CHAPTER 3. THE GENG

1278 Words
"Hey Al lama ga ketemu!!!" Seorang Siswa dengan senyum manisnya menyapa Kevin. Di belakang Siswa tersebut banyak Siswa lainnya yang ikut melambai kearah Kevin. Kevin tidak menyangka ia akan bertemu dengan teman lamanya saat ia masuk ke sebuah sekolah asrama bertaraf internasional khusus laki-laki semua yang kemudian ia berhasil kabur dan di keluarkan bersama kedua temannnya dan salah satunya berdiri di depannya. "Heyy Gus." Mereka berdua ber high five ala laki-laki seperti biasa, kevin menoleh ke arah empat orang di belakang teman lamanya itu. "Suttt panggil gue Agus KW! Lo jangan tanya kenapa! Mending gue kenalin aja temen-temen gue yang bakalan jadi temen baru lo disini!" Agus KW segera merangkul Kevin. "Ah kenalin, ini Rizal" sambil menunjuk lelaki berkumis tipis. "Ini Janu" Menunjuk lelaki bergingsul dengan rambut kecoa mencuil ke depan namun tetap terlihat cool. "Ini Si tompel alias Ardian" menunjuk lelaki yang memiliki t**i lalat di ujung hidungnya mirip artis indonesia yang namanya mirip dengannya itu. "Dan ini Deni" menunjuk lelaki berkumis tipis kemudian kevin melirik Rizal "Woww santai mereka gak kembar kok!!!! Beda keluarnya!!" kata Agus KW melanjutkan. Rizal dan Deni mendengus, pasti setiap orang-orang bertemu mereka selalu mengucapkan kembar sampai-sampai gurupun salah menyebut nama. "Dan kenalin Guys ini Kevin Andreansyah Alvaro, dia mantan most wanted SMAN 85 Jakarta, sohib gua di Asrama dulu, panggil aja Al" Kevin melihat Agus KW dengan pandangan yang datar, tapi meski datar sebenarnya dia sedang menilai dan dapat di ketahui ternyata Agus yang notabennya mantan wakil ketua OSIS dulu bisa menjadi siswa brandal seperti sekarang. Mengapa Kevin mengatakan brandal, karena penampilan Agus dan teman-temannya sangat berbeda, mereka menggunakan jaket, gelang berwarna-warni dan baju di keluarkan, dasi pun entah kemana. Padahal seperti yang diketahui penampilan tersebut jelas-jelas melanggar aturan. Agus kabur dari sekolah lama pun atas ajakan dirinya. Satu pertanyaan muncul di pikiran Kevin Apakah dia yang menyebabkan Agus jadi brandal? Suara tertawa beberapa gadis membuat Kevin sadar kembali dan melihat sumber suara tersebut. Arni masih tertawa bersama teman-temannya menuju kelas mereka yang berada di atas. Saat dia melewati Agus matanya bersitatap dengan mata Kevin. Ekspresi Arni seketika berubah, alisnya berkedut dengan heran dan penuh tanda tanya. Deni yang melihat Arni dan April yang merupakan primadona sekolah melintasi mereka, segera bersuara dan menepuk punggung Agus Kw. "Eh April! Ke kantin Ril??" "Gue ada tugas!" Jawaban ketus dari April membuat Deni memegang dadanya dengan gerakan yang hiperbola, seolah-olah April menyakiti hatinya. Agus dan yang lainnya tertawa melihat jawaban penolakan secara tidak langsung dari April sang primadona sekolah. April tidak menanggapi candaan pria-pria lebay di depannya dan segera menyeret Arni menuju kelasnya, namun sedetik kemudian Arni menghentikan seretan April dan menoleh ke belakang melihat Agus KW. dia tersenyum manis "Gus! Jangan lupa setelah ini pelajaran Kimia! Oh iya lo engga lupakan ada PR?" Agus KW segera mematung dan memukul pundak Deni dengan penuh kebencian. "Lo sih ngusik Arni! Jadinyakan gue inget ada PR kimia!" Deni yang di pukul meringis dan melotot kearah Agus KW. "Gue ga ngusik Arni! Muka lo nya aja yang bikin mual!" Jawaban dari Deni sontak membuat yang lain tertawa terpingkal-pingkal. Kevin melirik Agus KW dan kembali melihat Arni yang sudah menjauh dari pandangannya. Rangkulan dari seseorang membuat Kevin kaget dan melihat orang di sebelahnya. "Kantin yok. Gue mau denger cerita loe sang most wanted boy SMAN 85 Jakarta bisa nyasar ke sekolah pedaleman Sukabumi ini." Ucap Ardian merangkul bahu Kevin, seolah mereka sudah berteman lama.Sampai seseorang meneriaki mereka dari belakang. "Woyy tungguin elah!!!" Suara bas milik seseorang menginterupsi kebisingan mereka dan membuat semuanya menoleh kebelakang untuk melihat sumber suara. Setelah melihat siapa orangnya mereka segera memutar bola mata malas, karena sudah menduga siapa itu. "Oh hey Gus santai-santai!!" Rizal menenangkan Agus yang terlihat kecapean menyusul mereka. "Lagian jam 9 lo baru nonghol, b**o napa!!!" Janu bersuara sambil menyugar rambutnya. Dengan gaya seperti itu membuat penampilan Janu lebih macho dan membuat sebagian adik kelas yang memperhatikan mereka dari tadi tersenyum malu-malu dan melihatnya bak idola korea yang kesasar ke Indonesia. "Oh Al kenalin ini Agus dan Gus ini Alvaro! Nah lo taukan kenapa gue di panggil Agus KW!" Ucap Agus KW menghadap Kevin. Kevin mengernyitkan alisnya pertanda ia heran dengan teman-teman barunya, semuanya serba kembar Rizal-Deni dengan wajahnya yang mirip, Agus-Agus dengan nama mereka yang memang sama. Melihat Kevin seolah bertanya-tanya akan kebetulan yang berada di antara teman-temannya, membuat agus tertawa. "Tar lah Detailnya gua ceritain. Cup ah Kantin.... Laperrr!!!!" Deni menyeruduk masuk di tengah-tengah membelah Agus dan Kevin hingga kini ia yg merangkul Kevin dan Agus. Kevin berfikir sepertinya Sekolahan barunya tidak terlalu buruk dengan teman-teman barunya itu. Ia melirik lapangan melihat beberapa siswa berjas berjalan terburu-buru menuju TU dan salah satunya Arni yang sedang terlihat serius. Sepertinya gadis itu tidak berjalan kearah mereka lagi. "Arni Cantik ya, sayang tuh cewek ga normal!!" Celetuk Agus yang sama-sama melihat Arni. "Maksud?" tanya Kevin "Ya lo perhatiin aja, masa cewek sama cewek saling cium kek gitu" Refleks Kevin melihat Arni kembali dan benar gadis itu mencium pipi teman yang di sebelahnya entah apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya mereka melakukan sapaan yang terlihat manis, namun bagi sebagian orang itu dianggap tidak normal. "Halah lo mah gagal Move On Jadi nya gitu dah" Celetuk si tompel sambil menggali emas yg kelewat menikmati, semua orang tertuju kepadanya dan ketika emas itu tercungkil, ia langsung mengacungkan telunjuknya "Gagal Move On?" Kevin melihat Agus KW dan melihatnya dengan selidik. Agus KW yang melihat pertanyaan dari ekpresi Kevin segera tersenyum bodoh dan menggaruk kepalnya. "Hahahhaha. Gue pernah suka, cuman ya lo harus mundur alon-alon kalau jatuhnya ga mau di cuekin!" Jawaban dari Agus KW langsung membuat Kevin melihat Arni dengan selidik yang besar. Tiba-tiba Janu menepuknya dan menunjuk kearah wanita yang di sebelah Arni. "Lo liat cewek yang pake tas merah? Nah dia pawangnya Arni! Alias mereka sama-sama belum pernah pacaran dan sibuk organisasian padahal banyak yang suka!" "Kalau lo suka! Mending ke cewek yang paling tinggi tuh! Namanya Mega! Dulu primadona di SMP nya. Easy going juga kalau diajak bicara. Ya meskipun Arni sama Bella Easy Going tapi jangan kebaperan aja, soalnya percuma! Merekamah udah kebal sama cowok tampan!" Agus menunjuk gadis yang berambut panjang dan yang paling tinggi diantara gadis-gadis di TU. Tapi pandangan Kevin tatap kepada Arni karena gadis pertama yang membuatnya terkesan hanya gadis itu. Mereka melanjutkan perjalanan menuju kantin dengan sekali-kali memberikan arahan dan petuah kepada Kevin, mengingat Kevin juga siswa pindahan dari kota, jadi mereka mengatakan bahwa sekolah disini tidak sama dengan di kota. Janu berhenti dan sontak membuat semua orang berhenti juga. "Kenapa?" "Al lo ga ngarasa ada yang aneh gitu?" Kevin melihat datar Janu dan mengangkat bahunya pertanda dia baik-baik saja dan merasa tidak ada yang aneh. "Emang kenapa lo!" Rizal yang sedari tadi diam tiba-tiba mengetuk kepala Janu dan membuat Janu meringis. "Ihh lo ga sadar! Dari tadi cewek-cewek pada ngeliatin kita!". "Udah biasa kali!" Ardian ikut mengetuk kepada Janu, namun Janu menghindar dan menatap galak Ardian. "Elah! Tapi ini beda!" "Sotoy Luh! Udah ah!" Deni menepuk bahu Janu dan memimpin jalan. Kevin mengangguk dan berjalan melupakan peringatan Janu, jika diperhatikan dari awal sebenarnya Arni juga pernah memperingati Kevin, namun Kevin masih bingung dan tidak mau pusing memikirkannya, karena menurutnya dia tidak pernah membuat kesalahan, penampilannya baik-baik saja, dia tidak memakai mobil sportnya ke sekolah dan juga dia tidak membuat ulah. Lalu apa yang membuat dia menjadi pusat perhatian? Ardian yang berjalan di depan dengan Deni tiba-tiba berbalik kearah semuanya dan mengacungkan jarinya. "Mau?" sambil menyeringai pertanda hal buruk akan terjadi. Melihat bahwa ada upil di jari Ardian, membuat semuanya melotot dan secara bersamaan berteriak "JOROK LUH!!!" Dan waktu itu pun berakhir dengan aksi kejar-kejaran sebelum mereka sampai ke kantin dan melanjutkan pergibahan diantara para siswa lelaki.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD