sketsa jalanan ,sulitnya pekerjaan yang selama ini dicarinya ,membuat pria kelahiran jambi 1996 ini menjadi pelukis jalanan.Updated at Nov 14, 2021, 02:04
dengan bermodalkan bakat dan Niat yang selama ini melekat pada dirinya sejak lahir dan ketekunannya pada coretan coretan seadanya lahirlah niat dan tekat melanjutkan hidup merantau ke pulau jawa dimana kota yang dituju adalah kota pelajar YOGYAKARTA ,
perjalanan yang melelahkan melewati segala rintangan tetap dijalani seperti langkah langkah menuju kesuksesan dalam impiannya,saat tiba disalah satu terminal kota yogyakarta dan tak jauh dari pusat keramaian ,hiruk pikuk terminal dan asongan saat itu membungkam mulutnya untuk menghisap rokok sebatang yang ada disaku kemeja ,dengan mata yang mengamati setiap palang penunjuk arah dicarinya sebuah kata MALIOBORO sebagai tujuan utama ,beberapa bis trans yang melintas bertuliskan malioboro sdh berlalu beberapa saat sebelum dia masuk ke halte melewati loket ,sambil menghitung lembaran lembaran ribuan tersisa duduk paling sudut diantara bangku tersisa sesaat bispun datang tepat disaat dia sdh mulai gelisah ,sambil melongok kekanan dan kekir mengamati setiap tikungan jalan terlewati dia berdiri seakan enggan melewati arah jalan dan angan untuk kembali ,suara operator otomatis terdengar halte malioboro sdh didepannya pintupun terbuka disinilah pertama kali menginjakan tapak kaki dengan doa dan niat salam dan memohon bahwa langkah langkahnya direstui sang MAHA pencipta sebagai langkah mencari jati diri dan kehidupan yang layak dikemudian hari,
disudut jalan sebuah warung kopi dituju segelas kopi dan sebungkus nasi menghiasi senyum sapa penjual yang menyapa dirinya ,dari mana mas tanya penjual warung ,dengan sedikit gugup sambil menurunkan tas ransel yang masih melekat dipunggungnya dia menjawab ,
dari jambi Pak
owww kata pemilik warung
sdh dapat hotel?
atau ada sodara yang jemput ?
tanya pemilik warung
belum pak , saya lagi cari teman baru untuk cari kerja di yogyakarta
jawab Ali
perkenalan antara ali dan pemilik warung bernama misdi twrjalan beberapa saat dengan saling mencari informasi kerjaan dan pengalaman
Ali Sodikin nama pemuda ini , lahir di jambi sumatra barat tahun 1996
status perjaka pekerjaan swasta
agama Islam tertera pada KTP identitas yang ditunjukkan pada pemilik warung sebagai bukti otentik warga Negara dengan jujur dikantinginya kembali Idwntitas diri sebagai bagian dari beberapa dokumen pribadi ,
mas Ali kl mau kos ada disebelah rumah saya tanya pak Misdi menawarkan kamar kos untuk ALi
yang saat itu masih sibuk dengan asap rokok dimulutnya
iya Pak jawab Ali
saya tidak punya uang untuk kos karena uang yang ada tinggal 140 ribu dikantongnya dan beberapa ribuan tersisa ,
begini saja masalah uang kos bisa nyicil karena harga kamar sebulan 200 ribu untuk satu orang disana nanti saya bantu daripada tidur dijalan pak misdi merasa kasian melihat ALI sendiri ,pak misdi menawarkan ransel yang dibawa bisa mirip warung kalo Ali malu jalan jalan sambil menunjuk toilet umum dan Mushola kl mau mandi atau Sholat Ashar ,sambil berucap terima kasih Ali pin bergegas menuju toilet dan mandi lanjut sholat beberapa saat ,,setelah selesai mulailah jalan menyusuri trotoar sepanjang jalan Malioboro yang saat itu lagi ramai pengunjung dipenghujung minggu,berbagai dagang dan asesoris yang ada tidak luput dari pandangan mata Ali yang saat itu lagi mencari dimana ada pelukis atau penjual seni yang ada hubungannya sama bakatnya ,sebentar sebentar berhenti dan melihat kekamar dan kekiri matanya menuju seberang jalan andai ada pelukis atau penjual lukisan disini,tepat didepan jalan DAGEN disebwrang jalan terlihat lukisan hitam putih dalam pigura bergambar Sang PROKLAMATOR Ir Soekarno cepat cepat dihampirinya karya lukis itu dan mencari siapa pemiliknya sambil bertanya kepada penjual sendal didepan toko Ali menanyakan pemilik lukisan itu ,beberapa saat penjual sendal sambil mencari Agus sang pelukis dipojok beberapa toko dari dagangannya , sebentar mas jawab Penjal sendal saya pangilkan yang punya,,sesaat tiba Lelaki bertubuh sedikit kekar berbaju nyentrik warna hitam dengan topi dan aksesoris rantai didompetnya.
sambil berkata Iya Mas mau pesen lukisan ? tanya Agus. fan ali segera menjawab mau tanya Pak kl jual lukisan disini juga boleh ? tamya Ali dengan polos ,aguspun segera menjawab wah ga bisa mas ini lapak saya numpang juga jadi ngga bsa kampung lukisan orang lain saya saja memajang cmn satu gambar disini ga bs lebih ,owww jawab ali sambil menggut manggut iya pak saya jg bida menggambar pingin jual gambaran saha siapa tau bisa laku disini dengan polosnya ,coba tempat lain kata agus sambil menunjuk arah dimana hotel mutiara dan menunjuk sebuah nama Radit cari saja nama Radit didepan toko liman tanyakan apa bisa jualan atau nitip gambar disana sambil berjabat tangan memoerkenalkan nama saya ALi pak. ake jawab agus sambil tersenyu saya Agus mas ,setelah pamit berjalanlah aALi menuju tempat yang diberitahukan Agus ,dicarilah toko LIMAN disebwrang jalan depan Hotel MUTIARA beberapa saat nama toko terbaca dengan jelas ,tanyalah Ali pada penjual Baju didepan tok