Pak Tetua menyandarkan bahunya di kursi dan menarik nafas panjang, seakan dia menunjukan wajah yang benar-benar tidak menyangka akan cerita yang baru saja dia dengar. "Apakah mbakmu punya hutang di Bank?" tanya Pak Tetua. “Kok tiba-tiba tanya itu Pak? Hubungannya apa Pak, antara penyakit mbak Sari dan Hutang di Bank?” Tanyaku balik terheran-heran. Karena pertanyaan Pak Tetua sama sekali tidak nyambung dengan apa yang baru saka aku ceritakan. “Jawab saja, nanti kamu juga paham.” Ujar Pak Tetua. "Setahu saya, mbak Sari tidak pernah berurusan dengan bank. Karena memang tidak ada aset yang bisa dijaminkan Pak. Dan memang karena kami tidak memiliki aset apapun sebelum kemari." Jawabku. "Apakah mbakmu punya kontrak dengan makhluk ghaib." potong pak tetua ditengah penjelasan ku. "Entahlah Pak kalau itu, saya tidak begitu yakin, tapi bagaimana Bapak bisa menduganya?" tanyaku. "Karena harga tanah dan rumah yang kamu dan mbakmu tinggali itu mahal Yani. Hampir mustahil dalam jangka beberapa tahun bekerja mbakmu sudah langsung bisa membeli keduanya. Ditambah lagi saat itu mbakmu langsung membeli tanah dibelakang rumah kalian untuk dibangun dan dijadikan kontrakan. Coba kamu bayangkan, apakah ini memungkinkan bagi seorang wanita dengan pekerjaan malam bisa membeli dalam jangka waktu satu atau dua tahun saja?" tanya Pak Tetua. “Saya juga pernah berpikir seperti itu, namun saya tidak begitu menghiraukannya Pak. Karena semenjak kami tidak tinggal dirumah suami mbak Sari, kehidupan mbak Sari semakin lebih baik, dan seakan gampang mencari uang.” Ucapku. "Apa yang kamu tau mengenai kontrak mbakmu dengan makhluk ghoib yang membuatnya kaya?" timpalnya kembali. Aku coba menceritakan potongan demi potongan kepada Pak Tetua Desa tentang bagaimana aku bisa mengetahui kalau Mbak Sari memiliki pesugihan ghoib dan bagaimana ritualnya. Walaupun ini juga masih sebatas dugaan ku. ..... ..... ..... ..... ..... Setelah kami mendapat kontrakan baru setelah diusir dari rumah suami mbak Sari. Malam harinya itu mbak Sari pamit pergi, entah mbak Sari pergi kemana. Yang saya tau, selama kami tinggal bersama dikontrakkan itu mbak Sari masih menjadi pekerja malam, dan sama sekali mbak Sari tidak pernah membawa tamunya untuk pulang kekontrakkan kami. Hingga tiba suatu ketika mbak Sari membawa seorang laki laki yang seusianya dan diperkenalkan kepadaku, namanya Anton dan dia teman sekolah mbak sari sekaligus cinta pertama mbak Sari semasa SMA. Dimalam mbak sari membawa Anton kerumah, di malam itu juga mbak sari memberiku uang untuk makan, kemudian mbak sari pergi pamit keluar bersama Anton. Saat mbak Sari memberi saya uang banyak, disitu saya terkaget dan merasa heran. Kenapa mbak Sari memberi uang sebanyak ini, dan langsung pamit pergi. Ternyata saya baru sadar setelah itu. Mbak sari memberikan uang banyak itu dikarena dimalam itu mbak Sari pamit pergi dan baru pulang di bulan depan. Mbak Sari juga kembali bersama Anton juga. Kejanggalan dimulai dari setelah kedatangan mbak Sari yang menghilang selama sebulan itu. Di pagi hari aku mendengar mbak Sari memanggilku dengan kencang, tersentak aku kaget dan langsung menuju kamar mbak Sari. Keterkejutan saya tidak berhenti disitu, jantungku semakin berdegup keras ketika memasuki kamar mbak Sari, karena Saya melihat Anton seperti orang yang pingsan dengan tubuh tengkurap dan tanpa pakaian yang menutup tubuhnya. Mbak Sari meminta tolong kepadaku untuk mengambilkan selimut guna menutupi tubuh Anton yang sedang dalam keadaan tak sadarkan diri. Kemudian mbak Sari memintaku untuk membopongnya. "Mbak sebenarnya ada apa? Kok mas anton telanjang dan seperti orang pingsan?” Tanyaku. "Sudah, kamu diam aja dan bantu mbak ke kamar mandi." Jawab mbak Sari. "mbak sari kenapa kok sampai tidak bisa jalan begini?" tanyaku, sembari membopong mbak sari kekamar mandi. "Sudahlah yani, kamu jangan banyak tanya dan bantu aja mbakmu ini untuk cuci muka dan bantu mbak berpakaian." Jawab Mbak Sari, yang kembali menyuruhku agar tidak banyak bertanya. “....” aku pun hanya diam dan membantunya, menuruti seperti yang diminta. Saat itu aku melihat hal yang membuatku ikut merasakan ngilu, dimana mbak Sari mengeluh kalau disekitar k*********a sangat sakit sekali, hingga dia tidak bisa berjalan karena terjadi gesekan antara paha. Dan Jika sedikit saja pahanya bergerak maka ngilu yang ada dikemaluan mbak Sari sudah terasa dengan hebat seakan menjalar dari pangkal paha ke seluruh tubuh. Saat anton tersadar, diapun mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami oleh mbak Sari. Di kisaran kemaluan Anton perih dan sakit sekali katanya. Nampak saat keluar kamar tangan Anton memegang tembok seperti menahan tubuh agar tak jatuh dan mulai berjalan merambat sambil meringis kesakitan. Dan anehnya lagi, selang beberapa lama setelah kejadian di pagi itu. Saya melihat mereka berdua asik duduk diruang tamu sambil berbincang dan bersenda gurau. Seakan seperti tidak pernah terjadi sesuatu hal yang menyakitkan bagi mereka. Dan raut muka mereka malah justru seperti orang yang sedang berbahagia. "..(Sebenarnya apa yang terjadi?).." dalam benakku bertanya-tanya. Setelah kejadian itu,kejanggalan demi kejanggalan saya temui. Dimana hampir setiap sebulan sekali mbak Sari mengalami hal semacam itu, dengan berganti-ganti pasangan. Dan pasangan mbak sari mengalami kondisi yang sama persis dengan yang dialami oleh Anton di pagi harinya. Lebih aneh nya setelah kejadian semacam itu, aku menemui kain kafan putih diatas meja yang berisikan perhiasan emas batangan di pagi harinya. Karena hanya aku seorang yang membersihkan dan mengurusi kamar mbak Sari. Dan tepat dimana kontrak rumah kami habis masa sewanya, Anton datang kembali untuk membantu perpindahan kami ke rumah yang sekarang ini kami tinggali. Anton hadir di rumah kami hanya dua kali saat kami mengontrak rumah. Yang pertama saat mbak Sari pergi selama sebulan dan kembali bersamanya dan yang kedua saat membantu kami kemas barang untuk pindah kerumah baru. Hingga dan mbak Sari mentap dan menjadi warga sini. Saya juga tidak pernah lagi bertemu dengan Anton sampai sekarang. Walaupun sudah tidak tinggal serumah, namun mbak Sari tetap menjaga komunikasi dengan anak-anaknya. Dan, di suatu ketika anak perempuan mbak sari bersama suaminya berkunjung kerumah baru kami, dan menginap. Saya melihat hal yang sama terjadi kepada menantu mbak Sari. Keesokan paginya suami dari anak perempuan mbak Sari sudah tergeletak lemas dikamar mbak Sari, tanpa sehelai benangpun ditubuhnya. Mbak Sari memanggilku untuk menutupi tubuh menantunya dan memintaku membopongnya ke kamar mandi. Lebih mengenaskan lagi, putri mbak sari sedang mencari suaminya hingga lewat didepan kamar ibunya. Secara tak terduga dia mengetahui suaminya tergeletak lemas tanpa pakaian dikamar ibunya. Raut muka putri mbak Sari seketika itu berubah marah, dan kemarahannya tertuju kepada suaminya, namun setelah dia mengetahui bahwa suaminya tak sadar diri, sontak kemarahan itu berubah arah kepada ibunya. Disaat itu pula pertikaian caci maki keluar dari mulut putri mbak Sari. Setelah suaminya tersadar putri mbak Sari langsung memutuskan pergi dari rumah kami. Kejadian itu membuat mbak Sari murung sampai hampir sebulan. "Mbak Sari kok tega melakukan dengan menantu sendiri?" tanyaku sembari bereksperi kesal terhadapnya. "Mbak juga gak tau Yani, kenapa yang masuk kamar malah menantu mbak, ini diluar kendali mbak." Jawabnya. "Maksudnya gimana mbak?" tanyaku penasaran. "Aah sudahlah.. Kamu ngurusin mbak aja Yani, semua juga sudah terjadi, ini diluar keinginan mbakmu ini." Jawab mbak Sari. "...." Aku hanya diam sembari membantu mbak Sari mengenakan pakaian. Hingga sampai sekarang anak perempuan mbak Sari tak lagi pernah mengunjunginya lagi. Bahkan mbak Sari berulangkali mencoba berkomunikasi kepada anak perempuannya tetapi tidak pernah ada respon darinya. Hanya saya yang masih berkomunikasi dengan putri mbak Sari. Dan ketika mbak Sari ingin mengetahui kabar tentang putrinya. Mbak Sari memintaku untuk meneleponya, lalu mbak Sari ikut mendengarkan suara putrinya sembari menangis disebelah ku. Dan ada titik dimana anak laki laki mbak sari juga mengalami hal yang sama saat berkunjung kerumah kami. ..... ..... ..... ..... ..... Seketika setelah aku menyelesaikan ceritaku kepada tetua desa, sikap Pak Tetua Desa langsung berubah yang tadinya bijaksana menjadi tegas. Pak Tetua Desa lalu memanggil kedua anaknya, dan berkata juga kepadaku. "Ayo ikut bapak, kita kerumah mbak Sari, Yani ayo kita kerumahmu." Ucap Pak Tetua sembari berdiri setelah kedua putranya menghampiri kami di ruang tamu, dari dalam rumah. Aku sangat kaget melihat pak tetua desa langsung bersikap seperti itu, dengan ekspresi yang sangat serius ditunjukan. Seketika itu kita berempat berjalan kerumah guna menemui mbak Sari. Ditengah perjalananku pulang bersama mereka, Pak Tetua Desa berkata padaku. "Saya akan membantu sebisa mungkin agar mbakmu lepas dari makhluk itu, semoga mbakmu bisa kuat Yani." Ucapnya yang sama sekali tak kumengerti. "Iya Pak, matur suwun sanget pak (Terima kasih banyak pak), sudah mau membantu." Sahutku spontan. "Saya sudah paham pesugihan macam apa yang mbakmu lakukan." Tambah nya. Sesampai kami dirumah, aku membuka gerbang, lantas berjalan masuk dan kubuka pintu rumah. Kemudian mempersilahkan Pak Tetua dengan kedua putranya untuk mengikuti ku masuk menuju kamar mbak Sari. Sesampai di depan kamar mbak Sari, bau busuk dari penyakit mbak Sari sudah tercium oleh mereka. Bahkan kedua anak Pak Tetua Desa nampak sekali menahan mual akan hal itu. Aku yang sudah terbiasa akan bau itu juga mencium aroma yang sangat menyengat yang tidak seperti biasanya. Setelah pintu kamar mbak Sari aku buka, mereka masuk dan melihat keadaan mbak sari. Belum ada 5 menit di dalam kamar, kedua putra Tetua Desa langsung keluar dan muntah muntah di samping kamar mbak Sari yang memang itu adalah kamar mandi. Kami dikagetkan dengan jatuhnya salah satu anak Tetua Desa tepat didepan kamar mbak Sari. Pak Tetua spontan langsung berlari dan membantu anaknya berdiri. Setelah ditanya, anak Tetua Desa mengaku, seperti ada yang menghantamnya saat muntah tadi di wastafel dapur samping kamar mandi. Kemudian Pak Tetua berjalan menuju kamar mandi dan setelah di cek, Pak Tetua Desa seperti menemukan sesuatu. Dia hentak hentakan kakinya kelantai dapur, terdengar suara yang menggema, seperti ada ruang kosong dibawah lantai dapur. "Yani. Tolong kemari" panggilnya. "Ada apa Pak?" jawabku segera meninggalkan kamar dan menuju ketempat Tetua Desa. "Dibawah sini apa isinya? Kenapa ketika di injak menggema suaranya, seperti ada ruangan kosong?" Tanya Pak Tetua. "Itu tempat air pak." Jawabku. "Kamu yakin Yani? Karena pandanganku, aku melihat tidak ada air melainkan ada seperti kamar, dan sosok besar hitam yang aku ceritakan kepadamu tadi." Ucap Tetua Desa. "Saya hanya dikasih tau sama mbak Sari Pak, dulu saya juga pernah bertanya kepada mbak Sari, 'kok lantai dapur menggema ya jika diinjak,' mbak Sari hanya menjelaskan kalo dibawah dapur ini tandon air, dan jangan sekali kali kamu buka pintu airnya yang ada dibawah wastafel itu, karena tandon nya dalam, dan jika kamu terpeleset bisa terkunci dari luar" Sahutku. Pak Tetua Desa menyuruh anaknya untuk membuka pintu tandon air yang ada di bawah wastafel dan anak satunya memegangi badannya. Dan setelah terbuka, disitulah kita semua tersentak. Bahwasanya selama ini yang kukira tandon air ternyata bukan. Yang kami lihat adalah semacam ruangan bawah tanah yang luas dengan anak tangga untuk turun dan tertata sangat rapi seperti kamar pengantin lengkap dengan hiasannya. Lalu Tetua Desa mulai duduk bersila, dia menyuruh anaknya menutup pintu kamar mbak sari dan menjaganya didepan sedangkan anak satu lagi menjaga pintu kamar rahasia yang selama ini kukira tandon air. Pak Tetua menyuruhku diam disampingnya dan bantu doa sebisanya untuk kesembuhan mbak Sari. Dari mulut Tetua Desa mulai keluar suara, dia berdoa yang terus menerus dan berulang-ulang dibacakan. Seketika, saat itu ada angin yang tiba-tiba meniup dengan kencang dan hawa dingin mulai datang. Suara gesekan daun-daun yang tertiup angin seakan mau roboh dan meruntuhkan genteng diatas kami. Aku dan kedua putera Pak Tetua dikagetkan dengan bergetar nya pintu kamar mbak Sari dibarengi dengan pintu kamar rahasia yang seakan akan memaksa untuk terbuka. "GOBRAK..!!" suara pintu berulang kali terdengar. "Tahan, jangan sampai terbuka" ucap Tetua Desa kepada kedua anaknya. Seketika anak tetua desa menahan pintu masing-masing agar tidak terbuka. Bersamaan dengan pintu yang menekan untuk terbuka, terdengar dari dalam kamar mbak Sari menjerit jerit kesakitan. Jeritan suara mbak Sari terdengar serak dan panjang terus terdengar, seakan aku ikut merasakan sakitnya yang dialami mbak Sari. Pak Tetua sudah memberi pesan kepadaku, apapun yang terjadi jangan mencoba menolong mbak Sari. Aku hanya bisa menangis dan menahan diri saat ikut merasakan bagaimana mbak Sari kesakitan. Suara pintu terus terdengar diiringi jeritan mbak sari. hinga suara mbak sari sangat keras dan panjang. "aarrgghh........." nyaringnya suara mbak Sari yang sedang mengerang kesakitan berangsur-angsur pelan dan menghilang. Begitupula suara pintu yang sudah mulai diam dan diiringi hembusan angin yang kembali sunyi. "Kamu boleh masuk kemar mbakmu Yani." Tetua tiba tiba berucap seperti itu. Aku langsung berdiri dan membuka pintu kamar. "...." aku terpatri didepan pintu melihat mbak Sari yang sudah terbujur kaku. Seketika aku berteriak kepada Tetua Desa. "Pak Tetua, Mbak Sari Pak..!! Mbak Sari..!!" sambil berlinang air mata, aku langsung memeluk tubuh mbak Sari yang sudah terbujur kaku. Kepala yang mendongak keatas, mata yang melotot tajam dan mulut yang terbuka lebar, menandakan betapa sakitnya mbak Sari saat sakratul maut tiba. Pak Tetua Desa menyuruhku menyiapkan segalanya dan dibersihkan malam itu juga. Di malam itu kedua anak Pak Tetua mengabari warga kampung yang tak lama langsung membantu proses pemandian dan mengkafani mbak sari. Tetua Desa mengajakku berbincang berdua. "Yani, kamu masih ingat teman mbak mu yang namanya Anton?" Tanya Pak Tetua. "Iya pak, emangnya kenapa?" Sahutku sembari terus menangis melihat proses pengkhafanan mbak Sari. "Apakah dia pernah kemari lagi setelah mengantarkan kepindahan kalian yang kamu ceritakan waktu itu?" Tanya Pak Tetua. "Owh iya Pak, saya lupa belum menceritakannya. Seminggu yang lalu Anton kemari saat tau keadaan mbak Sari yang sedang sakit. Dan hanya Anton satu-satu nya orang selain saya yang diperbolehkan mbak Sari untuk menemuinya." Jawabku. "Apa kamu tau, apakah Anton juga melakukan pesugihan seperti mbakmu?" Tanya Pak Tetua. "Pengetahuan saya hanya seputar mbak Sari saja Pak. Mengenai Anton saya tidak tau akan hal itu. Tapi, jika menurut pandangan saya. Anton mengetahui segalanya mengenai mbak Sari Pak. Bahkan saya punya rencana ingin menghubungi Anton setelah acara pemakaman mbak sari nanti." Jawabku sembari terus menghapus air mataku yang keluar. "Saya setuju Yani, agar semuanya terungkap jelas. Darimana asal muasal pesugihan itu mbakmu dapat." Ucap Pak Tetua. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD