aku b***k suamikuUpdated at Jan 11, 2021, 02:47
Plak! Plak! Plak!.
Bunyi telapak tangan yang beradu tepat mengenai daging tipis pembalut tulang wajah bagian kiri dan kananku.
"Ampun mas ... sakit ...." Hanya itu yang bisa aku ucapkan berharap agar tamparan itu berhenti.
"Dasar istri tidak berguna, pembawa sial. Apa saja yang kau lakukan seharian, sudah berapa kali aku bilang pulang itu harus bawa uang." ucapnya sambil menendang bokongku.
"Ampun mas ... sakittt ... aaaku ...." Belum sampai aku menjawab, kakinya sudah lebih dulu menendang pinggulku.
"Makanya jadi istri itu yang becus. Lain kali harus bawa uang biar ngak dipukul. Dari dulu sudah aku bilang ngemis aja, biar bisa menghasilkan duit, masih aja ngelunjak."
Terlahir dengan kondisi cacat tidak membuatku pasrah dengan takdir kehidupan. Berusaha menjadi seorang yang tegar hanya memiliki satu mata yang dapat berfungsi dengan baik. Bertubuh pendek dan kurus. Sehingga banyak orang yang mencaci dan menghinaku. Bahkan ada yang bilang kalau aku ini adalah kurcaci. Walaupun demikian aku jadikan itu sebagai penyemangat hidup. Berharap suatu saat akan menjadi pujian bagi mereka.
Hidup sebatang kara. Selalu berusaha untuk bertahan dengan Mas Deni karena memang dia satu-satunya yang aku punya. Dari kecil aku sudah yatim piatu.
Orang tuaku tak pernah menperkenalkan aku pada saudaranya. Hingga aku tidak tahu bahkan tidak mengenali siapa sanak saudaraku. Entah dimana meraka semua.
Orang tuaku memang hidup menjauh dari keluarga besarnya. Penyebabnya aku sendiri tak tahu. Karena ingin membesarkan aku. Mereka berani mengambil resiko karena tak menginginkan kehadiranku yang cacat.
Bagi mereka aku ini adalah aib di keluarga. Kehadiranku adalah hasil dari hubungan terlarang orang tuaku. Entah mengapa aku yang menjadi korban dari semua ini. Padahal aku tidak tau apa-apa yang mereka perbuat sehingga aku harus menanggung penderitaan sepahit ini. Walaupun demikian, aku selalu berusaha tetap sabar dan tegar untuk terus melanjutkan hidup.