03. Jiwa utama yang hilang

1699 Words
Ryu mulai menambah kecepatannya. Ryu tidak berpikir kalau dia sedang membawa Ariel yang juga ikut bersamanya mencari jiwa utama dari pilu. "Hei anak muda. Tolong kurangi kecepatan motor mu ini. Tubuh ku bisa-bisa terbang tertiup angin. Ryu pun mulai mengurangi kecepatan motornya dan tersenyum lucu. "Maaf kalau aku terlalu kencang mengemudinya. Apakah kau takut atau kau trauma akan bayangan kecelakaan motor waktu itu?" Ryu ingin memastikan apakah Ariel ini adalah Seto pria yang dia tabrak saat kecelakaan maut itu. "Tid-tidak... Aku bukannya takut. Tetapi cara mu mengendarai motornya terlalu kencang. Itu bisa menyebabkan kecelakaan nantinya. Aku kan roh pembimbing mu sudah seharusnya aku mengingatkan mu Ryu." "maaf ya Ariel aku salah menilai mu." Laju motor Ryu sudah kembali stabil dan Ariel pun sudah merasa tenang. "Aku heran mengapa Tuan Damon tidak memberikan ku keterampilan menghilang lalu muncul di tempat yang ku inginkan. Padahal aku ini kan juga bukan manusia." "Siapa itu tuan Damon?" "Dia adalah ketua team semua roh pembimbing dan beliau sangat tegas. Dialah yang memberikan ku tugas untuk datang ke duniamu ini." Ryu hanya tersenyum mendengar semua celotehan dan keluhan Ariel kepada atasannya tuan Damon dari Dunianya. Mereka akhirnya tiba di suatu tempat yang terletak sedikit jauh dari kota tempat Ryu tinggal. "Adik. siapa namamu agar kami dapat mencari mainan mu itu?" tanya Ariel kepada anak kecil itu. "Namanya Pilu, dia tidak akan menjawab mu. Sejak kemarin dia jarang berbicara hanya memainkan pesawat mainan milik ku saja." sahut Ryu dan benar saja Pilu tidak menjawab siapa namanya saat Ariel menanyakan namanya. "Ini aneh, mengapa Anak ini terlihat sangat lemah seperti tidak memiliki aura Roh dan jiwa yang kuat?" "Apa maksudmu terlihat lemah. Aku tidak paham?" "Ryu. Coba kau sekali lagi melihat kejadian dari anak ini. Sepertinya ada yang terlewatkan dari penglihatan mu kemarin atas anak ini!" Ryu kembali meletakkan jarinya tepat ditengah kening pilu dan mulai melihat kejadian apa saja yang dialami pilu sebelum bertemu dengan Ryu. Ryu terkejut dan melepaskan sentuhan jarinya dari kening pilu. "Apa yang baru saja kau lihat Ryu? Mengapa kau terlihat sangat terkejut begitu?" "Jiwa utama pilu bukanlah yang ada dihadapan kita saat ini." jawab Ryu yang menunjukkan wajah kekhawatiran yang tinggi. "Lalu dimana jiwa utama anak ini. Argh...! Seandainya aku juga dapat melihat kejadian lampau seperti mu, pastinya aku akan cepat bertindak." Ariel mengeratkan giginya karena kesal dengan kemampuannya yang terbatas. "Jiwa pilu sedang ditahan oleh makhluk yang terlihat sangat kejam dan seram." mata Ryu masih terbelalak saat kembali membayangkan wajah makhluk yang dilihatnya. "Apakah itu Cerberus seperti yang tuan Damon katakan padaku. Mahluk ini akan mengambil jiwa-jiwa yang belum waktunya lenyap dari dunia. Lalu dia akan mengurung jiwa-jiwa tersebut sampai waktu mereka habis dan tidak bisa kembali pada tubuh mereka. "Lalu bagaimana kita dapat menemukannya? Apakah makhluk itu juga saat ini tau apa yang kita lakukan sekarang?" "Kau tenang saja Ryu. Sepertinya bagian ini adalah tugas ku. Sebab yang kita hadapi bukanlah manusia tetapi sejenis iblis dan roh. Aku akan kembali kemarkas ku sebentar untuk mencari tau bagaimana cara menemukan Cerberus. Sementara ini kita harus cepat mencari jiwa pilu yang hilang lainnya." Ariel dan Ryu mulai mencari jiwa lain pilu yang hilang terbawa bersama mainan kesukaannya. Mereka mulai berteriak memanggil nama pilu. untung saja tempat pembuangan sampah itu masih terlihat sepi. Sehingga Ryu dapat dengan leluasa berteriak memanggil nama pilu tanpa ada yang curiga. Setelah tiga puluh menit mereka mencari, tiba-tiba terdengar suara seorang anak berteriak sambil menangis. "Ibu...! Pilu takut...!" Dengan bergegas Ryu mencari asal suara tangisan itu dan akhirnya dia menemukan sebuah mainan pesawat terbang berwarna biru diantara tumpukan sampah kering. Ryu segera mengambil mainan tersebut dan membuka pintu pesawat itu. Jiwa pilu yang terjebak didalam mainan itu pun keluar. Pilu heran dan ketakutan saat melihat Ryu, Ariel dan jiwa Pilu yang lain yang sudah ada bersama mereka sejak kemarin. "Pilu jangan takut. Kakak akan membawa pilu pulang segera." Ryu mencoba mendekati pilu. "Dia siapa mengapa sangat mirip dengan pilu kak?" "Sepertinya mereka tidak saling mengikat batin satu sama lain. Kita harus membuat mereka berpelukan atau berjabat tangan. Agar roh jiwanya bersatu kembali." Ariel mencoba membisikkan hal itu kepada Ryu. "Pilu dia itu teman mu juga. Sekarang kalian berkenalan dahulu dengan berjabat tangan ya!" Ryu menarik tangan Pilu dan mulai menyatukan dengan tangan pilu dari wujud jiwa yang lain. Seketika Jiwa pilu bersatu secepat cahaya dan kini jiwa pilu terlihat sedikit kuat. Sementara Ariel harus pergi meninggalkan Ryu untuk kembali ke dunianya dan bertemu dengan tuan Damon atasannya. Sementara suasana didunia Ariel... "Ariel! Kau aku beri kebebasan yang kau minta. Kau akan dapat menghilang dan muncul kembali dengan bebas hanya untuk membantu Ryu di dunia manusia!" "Baik tuan Damon. Terimakasih untuk keterampilan yang tuan tambahkan kepada saya." "Aku akan memberi mu akses agar dapat mengantar Ryu untuk menggagalkan setiap rencana jahat Cerebus. Berikan cincin ini sematkan dijari telunjuknya. Setiap Ryu memutar cincin ini maka pintu alam bawah akan terbuka!" Ariel mengambil cicin yang diberikan tuan Damon dan memandangi cincin itu dengan lekat. "Tuan apakah nantinya Ryu akan baik-baik saja setiap menghadapi Cerebus? Aku khawatir sebab Ryu hanyalah manusia biasa?!" "Nasib Ryu sudah tertulis menjadi penyelamat setiap jiwa-jiwa yang hilang. Tubuhnya telah dilindungi dan Cerebus tidak ada kuasa untuk melenyapkan Ryu.dia hanya bisa menakutinya saja dan mengalihkan perhatian Ryu." Mendengar penjelasan tuannya. Ariel merasa tenang. Dia pun merasa tidak khawatir lagi terhadap Ryu yang terlihat masih nampak muda dan belum banyak pengalaman dalam menghadapi jiwa-jiwa yang hilang serta menghadapi iblis seperti Cerebus. Ariel segera kembali ke dunia Ryu. dengan cepat seperti kilat dan cahaya Ariel telah berada di hadapan Ryu saat ini. "Ariel...! Cepat sekali kau kembali, apakah urusan mu di dunia tempat mu berada sudah selesai?" "Sudah. aku sekarang dapat muncul kapan saja saat kau yang memintanya dan menyangkut urusan mu. Aku juga sudah mendapatkan cara agar kita dapat menemukan cerebus." "Bagaimana caranya kita dapat menemukan dimana cerebus berada?" "Kau pakailah cincin perak ini. Saat kau putar cincin ini dijari telunjuk mu, maka kau akan dapat menuju dunia bawah dimana berada jiwa-jiwa manusia yang telah habis waktunya di dunia." Ryu lalu menerima cincin yang diberikan Ariel dan langsung memakainya di jari telunjuknya. "Ryu! Cepat kau putar cincin itu. Sudah tidak banyak waktu lagi. Kita harus merebut jiwa utama pilu sebelum matahari terbenam!" teriak Ariel membimbing Ryu untuk segera bertindak cepat. Ryu segera memutar cincin dijari telunjuknya dan seketika muncul sebuah sinar yang membentuk lobang yang nampak besar. Ariel lalu menarik Ryu dan masuk kedalam lubang itu. Mereka kini sudah berada didunia bawah. Tempat dimana semua jiwa-jiwa terakhir berkumpul. Tempat itu sangat terasa asing bagi Ryu dia terus memegangi tangan Ariel karena takut. Ryu melihat banyak sekali jiwa-jiwa yang berlalu lalang. Bahkan Ryu juga sempat bertemu dengan supir truk yang menyebabkan kecelakaan maut dan membuat dirinya koma juga seto atau Ariel hingga meninggal dunia. Tempat itu hampir sama seperti dunia nyata. Hanya saja jiwa-jiwa yang Ryu lihat bukan seperti manusia tetapi seperti bayangan putih yang memiliki wajah tetapi tidak terlihat memiliki kaki. Mereka melayang-layang kesana kemari. Saat mereka sedang mencari jiwa utama pilu. Mereka mendengar suara erangan anjing dan seketika para jiwa-jiwa yang sedang berlalu-lalang didekat mereka mendadak ketakutan lalu menghilang. Seolah bersembunyi dari suara erangan anjing tersebut. "Cerebus telah datang dan mengetahui kedatangan kita." Wujud Cerebus semakin terlihat. Dia berwujud seperti anjing hitam yang memiliki kepala tiga. Ryu terkejut melihat wujud nyata dari Cerebus. "Ryu! Kau tidak perlu takut. Ingatlah kau sudah berjanji akan melakukan hal baik yaitu menolong orang-orang dari dunia mu kan!" Mendengar perkataan Ariel rasa takut Ryu mulai menghilang. Niatnya untuk menyelamatkan Pilu dari tangan cerebus membuat keberaniannya muncul. "Pilu...! Menangislah agar kakak bisa menyelamatkan mu dan mendengar suara mu!" teriak Ryu yang mencoba memanggil jiwa Pilu. "Aku ada didalam batu tempat tuan jahat itu berdiri kak!" Cerebus saat ini mengerang siap menerkam dengan posisi berdiri diatas batu besar. "Ryu ternyata Cerebus yang ada dihadapan kita hanyalah ilusi. Jangan takut kita harus merebut batu itu dan menghancurkannya." perintah Ariel kepada Ryu. Ryu lalu melangkah mundur dan melihat ke bawah hendak mencari sesuatu yang dapat menghancurkan batu tersebut. Ryu lalu menemukan sebuah batu yang lebih besar dari batu yang mengurung jiwa pilu. Ariel lalu membantu Ryu untuk mengangkat batu tersebut dan melemparkannya agar terbentur pada batu yang mengurung pilu. Seketika wujud anjing berkepala tiga itu menghilang saat batu itu pecah dan jiwa utama pilu keluar. "Ayo...! Kita harus membawa jiwa utama pilu keluar dari tempat ini. Sebab jarak kecepatan waktu dunia manusia dengan dunia bawah terpaut jauh." Ryu segera memutar cincinnya dan lubang besar itu pun kembali muncul. Lalu mereka keluar dari sana bersama jiwa utama pilu. Mereka telah kembali dan benar saja hari semakin senja dan matahari akan terbenam beberapa waktu lagi. Jiwa utama pilu telah menyatu dengan jiwa lainnya. Dan tiba saatnya pilu harus kembali ke tubuhnya. Lalu Ryu kembali mengantarkan pilu ke rumah sakit dimana tubuhnya saat ini sedang terbaring lemah. Sementara dirumah sakit kedua orang tua pilu sedang bersedih. Sebab dokter baru saja mengatakan sudah tidak ada harapan lagi buat pilu putranya dan sebentar lagi semua alat-alat medis akan dilepas. Ryu datang menghampiri kedua orang tua pilu yang berada diluar ruang ICU. "Maaf. Bolehkah saya menjenguk pilu?" "Kamu siapa? Kenapa kamu mengenal putra saya?" tanya ibu pilu. "Saya temanya pilu. Saya sering bertemu pilu di sekolah. Saya penjual mainan disekolah pilu nyonya." Ryu berbohong dengan memberi alasan sebagai tukang penjual mainan disekolah pilu. Nyonya tenang saja pilu anak yang baik. Dia pasti segera sembuh. "Semoga yang anda katakan barusan terjadi secepatnya. Sebab sebentar lagi dokter akan melepas semua alat-alat medisnya." Kedua orang tua pilu pun mengantarkan Ryu ke dalam untuk melihat Pilu. Tidak berapa lama pilu mulai menggerakkan jemarinya. Melihat hal itu ibu pilu terkejut dan senang lalu segera memanggil dokter. "Ini suatu keajaiban. Pilu sudah sadar dari komanya dan besok saya akan memeriksa lengkap semua organ-organ vital pilu untuk memastikan kesembuhannya. Sepertinya penyakit pilu telah hilang dari tubuhnya." jelas dokter yang juga takjub akan hal yang dia lihat. Ryu berpamitan kepada kedua orang tua pilu dan pilu seketika berbicara kepada Ryu dengan terbata-bata karena kondisinya masih lemah. "Ka-kakak te-rima-kasih." Pilu tersenyum kepada Ryu dan Ryu melambaikan tangannya untuk berpamitan. Ryu senang sebab hari ini dia dapat melihat kebahagiaan dari beberapa orang yaitu Ryu dan keluarganya. "Ternyata menolong orang itu sangat menyenangkan yah. Hati ku terasa damai" ucap Ryu sendiri sambil berjalan menuju tempat parkir motornya. "Menolong orang itu memang menyenangkan dan kau akan bahagia." sahut Ariel yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya. To be countinue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD