02.Bukan Manusia

1140 Words
Dbukkk ... !!! "Siapa disana! Mama ... Papa ... apakah itu kalian?" teriak Ryu yang terkejut mendengar suara seperti benda besar jatuh. Ryu sudah kembali kerumah dan dia sangat senang dapat kembali pulang ke rumah. Dia sangat rindu tidur di kasur kamar tidur dan suasana rumah tinggal yang dulu sering dia abaikan karena terlalu asik dengan kehidupan diluar yang tidak teratur. Ryu terkejut saat dia mendengar suara seperti benda yang terjatuh tetapi berukuran besar. Sejak dulu kedua orang tua Ryu selalu sibuk dengan karir mereka. Ibunya adalah seorang dokter dan Ayahnya seorang pengusaha besar. Ryu selalu sendiri di rumah dan ditemani oleh pengasuhnya yaitu mbok Ami yang beberapa hari ini sedang pulang ke kampung halamannya karena putri sulungnya menikah. Mbok Ami sangat menyayangi Ryu seperti putranya sendiri. Sejak umur 5 tahun mbok Ami sudah mengatur Ryu. Krekk ... klitt ... Krekk..klitt .. !!! Kembali Ryu mendengar suara pintu yang sedang dimainkan. "Mama sudah pulang yah?" tanya Ryu sambil beranjak dari tempat tidurnya. Tanya Ryu yang mengira kalau mamanya sudah pulang. Ryu mulai melangkahkan kakinya secara perlahan dengan kewaspadaan yang tinggi. Dia khawatir kalau-kalau ada maling yang masuk kedalam rumah sakit. Dukk..duk ... dukk ... !!! Kali ini suara langkah kaki yang menuruni tangga rumah dimana dilantai dua kamar tamu dan gudang. Sekilas Ryu seperti melihat ada sesuatu yang melintas di belakang tubuhnya. Dengan cepat Ryu membawa kepalanya ke belakang tetapi tidak ada satu pun di belakangnya. Ryu kembali melangkahkan kakinya kembali dan kali ini dia mencoba menyalakan suara yang barusan dia dengar dilantai dua. Saat tiba dilantai dua rumah adat Ryu membuka pintu gudang, sebab suara itu berasal dari gudang. Betapa terkejutnya Ryu saat menyadari didalam gudang ada seorang anak kecil laki-laki sedang memainkan pesawat mainannya sewaktu Ryu masih kecil. "Kamu bisa masuk kemari lewat mana dik?" tanya Ryu heran. Anak kecil itu hanya tersenyum. Ryu merasa bingung melihat wajah anak kecil itu begitu pucat dan sepertinya Ryu belum pernah melihat anak kecil itu dilingkungan atas atau tetangganya. "Adik sedang sakit ya. Kamu sudah makan siang belum?" tanya Ryu yang merasa anak kecil itu sedang sakit. "Tidak" jawabnya singkat. "Nama kamu siapa? Tinggal dimana?" "Kakak bisa melihat aku, berarti kita sama ya kak?" jawab anak laki-laki itu. "sama-sama laki-laki?" tanya Ryu heran. "Sama-sama sudah meninggal." jawabnya singkatnya sambil tersenyum. Sontak Ryu terlejut ternyata anak kecil yang berada dihadapannya saat ini kesalahan manusia tetapi hantu pikirnya. Seketika dihadapan Ryu muncul seorang pria paruh baya yang dia kenal. Dia adalah Seto, orang yang ikut menjadi korban kecelakaan maut yang menimpa Ryu. "Pak Seto! Bapak datang juga menemui aku. Bapak kan juga sudah meninggal?" Ryu mulai semakin heran karena dirinya dapat melihat orang yang sudah meninggal. Ryu menjadi sedikit takut. Dia jangan merasa-jangan dirinya juga saat ini sudah meninggal. "Hei ... anak muda aku bukan Seto, namaku Ariel ... ditugaskan dari alam sana untuk menjadi roh pembimbing mu." jawab pria paruh baya itu. "Tetapi Anda sangat mirip sekali dengan Pak seto yang pernah aku temui?" tanya Ryu semakin heran. "Ah ... sudahlah anggap saja aku orang yang pernah kamu kenal. Tetapi harus panggil aku Ariel tidak perlu pakai sapaan Pak, rasanya aku seakan tua sekali disapa bapak." "Oke pak ... Eh maaf Ariel." celetuk Ryu sambil tersenyum tipis. "Anak ini belum waktunya meninggalkan dunia ini. Suruh dia kembali." perintah Ariel kepada Ryu. "Jadi adik ini sebenarnya belum tiada? Lalu bagaimana dia sampai jauh kesini?" "Di dunia ini ada dua dimensi dan di samping tempatmu ada juga yang suka kejahatan." "Maksud mu apa Pak ... eh maaf Ariel?" "Anak ini pasti tersesat ketika keluar. Hilang arah dan mereka yang hilang pasti hilang begitu saja sehingga anak ini tidak tau jalan kembali ke tubuhnya lalu mereka akan menangkap jiwa yang hilang itu." "Kasihan adik ini. Lalu bagaimana kita bisa membantunya?" "Kau saat ini memiliki kelebihan. Kau dapat melihat kejadian yang terjadi sebelumnya dan mengapa seseorang terjadi. Ryu segera melakukan yang diperintahkan Ariel dan benar saja Ariel dapat melihat kejadian lampau yang menimpa anak itu hingga jiwanya keluar. "Jadi anak ini sedang mengalami sakit keras dan sedang dioperasi besar. Setelah selesai operasi dia mengalami koma dan disitulah jiwanya mulai keluar." jelas Ryu satu persatu. "Lalu setelah itu apalagi yang kau lihat?" "Ibunya mencampakkan mainannya saat anaknya sedang koma. Mainannya itu adalah sebuah pesawat mainan. Tetapi tunggu dulu ...?!" "Ada apa Ryu?" tanya Ariel bingung. "Ternyata jiwa lain dari anak itu masuk kedalam mainan itu dan mainan itu sudah berada jauh di tempat pembuangan sampah kota." "hmm ... Jadi itu kasus Anak ini tidak dapat kembali dia sedang mencari jiwa lainnya itu. Ternyata jiwa lainnya tidak bersama dia saat ini." "Apa yang harus kita lakukan Ariel?" "Kita harus mencari jiwa lainnya itu. Jika sampai besok matahari terbenam, anak ini tidak kembali ke tubuhnya maka jiwanya akan hilang selamanya." "Kita harus membantu Adik ini. Tetapi hari ini lebih banyak, kemungkinan besok pagi kita akan mencarinya." "Ya. Besok saja kita lakukan. Biarkan adik ini bersama mu. Agar tidak ada yang menjahatinya atau yang mencoba menculiknya. Aku juga akan kembali besok." "Hei ... kau mau kemana Ariel?" " Aku ini bukan manusia aku sama seperti anak ini hanya berbentuk roh jadi aku ingin berjalan-jalan dulu bosan berada di dalam ruangan. sampai jumpa...!" Ariel seketika menghilang dan meninggalkan Ryu bersama anak kecil itu. 'Ariel ... ariel. Sudah jelas dia mengatakan bahwa wajahnya tidak ada yang berbeda. Biar aku cari tau di internet apa itu roh pembimbing. ' bisik Ryu dalam hatinya. "Ayo dik ... sekarang kita kekamar kakak. Kamu bawa saja semua mainan kakak itu. Kamu boleh kok memainkannya. Mereka lalu pergi ke kamar Ryu dan saat Ryu turun dari tangga, tiba-tiba Mbok Ami datang yang baru saja tiba. Sontak mbok Ami teriak karena terkejut dan pingsan melihat mainan anak kecil yang melayang-layang. Ryu langsung memapah mbok Ami dan membaringkannya di sofa. "Den ... tad-last mbok melihat ada mainan melayang sendiri." Teriak mbok Ami dengan wajah pucat. "Mbok pasti bergerak karena perjalanan jauh. Tadi itu membawa mainan. Ini buktinya." Ryu segera beberapa mainan yang ada ditangannya. "Berarti mbok salah lihat ya den?" "Betul. Mbok salah lihat. Sekarang mbok istirahat saja ya. Ryu mau kekamar dulu." Ryu lalu meninggalkan mbok Ami sendiri. Mbok saya merasa bingung melihat sikap Ryu saat ini yang sangat dan penuh perhatian. Biasanya biasanya ketus menjawab dan suka marah-marah. Mbok Ami pun kembali kekamarnya dan membawa semua tas yang dia bawa. "setelah ini aku mau masak enak dulu lah untuk makan malam den Ryu. Senang rasanya kalau melihat den Ryu sudah berubah." Mbok Ami bermonolog sendiri sambil merapihkan pakaiannya dari dalam tas. Sementara Ryu terus memperhatikan anak kecil itu bermain dengan mainannya. "Nama kamu itu ternyata lupi ya? Nama yang lucu." "Kakak tau nama aku ya." jawab anak itu sambil tersenyum senang. Ryu merasa dalam hatinya terasa damai saat dapat bekerja dengan baik kepada orang lain. Ryu juga senang dapat melihat mbok Ami kembali ke rumah. Karena sebelumnya Ryu sering berbicara kasar kepada mbok Ami dan menyakiti hatinya.  Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD