CHAPTER 2. PERTEMUAN

1076 Words
Kevin masih diam tidak mau mengikuti arahan gadis di depannya, karena menurut dia apa hak gadis di depannya untuk memerintahnya? Jelas tidak ada, karena gadis di depannya guru bukan? Orang penting juga bukan? Terlebih mereka tidak saling kenal. Melihat Kevin yang tidak mau mengikuti perintahnya, hal tersebut membuat Arni kesal dan jengkel dengan wajah yang mengejek dan suram Arni menghampiri Kevin. "Apa harus gue yanh masukin baju lo!" Arni sudah menghampiri Kevin dan mendekatinya dengan ekpresi licik. Meskipun kesal dengan gadis yang tidak di ketahui namanya itu akan tetapi Kevin tetap mengikuti perintah gadis tadi mengingat dia juga merupakan siswa baru di sekolahan ini yang bahkan ia lupa dengan nama sekolahan barunya itu, dan apa tadi, bajunya di rapihkan oleh gadis di depannya. Itu lebih mengerikan daripada dia ketahuan bolos sekolah oleh ibunya. Kevin berfikir cukup lama saat memandang wajah Arni. Dia berpikir keras dan bertanya-tanya. Ada yg salah dengan penampilannya padahal hanya bajunya saja yang keluar, mengapa gadis tadi mengatainya busil!! Arrggg ini tidak bisa di biarkan!!!! Ia tidak terima!!!!' Kevin berada di belakang Arni dan ketika mereka hampir melangkah ke atas tangga untuk menuju kantin, Kevin memegang tangan Arni dan dengan spontan Arni menoleh. Arni berusaha untuk mengangkat alisnya tapi itu seperti terlihat dia menyipit karena cahaya terang. Sebenarnya Kevin ingin tertawa melihat ekspresi jengkel Arni, entah Arni kesal karena tidak bisa mengangkat sebelah alisnya atau dia kesal terhadap dirinya. Tapi Kevin berusaha terlihat serius dan marah "Loe bilang gue busil?" Pertanyaan dari Kevin sukses membuat Arni melongo, ia tak percaya lelaki yang ada di delannya itu menanyakan hal yang tak penting ke padanya. Jelaslah tak penting!!!!!!! Bertanya tentang 'busil' dan ternyata lelaki tersebut mempermasalahkan perkataanya seolah-olah dia mengatakan bahwa lelaki tersebut buruk rupa! Apakah ini tidak berlebihan? "Lo ga busil sih!! Ya cuman gue ga suka sama penampilan lo, yg kayak brandalan jaman baheula itu!!!" Jawab Arni dengan jujur. Kevin menaikkan sebelah alis kirinya, ketika wajah tampannya mengkerut kadar ketampanannya bertambah, karena matanya semakin tajam dengan bantuan alis tebalnya. Saat melihat alis Kevin Arni mendengus pelan dan mendesah marah. 'Jago banget sih maenin alisnya gue aja ga bisa!!!' "Ya lo itu padahal Tampan!! Coba aja aga di rapihin dikit cakep deh. Meskipun gaya tadi juga cakep sih!!! tapi ga disiplin!!" lanjut Arni dengan masih menatap Kevin, Kevin tak mampu berkata-kata lagi pasalnya gadis itu sangat jujur tapi tanpa ekspresi memuja. Arni melirik tangan yang masih di pegang oleh Kevin, sontak membuat Kevin sadar dan melepaskan genggamannya. Arni menyentakkan tangannya dan memutar bola matanya jengah dengan kelakuan Kevin tersebut. Kevin sekali lagi melihat kearah Arni dengan pandangan yang aneh, sulit di pikirkan hingga ekspresi heran, karena di jaman seperti ini masih ada perempuan yang tidak suka dengan ketampanan, terlebih dia anak berada, mana mungkin gadis di depannya tidak tahu mobil apa yang di pakai oleh ibunya, atau memang gadis tersebut tidak tahu merk mobil BMW? Kevin tidak sombong, hanya saja dia mengatakan fakta untuk realitas kehidupan sekarang. Secara gadis-gadis lain melihat mobilnya dengan mata menyala, tapi gadis di depannya jangankan memuja, tersenyum pun tidak. Tak urung di sepanjang jalan banyak yang memperhatikan Kevin, karena Kevin menggunakan seragam yang berbeda dari yang lain. Selain seragam sekolahnya yang beda, wajah Kevin pun begitu menawan dan bersih khas-khas siswa pindahan dari elit kota. Banyak gadis-gadis yang menatap kagum Kevin dan banyak para remaja lelaki yang menatapnya iri atau juga kagum, entahlah Arni pikir mungkin siswa tersebut tidak normal. Mereka berjalan menelusuri sekolah, dengan Arni yg menjelaskan tentang setiap sudut sekolahan barunya. Dan Kevin baru mengetahui gadis itu bernama Arni Syanastasya ketua OSIS SMAN Mawar Bangsa ia mengetahui itu setelah di sepanjang jalan banyak yang menyapa Arni dengan embel-embel 'Bu Ketu' atau 'Bu KetOS' Sudah jelas bukan?? Pantas saja gadis itu mengatakan tidak suka dengan penampilannya itu. Tapi sedari tadi ada yang Kevin sadari dan ternyata gadis di depannya tidak pernah memperkenalkan dirinya secara langsung begitupun dengan dia yang tidak pernah bertanya. Dari awal harus Kevin akui gadis tersebut tidak sombong dan meroket. Deskripsi Arni menurut Kevin gadis itu berambut lurus sebahu yang saat ini menggunakan bandana hitam melekat pada rambutnya yang jika terkena gelap segelap tinta yang kemudian terkena cahaya warnanya pirang merah seperti di cat. Ia tipe gadis periang dan orangnya 'welcome', ia akan terlihat manis jika tersenyum, tapi sayang senyumnya hanya untuk beberapa orang, ketika mereka melewati segerombolan siswa brandal, maka gadis itu akan menunjukan wajah tegas dan juteknya namun masih terlihat anggun. Pakaiannya rapi dibantu dengan almamater biru dongker yang terlihat kebesaran namun serasi dan di samping kanan ia melihat sebuah name tag dengan huruf kapital ARNI SYANASTASYA terpang-pang jelas. Sepatu converse dan kaus kaki panjang menutup betis gadis itu sehingga menampilkan kesan rapih dan pas. Cukup di simpulkan oleh kevin gadis itu simpel dan menarik dengan keanggunannya. Tapi nilai kurangnya, gadis itu terlalu ketus sebagai seorang gadis dan tidak pernah menunjukan sisi imutnya. Tanpa sadar ternyata Arni bertanya ke arah Kevin dengan nada yang misterius. "Lo siap-siap!!!" "Hah!!" Kevin tidak mengerti apa yang Arni maksud dan dari pandangan Arni, gadis tersebut seolah-olah mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi dan lebih tepatnya menimpa kepada dirinya seorang. Dia melihat Arni dengan pandangan yang sulit diartikan dan bingung. "Pokoknya lo siap-siap besok!!!. Oke mungkin sampe di sini gue nganter lo, selebihnya terserah, kebetulan juga semua kelas lagi free" Ucap Arni dengan santai sebelum berbalik arah. Namun ia menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kearah Kevin yang masih menatap Arni heran. Tanpa memperhatikan wajah tampan Kevin yang bingung Arni melanjutkan kalimatnya. "Saran gue, lo ke TU nanya nanti lo di kelas apa? Loker lo yg mana? Karena setau gue pendaftaran buat peserta didik baru udah di tutup! Dan coba lah lebih memperhatikan keadaan biar lo waspada!" Arni masih mengira bahwa Kevin merupakan siswa baru dan bukan siswa pindahan, setelah mengatakan hal tersebut Arni melanjutkan langkahnya dan dengan cepat menghilang di belokan lorong sekolah. Kevin melongo dan beragam pemikiran mulai muncul di kepalanya, membuat dia pusing tujuh keliling hingga akhirnya muncul pertannyan 'Apa ia kurang tampan?' Ia heran mengapa gadis itu bisa pergi meninggalkannya begitu saja, padahal setahu dia jika perempuan sudah menempel kepadanya mana tahan jauh-jauh sebelum Kevin yang mengusirnya. jika Kevin terus-terusan berada di dekat gadis itu, mungkin tampilan dingin dan datarnya bisa hilang di telan bumi dan dia akan lebih memalukan. Sialan! Dan untuk kedua kalinya. 'What the Hell!! Dengan cewek itu?' Seseorang menepuk bahu Kevin. Spontan ia berpaling dan bertemu dengan sepasang mata yang cemerlang penuh tawa dan gembira. " hey Al lama gak ketemu!!!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD