Prolog

362 Words
Bila bagimu cinta sesederhana sebuah ijab akankah dirimu mampu memenuhinya dengan penuh keseriusan. Begitulah kiranya sepenggal puisi yang memang selalu terngiang di telinga Aji. Bukan lantaran laki-laki itu begitu handal membuat kata-kata yang terasa manis, namun semuanya berawal dari sesuatu permintaan. Permintaan yang bila dicerna melalui logika sangat tidak mungkin. Tetapi bukan berarti tidak pernah ada permintaan seperti itu. Karena kali ini dia sedang dihadapkan dalam hal tersebut. Menikahi sahabat dari istrinya sendiri. Bukan karena dia terlibat perselingkuhan seperti yang banyak terjadi belakangan ini. Namun semua itu murni karena permintaan dari istri tercintanya, Wulan. Aji bahkan sampai tidak yakin dan berkali-kali menanyakan hal tersebut kepada sang istri. Tetapi masih tetap satu permintaan yang sama keluar dari bibir Wulan, tentang menikahi sahabatnya yang bernama Nisa. Pernikahan Aji dan Wulan termasuk kedalam pernikahan bahagia. Bukan perjodohan atau karena telah hamil diluar pernikahan. Semua pure karena cinta. Bahkan jarang sekali terjadi kerikil-kerikil jamak yang biasanya selalu terjadi dalam rumah tangga. Lalu mengapa Wulan melakukan tindakan seperti itu? Bila ada yang berpikir mereka belum memiliki anak, itu semua salah besar. Pernikahan Aji dan Wulan sudah dikarunia dua orang anak. Yang usianya bahkan sudah 5tahun dan 3tahun. Lantas apalagi masalahnya sampai-sampai terlontar permintaan aneh itu dari bibir Wulan. Hanya satu jawaban yang Wulan ucapkan di depan Aji. Dia ingin Nisa bahagia. Sama sepertinya. Dan Wulan yakin Aji mampu membahagiakan Nisa sama seperti Aji membahagiakannya. Awalnya Aji menentang keras alasan klise tersebut. Kata laki-laki itu, semua hanya akal-akalan Wulan saja. Mungkin saja Wulan yang sudah tidak cinta lagi dengan Aji, namun dia takut harus memulai kejujuran. Maka dia melakukan tindakan ini untuk menutupi semuanya. Tetapi semua itu dibantah oleh Wulan. Sampai kapanpun dia tetap mencintai Aji. Lelaki yang sudah membahagiakannya lahir dan batin. Semua ini murni ketulusan hatinya karena ingin sahabatnya merasakan kebahagiaannya juga. Bila katamu cinta itu ibarat benih dan kamu adalah tanahnya. Maka jangan salahkan benih itu bila tidak bisa menghasilkan bunga yang indah, namun coba perhatikan struktur tanahnya. Apa semua kandungan yang dibutuhkan benih untuk tumbuh dapat tercukupi. Sama halnya dengan cinta, bila cintamu tidak bisa berkembang dengan indah. Maka coba tanyakan dirimu terlebih dahulu, sudah sejauh mana usahamu dalam memperjuangkan cinta tersebut. ----- continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD