Chapter 3

1037 Words
“Lo yakin mau rebahan aja? Pestanya bakal seru loh.” “Mager, ah. Gue ikut yang sesi malem aja.” jawab Theresa sambil memainkan game di ponselnya. Ia sebenarnya tidak terlalu suka berpesta. Terlebih pesta yang sesi sore diadakan outdoor dan itu membuat Theresa tidak nyaman karena tidak ada tempat untuknya berdiam diri dari kerumunan. Jika mengikuti pesta yang sesi malam, ia masih bisa duduk di sudut ruangan dalam ketenangan dan mengamati pesta tanpa merasa terganggu. “Gue males deh kalo berangkat sendirian.” Theresa berdecak sebal. Pestanya diadakan masih dalam kawasan hotel ini. Regina hanya perlu masuk lift dan menunggu beberapa menit saja untuk tiba di tempat itu. “Kan deket. Buru sana, Gin. Katanya mau nyari jodoh. Tadi lo udah ketemu inceran cowok lokal kan. Buru pepet di pesta ini. Nanti malemnya pepet lagi. Mumpung ada kesempatan.” Tadi selama acara formal di ballroom, Regina benar-benar menatap setiap lelaki yang hadir disana. Tubuhnya memang diam namun matanya menjelajah dan mengintai siapa pun yang bisa menarik minatnya. Lalu Regina mendapatkan lelaki yang ia incar. Bahkan sempat memotretnya dengan ponsel agar tidak lupa wajahnya. Regina berniat mendekati laki-laki itu di pesta sore dan malam ini. Berbeda dengan Theresa yang masih malas untuk menjalin hubungan kembali. “Iya sih. Ya udah deh gue berangkat ya. Lo kalo mau gabung dateng aja. Nanti kabarin gue, oke?” Theresa menganggukkan kepalanya. Mereka masih mengenakan gaun formal yang tadi. Setelah dari ballroom, keduanya kembali ke kamar. Theresa memang berniat rebahan hingga sore sementara Regina ke kamar untuk membenarkan make upnya yang mulai memudar. “Doain gue lancar ya mepet di lokal.” Theresa menganggukkan kepala sambil memberikan jempolnya kepada Regina yang telah berdiri di dekat pintu. Untuk urusan mendoakan, Theresa tentu saja selalu mendoakan yang terbaik bagi sahabatnya itu. Dia bahkan sudah berdoa agar incaran Regina juga menyukai Regina. Karena diam-diam Theresa mendukung Regina berhubungan dengan orang Indonesia. Agar jika menikah nanti, Theresa masih bisa mengunjungi Regina yang menikah di Indonesia. Kalau Regina menikah dengan bule, dan tinggal di luar negeri tentu akan sangat repot bila ingin bertemu bukan.   -------   Theresa terbangun setelah merasa puas untuk tidur siang. Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore. Lumayan juga, ia tidur selama dua jam. Dirinya lantas menuju balkon dan sedikit terkejut karena ternyata pestanya diadakan di kolam berenang yang terlihat dari balkon kamarnya. Meski cukup jauh dari balkonnya, Theresa masih bisa melihat kerumunan orang-orang yang berpesta. Wajah mereka tidak terlalu kelihatan tetapi Theresa cukup menikmati pemandangan di hadapannya. Ia lantas kembali ke dalam kamarnya dan mengambil ponsel. Lalu sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Pesan itu dari Regina.     Reginaaa THERESA SUMPAH!!!       Therea mengangkat satu alisnya membaca pesan histeris dari temannya itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Dirinya tidak perlu mengetikan pesan balasan karena yang berikutnya terjadi adalah Regina mengirimkan pesan klarifikasi.   Reginaaa SI GANTENG JUAN NGAJAK GUE NGOBROL!!   Incaran Regina sesungguhnya bukanlah CEO tampan si Juan Christopher. Hanya saja untuk perempuan seperti Regina tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu kan. Theresa hanya menanggapi pesan itu dengan sticker kemudian memeriksa pesan lainnya yang masuk ke ponselnya selama ia tidur. Ada pesan dari Tiara dan gadis itu mengajak Theresa untuk jalan-jalan besok hari. Sayang sekali Theresa sudah ada jadwal jalan-jalan bersama Regina mengingat gadis itu akan berangkat besok sore. Jadi ia akan menghabiskan hari jumatnya berjalan-jalan bersama Regina sebelum sahabatnya terbang ke Singapura. Theresa pun menawarkan agar mereka pergi bersama hari minggu saja. Kalau jalan bersama Tiara, Theresa bisa sekalian minta diantarkan ke tempat rekomendasi utnuk wisata kuliner dan membeli oleh-oleh. Ia juga tidak keberatan untuk menraktir Tiara karena gadis itu sangat seru untuk urusan travelling. Keluarga Adit benar-benar memperlakukannya dengan baik. Theresa pun menghela napas. Seandainya saja ia menikah dengan Adit, pasti menyenangkan menjadi bagian dari keluarga yang begitu menyayanginya bahkan meski ia sudah putus dengan Adit. “Move on, Theresa. Astaga,” ucapnya kepada diri sendiri. Ia lantas meletakkan ponselnya di atas nakas dan melangkah menuju kopernya untuk mengambil pakaian. Dirinya akan mandi. Ia memang menetap selama 5 hari di hotel ini sejak rabu sore kemarin. Hanya saja ia malas jika harus memindahkan pakaiannya ke lemari hotel yang disediakan. Jadinya semuanya pakaiannya masih berada di dalam koper. Agar tidak dua kali kerja. Berbeda dengan Regina yang mau repot-repot menata pakaiannya padahal dia pergi lebih cepat dari Theresa. Dia akan memakai pakaian biasa dulu mengingat ia baru akan bersiap untuk pesta malamnya pukul tujuh nanti. Dia juga merasa lapar. Pergi ke restoran sepertinya akan seru karena ia bosan dengan hidangan hotelnya. Ponselnya menyala dan muncul pop up pesan balasan dari Tiara. Gadis itu setuju untuk jalan-jalan di hari minggu berhubung dirinya juga libur kuliah. Theresa menganggukkan kepalanya. Ia lupa Tiara sudah semester berapa sekarang. Mereka pernah bertemu satu kali dan travelling bersama namun ia dan Tiara tidak pernah berkomunikasi via pesan atau media sosial. Meski sudah lama tidak bertemu, Theresa yakin sepupu Adit itu masih sama serunya seperti dulu. Pop up pesan kembali muncul namun kali ini pesan itu dari Regina.     Reginaaa THER SUMPAAAAHHHH!!!     Theresa sama sekali tidak terganggu dengan cara chat Regina jika perempuan itu sedang histeris. Akan tetapi cara chatnya yang seperti itu membuat Theresa cukup penasaran karena Regina tidak langsung menceritakan apa yang sebenarnya sedang ia alami.     Reginaaa SI GANTENG JUAN NANYAIN LO DONG!! PARAH SIH SUMPAHHH..COBA LO IKUT KESINIIII     Reginaaa DIA GANTENGGG BANGEDDD BDW     Pesan yang dikirimkan Theresa itu membuat ia mengernyitkan keningnya. I sesungguhnya penasaran bagaimana bisa Regina berkesempatan berbincang dengan CEO mereka yang cukup sibuk. Jika Theresa jadi Regina pasti akan memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta kenaikan gaji. Topik apa saja ya yang sudah mereka bicarakan sehingga bisa-bisanya CEO itu menanyakan Theresa. Memangnya Juan mengenal dirinya? Theresa bahkan baru bertemu dengan lelaki itu di ballroom tadi. Juga tanpa adanya perkenalan. Hanya sebatas tatap-tatapan saja. Akan tetapi Theresa tidak mempedulikan hal itu. Ia memilih mengabaikan pesan dari Regina dan melangkah menuju kamar mandi. Setelah bangun tidur, kegiatan mandi sepertinya akan sangat menyenangkan. Setelah mandi, Theresa tidak sabar untuk segera makan. Karena telah melangkah menuju kamar mandi, Theresa pun tidak membaca sebuah pesan yang baru masuk ke ponselnya. Theresa yakin jika ia membaca itu sebelum masuk kaamr mandi, niatnya untuk mandi pasti akan dibatalkan.       Aditya M. Theresa..   Aditya M. Mama bilang kalo kamu lagi di Bali. Bener?      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD