Prolog

177 Words
Plaakk.. Bunyi tamparan kuat begitu menggema dikeheningan malam. Tak ada suara yang mengikuti bunyi tamparan itu. Hanya suara deru napas yang menggebu seolah mengikutinya. Detik terus berlalu, namun dari sepasang suami istri ini masih diam. Tatapan mata tajam sang wanita yang tak henti-henti terarahkan pada bidang d**a sang suami. Bagai ribuan pisau yang menikam tepat dijantung hingga tidak ada rasa sakit yang terasa. Bahkan pria ini ragu apa rasa sakit akan dia rasakan walau wanita itu membunuhnya saat ini juga. "Ceraikan aku bang..." lirih sang wanita. "Tidak akan. Tolong maafkan abang... " "Abang apa? Abang khilaf gitu? Hingga seperti ini? Iya??" Bentaknya. Dengan jari-jari telunjuknya didorongnya bidang d**a pria didepannya yang terdapat banyak tanda merah. "Sungguh abang pintar menyembunyikan ini semua dari ku !!! Perempuan mana yang sudah abang tiduri?" Dipegangnya erat tangan wanita itu, lalu ditatapnya tajam kedua matanya. "Jangan asal memfitnah ku !!!" bentak laki-laki itu.   Harusnya kita tahu masa lalu dan masa depan berjalan saling berjauhan. Akan tetapi jika kedua itu berjalan beriringan, biarlah hidup menjadi sebuah permainan. Antara dikalahkan atau mengalahkan. ---- Continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD