entah apa yang akan terjadi di pernikahankuUpdated at Jan 29, 2022, 09:34
kisah ku di mulai dari awal perkenalanku dengan calon suamiku,sebelumenimbulkan kecemburuan dari tetangga² kami, tapi itu tidak mesti aku ceritakan yah teman², karna jika aku ceritakan takutnya malah membuat kamu sebagai pembaca berdosa karna jadi menggunjing kitanya, hari ini 'minggu 6 Oktober 2019' hari dimana aku di minta perkenalan oleh seorang pria yang bernama Leon Prima Ariansyah, yang berumur 35th, memang jauh lebih tua dariku dan dia pria yang baik jika di lihat dari caranya bersikap, dia juga orangnya sopan, dia yg berparas rupawan dan memiliki tinggi sekitaran 148cm-an, jika di bandikan denganku , aku memang lebih tinggi darinya 10cm darinya, aku sempat di buat gugup olehnya, pipiku memerah, dan aku lihat dia juga menyadari akan hal itu, tapi dia tak permasalahkan itu, dia bilang malamnya dia akan mengajakku untuk makan malam, tapi aku segera menolak dengan alasan ini kan baru hari pertama kita ketemu dan berkenalan, apa tidak lebih baik jika kita berkenalan lebih lanjut dulu bagaimana kedepannya, dan senangnya dia mau mendengarkan apa yang aku katakan, tp sebelum aku pergi dia memanggilku, " lora, bolehkah aku minta nomor WAmu?" dengan malu², "boleh, silahkan d catat aja, 08xxxxxxxxxx, sudahkan, aku pulang dulu yah, gak enak di liatin sama orang²", jawabku mulai gugup.
2 minggu kemudia dia kembali menemuiku di pasar tempat kami awal bertemu, " lora, kita kan udah dua minggu dekat, kamu mau tidak jika ku ajak untuk makan malam kali ini? " dia terlihat sangat bersemangat, awalnya aku berniat menolak, tapi aku tidak berani jika langsung menolaknya, jadi aku coba cari alasan kembali "aku bukannya gak mau, hanya saja kamu tau sendiri aku di sini tinggal bersama adik ibuku, kalau kamu memang berminat ngajak aku makan, kamu mau kan minta izin dan persetujuan dia dulu? " jawabku sambil tersenyum, "baiklah, nanti aku akan temui dia, tapi jujur sebenarnya aku agak gugup bicara dengannya, karna dia merupakan teman sepergaulanku, tapi aku akan usahakan, gimana, apa kamu senang? " melihat tatapannya, dia seakan akan mengujiku, "jika memang di izinkan aku akan pergi, namun bila tidak ku harap kamu jangan kecewa" jawabku dengan santai, dia mengangguk seakan setuju.
malamnya dia datang ke rumahku, awalnya aku gugup, tapi aku tau, om ku pasti tidak akan mengizinkannya, karna dia merasa kalau aku tidak cocok dengannya, karna dia sudah begitu tua, tapi bagiku apapun keputusan om ku malam itu aku sangat mendukungnya, "ngapain kamu ke sini, kok tumben²an kamu mampir ke sini yang biasanya kamu gak pernah kesini" kata om ku tegas kepadanya, "aku ingin mengajak keponakanmu untuk makan malam" jawabnya gugup, "aku tidak mengizinkan karna dia di sini adalah tanggung jawabku, tapi jika kamu ingin makan² bersamanya, kamu beli nasi atau apapun yang ingin kamu makan dan bawa ke sini, tapi jangan lupa belikan aku dan istriku juga" kata om ku sambil tertawa seakan akan mengejeknya, "jadi kami tidak di izinkan keluar", jawabnya sambil mengedipkan matanya kepadaku, " kalau keluar tidak boleh, tapi kalau di sini silahkan" kata om ku menegaskan, tak lama habis itu dia pergi, ku kira dia kecewa dan takkan kembali, eeh gak lama kemudian dia nya nongol lagi, sambil bawa nasi beberapa bungkus, om ku hanya ketawa geli melihat sikapnya yang seperti itu, sedangkan tanteku malah menertawakan aku dan berkata, "tante lihat dia seperti sangat terpikat denganmu, dan sangat menginginkanmu", sambil tertawa, " kalau yang ku lihat juga begitu, dia tampak cengengesan tuh di atas motornya", jawabku sambil melihat dia, "ternyata besar juga niatmu yah, ku kira kau tak lagi kembali tadi, setelah ku lihat wajah kecewamu itu" kata om ku sambil menepuk² pundaknya, "yah enggak lah, aku pasti kembali lah, kan sudah di janjikan mau makan malam" jawabnya seadanya, tapi dia masih kelihatan agak kesal dan kecewa banget, "masuklah, ngapain hanya berdiri di luar" kata tanteku sambil tersenyum kepadanya, "iya, ini juga mau masuk, kita makan bareng" jawabnya sambil tersenyum malu,
keesokan harinya aku curhat kepada tante tentang perasaanku kepada dia, "tan, menurut tante jika dia memang benar²berniat serius, apa om dan keluargaku akan setuju jika kami melanjutkannya ke jenjang yg lebih serius tan? ", tanyaku gugup, " tante tidak tau, tapi tante akan bantu yakinkan keluargamu kalau dia itu orang yang baik, karna tante sudah lama mengenalnya, jadi setidaknya tante bisa menjamin agar keluargamu tidak meragukannya " jawab tanteku dengan serius, "bisakah seperti itu tan? ", tanyaku dengan polosnya, " ya bisa lah, lagipun hubungan tante dan keluargamu kan juga sangat dekat, dan setiap saran tante pasti di setujui keluargamu", jawab tanteku meyakinkan ku, "semoga saja demikian tan", jawabku sangat berharap
see you..