Part 2

1547 Words
"Alexa," pekik Pak Bryan. Pak Bryan pun segera beranjak menuju ke tempat Alexa. "Aduh sakit, Pak," ucap Alexa sambil mengusap-usap pantatnya. Pak Bryan pun segera menolong Alexa. "Kau tahu sekarang masih pagi dan lantai kampus sudah pasti baru saja di pel. Seharusnya kau lebih hati-hati, Alexa." "I,iya, Pak. Maaf," ucap Alexa sambil menunduk. "Ya sudah, cepat duduk." Alexa pun segera masuk kedalam kelas dan mencari duduk di dekat Titans. Titans yang sedari tadi gatal ingin menolong Alexa pun ditahannya. Dia menatap Alexa khawatir dari tempatnya duduk. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Titans panik. "Sakit, Titans. Tapi sudah agak lebih baik." "Maaf pasti gara-gara aku sudah membuatmu buru-buru." "Stop. Ini bukan salahmu, justru kalau ngga kamu kasih tahu aku bisa telat masuk kelas, Titans." Titans pun tersenyum mendengar ucapan Alexa. "Oke, sehabis kelas kita ke kantin ya. Aku traktir." Alexa pun terkekeh. "Oke, makasih." "Sama-sama."  "Alexa Cambridge!" Panggil Pak Bryan yang tengah mengabsen Alexa. Alexa pun terkejut. Dia pun langsung mengangkat salah satu tangannya ke atas kepala. "Hadir, Pak." "Bagaimana pantatmu sudah tidak sakit?" Pertanyaan Pak Bryan membuat Alexa terdiam. Satu kelas menatap Alexa sambil menahan ketawa. Alexa pun menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar. "Sudah agak lumayan, Pak." Sontak semua mahasiswa pun terkekeh. Namun Alexa tidak peduli. "Bagus. Nanti kamu kerjakan soal nomor satu ke depan ya." Mendengar itu Alexa pun langsung membelalakkan matanya. Kemudian reflek menatap Titans yang juga tengah terkejut sambil menatapnya. "Mati aku," bisik Alexa kepada Titans. "Nanti bawa buku catatan ku saja, Xa. Oke," bisik Titans. Alexa pun mengangguk. "Baik, Pak," jawab Alexa lantang. "Baik. Kamu persiapkan jawabannya. Silahkan maju ke depan setelah saya selesai mengabsensi." "Iya, Pak." Setelah Pak Bryan selesai mengabsensi, Alexa pun maju ke depan untuk menulis jawaban soal nomor satu tugasnya minggu lalu. Selesai menulis Alexa pun kembali duduk. Terlihat Pak Bryan berjalan menuju ke papan tulis, beliau memeriksa jawaban milik Alexa.  "Benar," ucap Pak Bryan sambil memberikan paraf di jawaban milik Alexa. Alexa pun tersenyum bahagia. "Thanks, Titans." "Sama-sama." Alexa pun terkekeh.  Selesai kelas Alexa dan Titans pun pergi ke kantin. Mereka membeli makanan ringan untuk mengisi perut yang baru saja terkuras habis karena mata kuliah kalkulus. Namun di saat mereka sedang makan tiba-tiba Alexa di kagetkan dengan kedatangan Jacob. Alexa pun seketika berubah menjadi gadis yang manis. Titans yang berada di depannya pun hanya bisa menahan rasa kesalnya. "Kamu makan apa, Sayang?" "Sandwich, Sayang. Aku lapar sekali, rasanya perutku terkuras habis di kelas. Kamu sudah makan?" "Kasihan," ucap Jacob sambil mengusap-usap kepala Alexa lembut. Titans pun semakin terbakar rasa kesalnya. "Kalau sudah kita keluar kampus sebentar ya, ada yang ingin aku berikan." Tampak wajah Alexa semakin merekah membuat Titans semakin geram. "Oke, tunggu ya Sayang." "Iya." Selesai makan Alexa pun berpamitan kepada Titans. "Titans, makasih ya traktirannya. Aku duluan." Titans pun berusaha menutupi kekesalannya. Dia terpaksa memasang senyum palsu di depan Alexa. "Iya sama-sama, Xa." "Yuk, Sayang." Alexa pun berlalu. Sedangkan Titans menatap tajam kepergian Alexa. Jam menunjukkan pukul 03.00 sore. Terlihat Titans tengah berjalan menuju parkiran. Dia kesal karena jam kuliah terakhir Alexa tidak masuk. Alasannya karena ada keperluan diluar. Namun Titans yakin Alexa saat itu tengah bersama Jacob. Tiba-tiba terlintas di pikirannya, Titans pun segera menghubungi Alexa. "Lexa?" "Ya, bagaimana kelas tadi, apa ada tugas?" "Ada, tugas kelompok. Dan kita satu kelompok. Nanti malam bisa tidak kau ke rumahku? Kita kerjakan di rumahku soalnya besok sudah dikumpulkan." "Emmm, oke nanti aku ke rumahmu." "Oke, sampai ketemu nanti." Titans pun tersenyum lebar. Dia tidak sabar untuk menunggu kehadiran Alexa dirumahnya. Jam menunjukkan pukul 06.00 sore. Terdengar suara ketukan pintu rumah Titans. Seorang wanita tua pun membuka pintu rumah. "Selamat malam," ucap Alexa. "Selamat malam, temannya Titans ya?" "Iya, Tante." "Masuk, sudah di tunggu Titans di kamar," ucap Diva ibunda Titans. Diva pun mengantar Alexa menuju ke kamar Titans. Sesampainya disana Alexa melihat Titans tengah duduk di atas karpet sambil mengerjakan tugas mereka. "Titans, temanmu datang." "Iya, Mom," jawab Titans. "Masuk, Xa," ucap Titans kepada Alexa. "Masuklah, Tante mau ke dapur ambil makanan." "Terimakasih, Tante," ucap Alexa. Diva pun tersenyum lalu berjalan meninggalkan mereka berdua. Alexa pun perlahan masuk ke dalam kamar Titans. Alexa duduk di samping Titans.  "Kenapa kau mengambil start, Titans? Aku kan belum tahu bagaimana tugasnya?" Titans pun terkekeh mendengar perkataan Alexa. "Tidak apa-apa, Xa. 70% ini tugas laki-laki. Nanti kau yang membuat laporannya ya." Alexa menghembuskan nafasnya. "Oke, tapi ajari aku ya. Nanti kalau dosen tanya aku ngga bisa jawab kan percuma." "Oke, Xa." Mereka pun mulai mengerjakan tugas mereka. Sampai terdengar ketukan pintu kamar Titans. "Makanannya," ucap ibu Titans dari balik pintu. Titans pun segera beranjak dan membuka pintu kamarnya. Terlihat Diva membawa satu nampan makanan beserta minuman dingin. "Astaga, Tante kok jadi repot-repot," ucap Alexa. "Ah tidak, Nak. Ya sudah lanjutkan mengerjakan," ucap Diva sambil beranjak kembali ke pintu kamar. "Terimakasih, Tante." Diva pun tersenyum. "Makan, Xa," ucap Titans. Sontak Alexa pun langsung menoleh kearah Titans. Titans pun terkekeh. "Kenapa ada snack kesukaanku disini? Bahkan semuanya kesukaanku. Jangan-jangan kau sengaja, Titans." Titans pun terkekeh. "Sudah, kalau pingin makan saja semua. Semua buat kamu, Xa." "Hah, beneran nih?" Titans mengangguk. Alexa pun segera mengambil satu Snack itu lalu memakannya. Titans pun tersenyum. 1 jam berlalu, mereka pun masih setengah jalan mengerjakan tugas. "Bentar, Xa aku ambil minum. Minumnya habis tuh." "Oh, oke. Aku juga mau ke toilet," ucap Alexa. "Toilet kamarku saja, itu di ujung," ucap Titans sambil menunjuk kamar mandinya. "Oh, oke." Titans pun keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju dapur mengambil air dingin di kulkas. Dia mengambil satu botol besar dengan 2 gelas sirup berwarna merah. Tiba-tiba Titans menarik nafasnya berat lalu menghembuskannya perlahan. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah bungkusan kertas berukuran kecil. Dia mengambil bungkusan itu lalu membukanya. Sebuah serbuk putih berada di dalamnya. Titans pun segera memasukkan serbuk itu ke salah satu sirup buatannya. Lalau cepat-cepat mengaduknya.  "Sebentar lagi Alexa akan menjadi milikku," batinnya. Tercetak senyum lebar di bibir Titans.  Setelah selesai membuat sirup, Titans pun kembali masuk ke dalam kamarnya sambil membawa sirup tersebut. "Oh, sini ku bantu," tawar Alexa kepada Titans yang tengah membawa nampan dan satu botol air dingin berukuran besar. Alexa salah fokus dengan sirup berwarna merah itu. Terlihat segar dan menggiurkan. "Kau membuat sirup itu? Kelihatan segar, aku minum ya?" Titans yang mendengar ucapan pun terkejut. "Eh iya minum saja." Titans menatap tajam kearah Alexa. "Bagus, aku tidak perlu menawarkannya karena kau sudah tertarik duluan untuk meminumnya," batin Titans. Alexa pun mengambil segelas sirup itu. Dan dengan cepat menyeruputnya. Mata Titans semakin lekat menatap Alexa saat meminum sirup itu.  "Hah, segar sekali. Enak sirupnya." Namun saat Alexa akan melanjutkan membuat laporan tiba-tiba kepalanya merasa pusing, dia memegang kepalanya dan merintih kesakitan. Namun Titans hanya berbicara saja dan tidak menolong Alexa. Alexa pun pingsan. Titans tersenyum puas. "Satu langkah lagi kau akan menjadi milikku, Alexa." Titans pun mengangkat tubuh Alexa ke atas tempat tidurnya. Satu persatu pakaian Alexa ditanggalkannya. Titans yang sudah gelap mata langsung melanjutkan rencananya. Dia mengambil gambar telanjang Alexa. Tidak lupa Titans berpose seolah mereka habis melakukan hubungan. Dengan pintar Titans menutupi wajahnya dan hanya menampakkan wajah Alexa. Setelah puas dengan aksinya Titans pun kembali memasang pakaian Alexa. Dan segera melanjutkan tuagas kelompok mereka.  2 jam berlalu, Alexa terlihat tengah menggeliat di atas tempat tidur Titans. Alexa menguap lalu mengusap-usap matanya.  "Aku dimana?" Gumamnya. "Astaga, aku ketiduran, Titans??" Alexa segera bangun dari tidurnya. Dia teringat Titans yang terakhir dilihatnya sedang mengerjakan tugas kelompok mereka. Namun saat menoleh ke tempat mereka mengerjakan tugas, Titans sudah tidak berada disana. Alexa pun turun dari tempat tidur Titans dan berlari ke luar kamar mencari Titans. Perlahan Alexa berjalan mencari Titans. "Titans, Titans, " panggil Alexa dengan nada setengah berbisik. Dia takut membangunkan orang-orang dirumah Titans. Perlahan Alexa berjalan menuju ke ruang tamu. Alexa mereka lega karena dia melihat Titans sedang duduk disana sambil menonton televisi. Alexa pun langsung menghampiri Titans. "Titans, " sapa Alexa pelan. Titans pun tersenyum sambil melihat kearah televisi. "Eh, Alexa kau sudah bangu" tanya Titans yang pura-pura terkejut. "Aduh, maaf Titans, aku ketiduran tadi tiba-tiba kepalaku terasa sakit." "Tidak apa-apa, Xa." "Lalu tugasnya bagaimana?" "Ada salah satu bagian laporan yang tidak aku mengerti, besok kita tanyakan kepada dosen ya." "Ah iya tentu saja." "Kau mau tidur disini? Sudah malam, Xa." Alexa melirik jam tangan miliknya. Sudah menunjukkan pukul 11.00 malam. "Nggak deh, Tans. Aku pulang saja. Aku minta jemput Jacob." Senyum yang selama beberapa jam terukir di wajah Titans tiba-tiba hilang saat mendengar nama Jacob di sebut. Titans pun kembali merasa kesal. "Oh, baiklah. Maaf tidak bisa mengantarmu pulang, Xa." "Ah tidak apa-apa, Tans." 10 menit berlalu, terlihat mobil Jacob sudah berada di depan rumah Titans. "Aku pulang dulu ya, salam buat Tante Diva." "Iya, nanti aku salamkan kepadanya." Alexa pun berjalan menuju ke mobil Jacob. Titans pun menatap kepergian Alexa. Kemudian Jacob membunyikan klakson mobilnya yang membuat Titans terkejut. Terlihat Jacob melambaikan tangannya dengan terpaksa Titans pun membalas lambaian tangan Jacob. Kemudian mobil Jacob pun berlalu dari halaman rumah Titans. "Sebentar lagi kau akan jatuh ke pelukanku, Alexa," gumam Titans sambil berlalu masuk ke dalam rumahnya. Titans pun langsung duduk di sofa depan televisi. Dia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Dia membuka layar kunci lalu memilih opsi galeri. Disana mata Titans membelalak, senyum lebar kembali menghiasi wajahnya. Dia tengah melihat potret Alexa yang dia ambil beberapa jam yang lalu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD