Prolog

289 Words
Laras tidak kehabisan akal, ia merogoh kantung celannya, mencari benda pipih berwarna putih itu. Memencet speed dial untuk menghubungin Revan. "Nomor yang anda tuju...." "Astaga, Revan dimana kamu?" panik Laras ketika bukan suara yang menerima panggilannya, melainkan suara operator. Ia kembali memencet nomor Revan, berdoa semoga panggilanya sampai pada Revan. "Angkat Van, angkat..." "Halo." Laras hampir saja memekik gembira saat suara Revan terdengar dari ponselnya. Suaranya masih sama, hangat dan membuat Laras nyaman. "Van, kamu dimana?" tanya Laras langsung. "Ini siapa?" tanya Revan membuat Laras tersenyum kecut. Secepat inikah laki-laki itu melupakannya. Apakah memang betul pria itu meninggalkannya? "Ini aku, Laras." "Ohh, ada apa?" "Kamu dimana?" tanya Laras lagi. Terdengar helaan nafas dari balik ponsel yang membuat Laras berdoa dalam hati, semoga tidak terjadi sesuatu apa-apa pada Revan. Dia sangat mencintati pria itu, lelaki dua tahun nya. "Laras, aku mau kita udahan." Laras terdiam, terlalu lama memproses kata-kata yang diucapkan Revan. Hingga terdengar lagi suara Revan yang begitu menyesakan hati Laras. "Sekarang aku di Australia, kita udah jauh. Aku juga mau fokus sama pelajaran." "Tapi, kita bisa video call? Aku juga nggak akan ganggu waktu belajar kamu." Laras meremas bagian dadanya, sakit. Begitu sakit seolah kehidupan Laras juga ikut berakhir. "Maaf aku nggak bisa. Aku minta kamu ngertiin aku." "Tapi, Rev. Aku sayang sama----" Tutttt..... Bunyi itu menandakan bahwa Revan memutuskan sambungan sepihak. Juga memutuskan hubungan mereka, seenaknya. Membuat luka besar dihati Laras. Melupakan bahwa Laras juga menusia yang punya perasaan. Perasaan Laras detik ini sirna, perasaan yang begitu sakit dan sulit diobati. Dimana janji Revan? Dimana kata-kata manis pria itu? Dimana! Laras ingin tahu. Tapi, ada yang Laras sadari. Selama ini ia bodoh. Terlalu mudah untuk dibodohi. Hingga akhirnya, Laras tak pernah lagi mempercai janji. Laras yang dulu tidak akan pernah sama lagi. Karena sakit hatinya sulit untuk diobati, kekecewaanya terlalu dalam untuk diselami dan hatinya sudah terlalu hancur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD