Story By Novella
author-avatar

Novella

ayunda Naomi, terjebak dalam cinta seorang lelaki yang beristri
ayunda Naomi, terjebak dalam cinta seorang lelaki yang beristri
Updated at Oct 27, 2021, 09:55
Bayangan Semu "Mas, Kamu gak akan ninggalin aku, 'kan?" tanyaku pada lelaki dihadapanku ini. "Enggak, Sayang, mana mungkin Mas ninggalin kamu. Mas sayang sama kamu." ucapnya lalu meraih kening dan menciumku. Kami berdua pun saling mengaitkan jemari senyumannya yang manis membuatku tak ingin jauh darinya. _________________________________ Aku, Ayundira Naomi wanita beruntung karena dicintai lelaki sebaik Mas Aska, bukan hanya itu Mas Aska pun membiyayai hidup dan kuliahku. Pagi itu, seperti biasa Mas Aska selalu datang ke Apartemen dengan mengenakan kemeja berwarna putih dan berpaduan jas berwarna biru. Aku suka, ya … aku selalu suka ketika dia memakai kemeja putih, dan Mas Aska tau itu. "Pagi!" sapanya. "Pagi, Mas …," balasku lalu memeluknya, rasa rindu terobati padahal baru semalam tidak bertemu. Aku menggandengnya berjalan ke meja makan lalu menyiapkan sarapan untuknya. Satu potong roti bakar dengan telur setengah matang, segelas kopi susu hangat. Breakfast kesukaannya. "Gimana tidurnya, nyenyak?" "Iya, Mas … Mas pulang jam berapa semalem?" tanyaku. "Lupa, kalau gak salah jam sebelas." Aku mengangguk mengerti, lalu kami melanjutkan sarapan. Lelaki itu tak banyak bicara, tumben. Tak lama kemudian setelah selesai makan Mas Aska menyuruhku untuk siap-siap ke kampus. Aku berjalan ke kamar untuk siap-siap lalu mengambil tas yang biasa ku bawa kuliah dengan beberapa buku di dalamnya. Aku dan Mas Aska turun lalu berjalan menuju loby. Selama perjalanan Mas Aska diam, tidak seperti biasanya. Bahkan Mas Aska tidak menanyakanku soal presentasi yang akan aku sampaikan nanti. "Mas!" sapaku, tetapi tak ada jawaban darinya. "Mas, kamu kenapa?" "Eh … gak pa-pa, kenapa?" "Ada masalah, Mas di kantor?" "Enggak … udah jangan berfikir aneh-aneh," ucapnya lalu tangan kirinya mengusap rambutku. Aku tau, pasti ada hal yang disembunyikan oleh Mas Aska. Aku sudah satu tahun bersamanya, aku tahu ketika dia bahagia ataupun tidak. Kembali aku dengan semua pikiranku tentang hal ini, tentang rasa ini, rasa yang sebenarnya ingin aku buang tapi aku tak mampu. "Ayundira Naomi! Sudah sampai kampus, apa kamu tidak mau turun?" ucapnya mengagetkanku. "Eh … sudah sampai? Maaf, ya, Mas …." "Kamu ngelamunin apa? Dari tadi Mas panggil diam saja," "Gak pa-pa, Mas … aku cuma …." "Cuma apa?" "Mas, kalau Mbak Anita tau gimana?" tanyaku. "Mas yang akan tanggung jawab, kamu tidak usah memikirkan itu. Tugas kamu kuliah yang bener, raih cita-cita kamu, Sayang!"  "Baik, Mas … terima kasih, Mas selalu ada buatku." Lelaki itu tersenyum, aku pun pamit seperti biasa sebelum pergi Mas Aska selalu mencium keningku katanya cium semangat. Askara Perwira lelaki yang memiliki alis tebal, mata tajam, hidung mancung, dan bibir tipis itu selalu membuatku bahagia, selalu memanjakanku dan selalu ada ketika aku sedang sedih maupun susah. Kami menjalin hubungan sudah hampir satu tahun. Berawal dari Mas Aska menolong ketika aku dijual oleh Ayah tiriku kepada lelaki hidung belang dan ternyata lelaki itu adalah dia. Sedangkan ibuku sudah meninggal setelah pernikahan tiga tahun bersama ayah tiriku. Mas Aska tahu ketakutanku, aku memohon dengannya agar tidak menyentuhku, saat itu aku menangis dan berlutut dihadapannya, ia pun iba padaku. Hingga saat ini ia tak pernah menyentuhku, selain hanya pelukan dan sedikit ciuman untukku. Setelah saat itu, Mas Aska membawaku keluar dari tempat itu. Ia pun mememberiku tempat tinggal, dan penghidupan yang layak. Itulah awal kedekatanku dengannya, hingga ia mengungkapkan perasaannya padaku, dan dengan bodohnya aku menerimanya. Lelaki beristri. Namun, semua itu bukan salahku, setelah tujuh bulan berkencan aku baru tahu bahwa dia suami dari wanita mandul yang kuketahui bernama Anita. Disisi lain aku menyadari bahwa aku salah, aku mencoba pergi tetapi tidak bisa. Lelaki itu selalu tau di mana keberadaanku, dia akan melakukan apapun itu supaya aku tetap di sampingnya dan itu membuatku merasa bersalah dengan istrinya tapi juga membuatku tidak bisa jauh darinya. Aku berjalan, masuk ke kelas dan mempersiapkan presentasi yang akan aku sampaikan nanti. Aku harus lulus, lalu bekerja kemudian mengganti semua uang Mas Aska. Aku harus pergi dari kehidupannya.  "Pulang nanti, Mas jemput, ya … kita makan ditempat yang kamu suka. Semangat sayang presentasinya." sebuah pesan singkat dari Aska melalui applikasi berwarna hijau itu.  'Andai kamu belum beristri, Mas! Aku pasti bahagia banget diperlakukan seperti ratu olehmu.' ucapku dalam hati. Waktu presentasi segera dimulai, teman-teman yang lain pun sudah berkumpul di kelas dan tak lama kemudian dosen pun datang. Pak Kevin, dosen ganteng dan masih muda, dosen yang selalu didambakan mahasiswi kampus ini. Menurutku, biasa saja. Tidak ada yang menarik masih gantengan Mas Aska-ku. "Aduhh, Ay … fokus! Hari ini presentasi, lu harus lulus!" Gumamku, menepok jidat. Bisa-bisanya aku memikirkan Mas Aska. ___ Akhirnya presenta
like