First Night

1201 Words
Kate tertawa sebentar setelah membaca surat Aaron lalu melemparnya ke atas ranjang lagi. "Tentu saja dia tak mau menghabiskan malam ini bersamamu, Kate." Ia menghela nafas. "Karena kau hanya istri pengganti. Bukan wanita yang dia cintai. Hanya Lisa yang Aaron cintai. Hanya Lisa." Ujarnya bicara sendiri lalu tertawa lagi. Kate berjalan lalu membuka lemari dan hanya melihat lingerie dan midi dress berwarna abu-abu metalik tergantung disana. Dua pakaian itu memang di hadiahkan oleh Aaron untuk ia pakai malam ini. Aneh memang, menghadiahkan pakaian itu tapi meninggalkannya sendiri di hotel saat malam pertama mereka. Kate meraih lingeri merah dan menaruh didepan tubuhnya yang hanya dibaluti kimono handuk lalu bercermin. "Yuhu, aku seksi sekali." Ia menggoyangkan bahu ke kanan dan kiri. "Kau memang seksi Kate, tapi sayangnya Aaron tak melirikmu!" Kate memutar bola matanya, menaruh dan menggantung lingerie itu dilemari lagi lalu meraih midi dress. "Ini lebih cocok untuk ku pakai malam ini. Dan aku akan merayakannya malam ini bersama Suzy."  We Love it Bar, London Kate berjalan memasuki Bar dengan santai tanpa canggung. Memakai dress dan high heels yang tak senada dengan dress nya tidak membuat Kate minder. Ia berjalan dengan percaya diri dengan tangan menggenggam erat clutch yang hanya berisi handphone dan beberapa Dollar yang cukup untuk membayar minuman dan ongkos taksi. Ini bukan pertama kalinya ia bertandang ke Bar yang paling ternama dan selalu ramai di London, sejak duduk di bangku kuliah bersama Suzy dan ketiga sahabat lainnya selalu menghabiskan malam minggu disana dan tentu saja tanpa pria. Seperti malam-malam sebelumnya, Bar itu selalu ramai oleh pengunjung. Dari kalangan selebritis, atlet atau warga biasa berkumpul disana.  Kate bergegas menuju kursi kosong didepan bartender dan memesan minuman. "Martini, please." Pintanya pada bartender. Sang bartender tersenyum lalu menuangkan sebotol Martini kedalam gelas lalu memberinya pada Kate. "Thanks," ucap Kate lalu meneguk pelan minumannya. Pandangan Kate menyusuri isi ruangan Bar yang tak berubah. Sama seperti tujuh tahun yang lalu. Dekorasi, lampu-lampu yang tergantung di langit-langit atau kursi yang didominan warna coklat muda. Semua terlihat sama. Kecuali pria yang sering ia lihat di sudut ruangan. Pria berkacamata, memakai topi tulisan NY dan jaket jeans warna biru muda. Pria yang selalu ia temui dan perhatikan beberapa tahun lalu. Tentu saja takkan ia temui malam ini, mungkin saja pria itu sudah tak tinggal lagi di London atau barangkali ia sudah tak hidup lagi. Tujuh tahun waktu yang lama dan tentu saja banyak hal yang terjadi dan berubah pada setiap manusia. Seperti yang terjadi pada dirinya sekarang, menikah dan menghabiskan malam pertama di Bar hanya untuk mengenang memori bersama Suzy yang belum juga datang. Kate mengambil handphone dari clutch lalu menghubungi Suzy. Tiba di detik kelima Suzy mengangkatnya. "Maafkan aku Kate, aku tak bisa memenuhi undanganmu malam ini." Suara Suzy terdengar pelan seperti menahan isak tangis diseberang sana. "Aku sedang ada masalah dengan Mark. Dan aku harus menyelesaikannya malam ini. Kuharap kau mengerti." "Hei kau baik-baik saja, Suzy?" Tanya Kate cemas. Yang ia tahu Suzy itu periang dan jarang melihat ia menangis, apalagi menangisi pria yang baru ia kencani selama enam bulan ini "Yeah, aku baik-baik saja, Kate." Suzy menarik nafas pelan tapi isaknya terdengar jelas. "Maaf. Aku janji akan menemuimu entah besok atau lusa setelah aku selesaikan masalahku. Kuharap kau mengerti, Kate." Kate mengangguk pelan lalu meneguk minuman dan bicara lagi. "Baik, itu bukan masalah. Kabari segera jika kau sudah menyelesaikan urusanmu. Aku menunggu kabar baik darimu, Suzy. Hubungi aku secepatnya." Pinta Kate yang yakin Suzy akan menyelesaikan masalah dan mereka akan bertemu lagi, sebelum kepergian Suzy menuju Paris. "Tentu aku akan segera menghubungi mu. Bye, Kate." Suzy pamit lalu memutuskan panggilannya. Kate menghela nafas kecewa. "Akhirnya aku benar-benar harus menghabiskan malam ini sendiri." Keluhnya lalu meneguk habis minumannya dan melirik bartender lagi. "Berikan aku segelas lagi." ❤❤❤ Pipi Kate menempel di atas meja dan matanya terpejam. Berulangkali Bartender menggoyangkan bahunya untuk membangunkan dari tidurnya tapi yang ada Kate meracau dan melanjutkan tidurnya lagi. "Bangun, Nona. Kau mabuk dan kau harus pulang." Ujarnya pada Kate, tapi karena Kate tak sadarkan diri.  Sang Bartender mengambil clutch lalu menghubungi nomor kontak yang ada pada handphone milik Kate. Satu jam kemudian seorang pria datang dan langsung bergegas menuju kursi dimana Kate berada. "Apa dia buat masalah?" Tanya pria itu pada Bartender, mendekati Kate lalu menepuk pelan pipinya sambil berkata, "Bangunlah, Kate." Sang Bartender tertawa kecil lalu menggeleng. "Ternyata kau. Siapa dia? Kekasihmu?" Ia balik bertanya  Pria yang memakai jaket jeans biru muda itu menggeleng. "Bukan." Ia menjawab sambil melingkarkan tangan Kate di bahunya tapi wanita itu terjaga dan menolak. "Ayo kita pulang, Kate." Ajaknya. Kate bangkit walau tubuhnya terhuyung-huyung dengan mata setengah terpejam. "Aaron Williams. Namanya indah bukan?" Ia mulai meracau. "Harusnya kami menghabiskan malam pertama dengan romantis. Tapi dia…" Kate mengibaskan sebelah tangannya lemah. "Pergi entah kemana," Si Bartender tertawa melihat Kate lalu melirik pria yang sejak tadi berusaha memapah Kate tapi selalu di tepis wanita mabuk itu. "Sepertinya dia sedang kecewa dengan seseorang. Apa hubunganmu dengannya?" Dia penasaran. Sejak awal membaca nama pria itu di nomor kontak Kate membuatnya terkejut. Walau mencurigai ada hubungan khusus dengan wanita yang sekarang berada di gendongannya ala bride style. Pria itu tersenyum tipis ke arahnya. "Suaminya," jawabnya berhasil membungkam Bartender lalu membawa pergi Kate dari sana. "Jika mau minum, harusnya kau menungguku pulang, Kate." Ujarnya sambil terus melangkah untuk beranjak dari sana. ❤❤❤ Kate membuka matanya pelan lalu menutupi dengan sebelah tangan ketika sinar matahari pagi berhasil membuatnya terjaga. Ia bangkit perlahan lalu terduduk dengan tangan memegang dahi. Kepalanya terasa pusing, seakan ruangan berputar-putar dan ia berada didalamnya. Perlahan pandangan Kate berangsur normal walau sedikit pusing. "Hah!" Kate terkejut melihat Aaron duduk di kursi sudut ruangan tepat didepan ranjang sedang memandangnya serius. "Morning. Bagaimana keadaanmu? Masih pusing?" Tanya Aaron bangkit dari kursi. Kate melihat dirinya lalu terkejut. Entah kenapa tubuhnya hanya mengenakan sepasang underwear tanpa dress abu-abu yang ia kenakan tadi malam. Kate menarik selimut lalu menutupi tubuhnya dan memandang Aaron meminta penjelasan.  "Kau muntah dan mengotori gaunmu. Dan aku harus mengeluarkannya dari tubuhmu." Aaron menjawab tatapan Kate. "Kau tenang saja, aku tak melakukan macam-macam padamu walau kita sudah suami istri. Aku hanya melepaskan bajumu. Hanya itu." Ucap Aaron yang menyakinkan Kate yang seketika wanita itu menghela nafas lega walau wajahnya memerah membayangkan Aaron sudah melihat tubuhnya. Hanya dengan underwear. "Apa kau yang membawaku pulang?" Tanya Kate, yang ia ingat tadi malam hanya Suzy yang ia nanti dan sahabatnya itu tak bisa datang. Aaron memasukkan baju dari lemari kedalam koper, begitu juga dengan gaun Kate yang berwarna violet. Sedangkan midi dress Kate yang kena muntahan sudah ia berikan kepada petugas binatu hotel setengah jam yang lalu. Ia menoleh memandang Kate. "Ya. Bartender itu menghubungi ku."  Kate mengangguk pelan. "Hmm..maaf aku merepotkanmu. Seharusnya aku tak mabuk tadi malam," Suaranya pelan sambil tertunduk menyesal telah merepotkan Aaron. Harusnya Kate memberi kesan baik pada hari pertama mereka menjadi suami istri tapi sebaliknya. Mungkin Aaron akan memberi julukan untuk nya sebagai 'Pemabuk'. Ya, Kate si Pemabuk. Aaron memandang Kate. "Mandilah. Sarapanmu ada disana," Ia mengangkat dagu ke arah meja samping ranjang. Sebuah sarapan yang berupa dua croissant dan jus jeruk. "Setelah kau sudah sarapan kita pergi dari sini." Aaron menutup koper. Kate meliriknya. "Kemana?" Aaron menatapnya tajam. "Apartemenku."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD