Alexander

1081 Words
Jam menunjukan waktu jam 9 malam, Alex bergegas pulang kerumah walau sebenarnya dia terbiasa pulang ke apartemennya sendiri tapi setiap akhir pekan, dia menyempatkan diri untuk pulang kerumah mommynya. Alex menyuruh supirnya sekaligus asistennya Toriq untuk mampir ke toko roti. Alex sengaja mampir ke toko roti untuk membelikan cake kesukaan mommynya Tiramisu Cake. Saat di toko roti, ada seorang gadis muda yang menarik perhatian Alex. Tapi, sayang gadis itu sama sekali tidak memperhatikannya. Tak lama kemudian, Alex tiba juga dirumah Leni, mommynya. "Alex kamu sudah datang nak," ucap Leni menyambut Alex dengan sumringah. "Iya mom, mom aku bawakan cake tiramisu kesukaan mommy." "Bagaimana dengan pekerjaanmu nak?" tanya Leni. "Semua berjalan dengan lancar mom." "Ayo nak makan dulu, mommy sudah menyiapkan makanan kesukaanmu sekalian ajak Toriq untuk makan juga." "Iya mom." "Terima kasih bu tapi saya sudah makan," jawab Toriq dengan sopan. "Pokoknya ikutan makan," kata Leni dengan tertawa melihat Toriq asisten pribadi anaknya yang selalu setia berkerja pada Alex. Disaat mereka makan malam bersama, Leni tiba-tiba bertanya pertanyaan yang selama ini selalu dihindari Alex. "Lex.. kapan kamu menikah nak?" tanya leni. Inilah yang di khawatirkan Alex, mommy nya menanyakan pertanyaan, 'Kapan kamu menikah' ingin sekali dia menjawab perkataan mama nya dengan iklan di tv. 'May... maybe' tapi, yang ada dia hanya akan mendapatkan nyanyian lagu dari sabang sampai marauke alias mama nya akan ngomel panjang kali lebar kali tinggi yang tak akan ada habisnya. "Alex, kamu kan sudah dewasa umurmu aja 40 tahun dan seharusnya kamu menikah. Teman-teman mommy banyak yang mempunyai cucu dan mommy ingin sekali menggendong cucu Lex." "Sorry mom, aku belum memikirkan tentang pernikahan," jawab Alex dengan datar. "Apa maksudmu belum memikirkan pernikahan? Apa kamu tunggu mommy sampai tua renta dan tak bisa menimang cucu gitu maksudmu Lex? Diusia mommy yang sudah tak muda lagi hanya menginginkan seorang cucu dan anak mommy hanya kamu Lex," ujar Leni dengan mata berkaca kaca. "Mom bukan seperti itu maksudku." "Apa kamu masih memikirkan wanita itu?" tanya Leni dengan curiga. "Jangan pernah mengungkit masa lalu mom," ucap Alex dingin. Alex merasa tak enak sendiri dengan mommynya, dia tau kalau mommy nya kesepian semenjak meninggalnya daddy alex yang sudah 3 tahun. "Mom 2 tahun lagi aku baru akan siap menikah," ujar Alex. "Tidak bisa Lex, 2 tahun itu sangat lama." "Yaa aku tau mom, tapi mom —" "Tapi apa?" Leni memotong perkataan Alex dengan cepat lalu berkata, "Kamu selalu saja menunda kapan akan menikah mom putuskan akan menjodohkanmu dengan anak teman mommy." "Aku tak mau mom, memang ini jaman Siti Nurbaya pake jodoh jodohin segala." "Mommy tak terima penolakan besok siang kamu harus bertemu dengan gadis pilihan mommy!!gadis pilihan mommy itu sangat cantik, baik dan santun loh Lex." "Aku tidak mau mom." "Kau sangat tega membentak mommy Lex, mommy yang melahirkanmu, mommy yang membesarkanmu.. yaa Tuhan Alex." "Hiiks hiks.. Johan kenapa anakmu menjadi seperti ini Johan." Leni menangis sambil memanggil manggil nama daddy Alex yang sudah meninggal. Alex yang mendengarkan itu menjadi merasa bersalah, bagaimana pun Alex salah sudah membentak mommynya, mommy yang sangat Alex sayangi. "Baiklah mom, aku akan bertemu dengannya sesuai keinginan mu mom." Alex berkata dengan pasrah menerima perjodohan tersebut walau dalam hatinya dia sangat enggan menikah, tak ingin kisah lama mencintai seseorang tapi hanya akan sakit karena ditinggalkan. "Terima kasih ya nak mau menurutin mommy. Besok jam 4 sore kamu akan bertemu dengan Sabrina di kafe Mozaic. Mommy sudah menghubungin mama nya Sabrina dan Sabrina bersedia loh bertemu denganmu," ujar Leni dengan bahagia. "Iya mom." Leni tersenyum dan berharap anaknya bisa menikah dan hidup bahagia tanpa bayangan masa lalu. Alex memikirikan perkataan mommynya memang dia masih teringat masa lalunya. Tapi, tadi dia melihat ada seorang gadis ditoko roti yang tidak terpanah dengan ketampanannya berbeda dengan wanita wanita lain yang saling berebut mencari perhatiannya. ********************** "Alanaaaaaa." Rika berteriak memanggil Alana. Alana dengan bergegas menuju dapur. "Bantu mama masak." "Loh memang bi Wati kemana ma?" tanya Alana "Bibi Wati pulang kampung tadi pagi, sodaranya ada yang meninggal." Tapi yang terjadi dapur malah Alana lah yang memasak dan Rika hanya duduk saja sambil tertawa melihat ponselnya. Memang benar kata orang ponsel itu membuat orang bisa gila kadang tertawa sendiri, kadang marah sendiri juga terkadang senyum dan bahagia sendiri. "Lana berkerja dengan cepat, mama udah lapar, kau ini lamban sekali kayak siput aja." Alana memilih diam dan bersabar, menaham rasa sakit di hatinya. Alana berdoa didalam hati agar semua ini cepat berakhir, Alana tinggal menunggu pengumuman kelulusan dari sma nya dan meminta papa nya untuk kuliah di luar kota, Alana ingin kehidupan yang baru tanpa harus menderita lagi mendengar cacian dan hinaan Rika mama nya sendiri. ******************* Keesokan harinya... Alex sudah tiba di kafe Mozaik, dia duduk santai dengan secangkir kopi di mejanya sambil menunggu wanita yang akan di jodohkan oleh mommynya. "Apa kamu Alexander William." seorang wanita bertanya pada Alex "Yaa dan kamu." Alex melihat penampilan wanita dihadapannya. "Siapa?" "Sabrina Veronica." Alex memperhatikan Sabrina dari ujung kaki sampai keujung kepala, Sabrina memakai pakaian yang sangat sexy dan kekurangan bahan seperti ingin pergi ke club malam dan bermake up berlebihan seperti ingin kondangan. Alex lebih suka wanita yang natural dan berpakaian lebih sopan. Sabrina yang diperhatikan oleh Alex menjadi senang sendiri, dia merasa Alex tertarik padanya. Alex juga tampan dan kaya, Sabrina sangat suka pria pria seperti Alex. "Sekarang bagaimana dengan rencana pernikahan kita?" tanya Sabrina dengan percaya diri. "Terserah padamu dan mommy," jawab Alex dengan tak bersemangat dan tak peduli dengan raut wajah Sabrina yang berubah menjadi tak menyenangkan. "Yang menikah kan kita bukan mommymu kenapa harus terserah pada orang tua mu sih, ga penting tau ga mommymu itu," ujar Sabrina kesal. "Bagiku mommyku sangat penting dan asal kamu tau aku kesini karena mommyku. Aku juga tak peduli dengan rencana pernikahan ini selama mommy ku senang apapun kulakukan," jawab Alex dengan wajah datar Respon Alex yang tidak memperdulikannya membuat Sabrina kesal. "Aku ga mau married sama kamu." "Heh! Dengar kamu jangan terlalu percaya diri deh. Kamu pikir aku mau apa menikah dengan kamu? Aku pergi dulu, percuma aku disini hanya membuang buang waktuku." Alex melangkah pergi keluar cafe Mozaik. Sabrina sangat kesal Alex meninggalkannya begitu saja, dia tidak terima dengan perbuatan Alex padanya. "Aku tidak akan menikah denganmu walau kamu kaya dan tampan, tidak akan ku sia-sia kan masa muda ku hanya untuk pria sepertimu," ujar Sabrina dengan senyum penuh arti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD