Pernikahan Mafia

997 Words
“Bisakah Kau diam?”Angel mengerucutkan bibirnya. Ia selalu menjadi gadis yang cerewet kenapa pria disampingnya yang tengah fokus mengemudi itu selalu saja menyuruhnya untuk diam. Mulut bar bar Angel tuh berontak. Ia gabisa diam. Angel harusnya kemarin latihan buat jadi cewek kalem kalo ujung ujungnya nikah sama pria dingin. Nggak romantic, nggak humoris lagi. “Umur Abang berapa?”tanya gadis itu membuat Haris menaikkan alisnya. “Abang?” “Oh salah ya. Terus Angel panggil apa? Mas? Bapak?” “Abang aja.”jawab Haris setelahnya. Pria itu malah bertele tele dengan siapapun apalahi gadis disampingnya yang baru ia kenal. Gadis yang akan menjadi istrinya minggu depan, gadis itu entah datang darimana tiba tiba Papa dan Mama Haris menjodohkan Haris dengannya dan mereka menikah minggu depan. Seperti mimpi, memang Haris saja tidak percaya. “Yaudah gitu aja rempong. Umur Abang berapa?”tanya Angel tanpa rasa takut. “30.” “WHAT!!?”teriak Angel membuat Haris menatapnya tajam. Namun bukannya takut, gadis itu malah melotot pada Haris. “Becanda pastikan?”Haris berdecak malas, pria itu memilih fokus mengemudi untuk ke butik sahabat mamanya. Mereka akan mencoba pakaian pernikahan mereka. Sebeneranya sebuah keajaiban, Haris pria yang selalu stay di markasnya itu mau keluar meninggalkan markasnya. “Abang becanda kan!?” “Menurut kamu?”tanya Haris membuat Angel menangis dan itu membuat Haris membiarkannya. “Hikss… nasib Gue…”Hariis yang menatap Angel karena lampu merah menatapnya iba, lalu ia menghapus air mata gadis itu spontan. “Angel masih 20 tahun Abang. Abang kenapa tua banget!?”ujar gadis itu menangis tak karuan sembari menendangkan kakinya kedepan. Haris menggelengkan kepalanya. Membiarkan gadis itu menangis lagi, percuma ia menghapus air mata gadis itu. Angel nangisnya makin kejer. Sampai didepan butik, Haris menatap Angel yang masih sesenggukan. “Udah puas?”tannya Haris menetap gadis itu. Angel menggeleng. Ia belum puas nangis. Kalo bisa Angel nyebur ke empang sekalian tak terima dengan nasibnya. “Angel nikah sama om om dong huwaaa… Angel masih kecil.”ujar gadis itu kembali menangis membuat Mama Haris yang melihat mobil putranya itu menghampirinya. “Kamu apain mantu Mama!?”Haris menggeleng menatap Mamanya disampingnya Angel yang memasukkan kepalanya kedalam mobil karena kacanya sudah Haris turunkan. Kenapa dirinya yang disalahkan. “Ma, beneran Abang 30 tahun?”Mama Haris mengangguk. “Huwaaa Mama Angel nggak jadi mau nikah deh. Tua, Angel mau yang masih kinyis kinyis Ma!”ujar gadis itu. “Nggak boleh. Angel udah janji sama Mama ya mau nikah sama Haris.”ujar Sang Mama mengingatkan membuat gadis itu mendengus. “Bener nggak boleh dibatalin Ma?”pinta Angel yang Mama gelengi. “Udah nggak usah drama. Ayo turun, Angel boleh pilih yang mana aja.”Angel mengangguk lesu. Angel lalu turun, sedangkan Haris pria dengan jaket hitam dan celana hitamnya itu masih duduk dikursi kemudinya. “Ayo.”ajak Mamanya. “Mama kok deket banget sama Dia?”heran Haris. “Kepo.” xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx “Sah!”Mama Haris memekik senang kala suara tamu menggema kata sah. Wanita itu langsung memeluk suaminya yang tersenyum. Jika dilihat lihat Mama sangat mirip dengan Angel, memiliki kepribadian yang sama pula. Dan Papa mirip dengan Haris, pria itu sangat cuek, bahkan enggan berbincang dengan wanita lain kecuali mamanya. “Akhirnya jadi mantu Mama juga kamu.”ujar Mama kala Angel sudah istirahat dikamarnya. Haris dan Papa masih diluar berbincang dengan tamu. Angel memilih ijin istirahat pada Haris dan Papa tadi. Dirinya tak kuat berdiri sudah sekitar 2 jam untuk menyalami para tamu yang seabrek. Pasti satu kabupaten diundang sama Papa Mamanya. “Yaudah kamu istirahat dulu. Mama ke sana lagi ya, kamu tidur aja kalo cape.”Angel mengangguk pada Mamanya yang langsung keluar dari kamarnya. Angel berdiri lesu, tenaganya seperti terkuras habis. Gadis itu ingin mandi, namun ia memutuskan melepas gaun pengantin yang ia pakai. Sangat berat menurutnya, kenapa juga dia memilih gaun itu kemarin. “Auhhh…” Haris yang baru masuk langsung mendekat, melihat Angel yang menatap tangannya yang berdarah. “Sakit.”ujar gadis itu tak menyadari kehadiran Haris. “Gimana nyopotnya sus.. eh!”Angel yang akan berbalik agar letak resletingnya yang menyangkut terpantul di kaca menabrak Haris yang berdiri disampingnya. Haris langsung menarik gadis cilik itu agar tak terjatuh sampai membentur dadanya. “Sakkit!”rengek Angel membuat Haris menggelengkan kepalanya malas. Mending Ia biarkan jatuh aja tadi. “Sini.” “Abang mau ngapain!?”Angel mundur dari Haris. “Benerin resleting kamu. “Haris langsung membalikkan badan Angel. Jadi Angel melihat pantulan dirinya dan Haris yang tengah membenarkan resleting belakang gaunnya. “Abang jangan aneh aneh ya! Kita udah perjanjian buat nggak nganu nganu!”ujar Angel nyeleneh membuat Haris menggumam malas. Lagian Haris mau ngapain, toh kalo nganu nganu juga nggak dosa, kan udah sah secara agama dan negara. “Udah.”Haris lalu pergi, membuka laci kamarnya. “Sini tangannya.”Angel menurut, lalu Haris memplester jari telunjuk Angel yang terluka. “Besok kita pindah.” “HAH!?”kaget Angel membuat Haris memejamkan matanya kesal dengan ulah gadis itu. “Kenapa nggak tinggal disini aja? Biar Angel bisa ngobrol juga sama Mama.”ujar gadis itu lagi lagi. “Nggak bisa masak?”ledek Haris. “Enak aja! Angel mandiri tau!”teriak gadis itu tak terima. “Yaudah. Pindah 3 rumah dari sini nggak usah lebay.”ujar Haris. Mereka memang sudah punya rumah yang Papa siapkan, dan itu jaraknya nggak sampe sekilo, Cuma 3 rumah dari rumah mereka sekarang. “Ngapain sih pindah segala!”heran Angel. Kalo pindah seklian yang jauh, biar bisa udik gitu. Pindah Cuma 3 rumah dari rumah mereka sekarang apa faedahnya sih. Buang buang duit mending tinggal bersama. “Biar nggak diganggu kalo lagi ena ena.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD