Petir

668 Words
"ABANG MAU NGAPAIN!!?"teriak Angel kala Haris membuka baju dan celana panjangnya menampakkan boxer yang ia pakai. Pria yang telanjang d**a itu tak memedulikan kehebohan Angel langsung merebahkan dirinya diranjang. "Woy woyyy kasur empuk Angel omaygat. Abang kan tidur disofa."Haris diam tak menyahuti Angel. "Abang! Angel yang tidur sini. Kan udah sepakat nggak boleh kontak fisik!"Haris mengeram rendah lalu menatap malas Angel yang memeluk selimut disampingnya. "Nggak ada aturan Saya tidur sofa. Kamu aja."Angel menggeleng. Angel gitu yang tidur sofa? Enak aja!. "Nggak! Abang kan cowo. Abang lah yang tidur sofa."Angel mendorong dorong Haris agar bangun. Namun Pria itu malah memeluk bantal semakin nyaman. "Oke. Oke Angel aja yang tidur sofa."Angel bangkit membawa selimut dan bantalnya. Gadis dengan piyama tidur kuningnya itu berjalan kesal ke sofa kamar. Haris mengintip lalu membiarkan gadis itu tidur disana. Semaunya saja. Haris tak mau ambil pusing.  Pukul 23.13 "Abang geserrr!"Angel mendorong tubuh Haris yang memenuhi kasur. "Abang Angel takut Bang. Ya ampun Abang nggak ada akhlak sama istri. Gini gini Angel istri Abang."kesal Angel. Perlahan rintikan hujan mulai menerjang. Membuat suara gaduh yang membuat Angel semakin ketakutan. Ditambah lagi geluduk dan petir. Jederrr "ABANG!"Ah persetan dengan imagenya. Angel paling takut suara petir menggelegar. Gadis itu langsung bersembunyi dibawah ketek Haris. Haris yang terganggu membuka matanya. "Kamu ngapain sembunyi diketek saya?"tanya Haris menatap Angel yang memeluk badannya. "Angel takut Bang. Petirnya gede banget."ujar Angel dengan nada khawatir. Haris yang tadinya malas pun merasa iba. Benar benar kenapa dia yang sejatinya dingin jadi suka kasihan sama Angel. "Angel takut Abang. Petirnya gede bangett hiks..."Haris bangkit, dilihatnya Angel yang menutup matanya. Gadis itu benar benar takut. Haris menggeleng. "Saya disini." "Jangan pergi." "Saya nggak akan pergi. Kamu tidur."Angel mengangguk. Gadis itu tak melepas cengkeraman tangannya di adab Haris. Malah semakin kuat, padahal Haris sudah bilang tak akan pergi. Sepertinya Angel punya masa lalu yang membuatnya seperti ini. Haris menepuk punggung Angel. Sebelum ponselnya bergetar tanda telepon masuk. "HARIS! JAGA ANGEL. DIA TAKUT DENGAN PETIR."Teriak Mamanya dari seberang sana. Membuat Haris buru buru mengecilkan volume ponselnya. Takut Angel yang mulai pulas terganggu dan menangis lagi. "Iya." "Awas sampai dia nangis!" "Anaknya sudah nangis." "APA!?KAMU NGGAK BECUS JADI SUAMI!"Haris langsung mematikan ponselnya. Terserah Mamanya saja. Haris memang tak pernah becus melakukan apapun. Bahkan mendapatkan pengganti wanitanya dulu saja ia tak bisa. Haris terlalu pengecut. "Tidur yang nyenyak. Saya nggak mau liat kamu nangis lagi. Kamu sudah jadi istri saya. Berati kamu wanita saya." ......... "Ngapain kamu?"Haris turun kebawah, Ia padahal bangun seperti biasa jam 5. Namun Angel sudah bangun lebih dulu.  Ternyata gadis itu tengah didapur sembari bernyanyi ria Dia memasak.  "Abang masih punya matakan?"Haris menatap Angel. Benar benar tak ada sopan santunnya anak itu padanya. Jika diluar sana banyak orang menatapnya takut, menunduk, patuh padanya. Lain dengan Angel. Bocah kecil itu malah seperti menantang pada Haris.  "Kamu bisa masak?"Angel yang tengah menumis memutar matanya malas.  "Angel anak mandiri ya Bang. Angel bisa apa aja. Jangan ngremehin Angel."Haris mengangguk tak peduli.  "Abang mau mandi?!"Angel menggedor pintu kamar mandi keras keras.  "ABANG! BUKA PINTUNYA!"Haris yang malas tak memedulikan Angel yang berteriak bak kesetanan. Lama lama suara Angel mengecil lalu hilang.  Haris pikir Angel sudah tak peduli lagi. Namun nyatanya gadis itu terus mondar mandir didepan kamar mandi. Untung saja masakannya sudah selesai.  Haris yang tengah mengeringkan rambut setelah mandi keramas itu berdiri didepan kaca kamar mandi sembari berniat sikat gigi. Namun Haris diherankan dengan sesuatu yang tengah Angel rendam di ember kecil bawahnya.  Haris mencoba mengangkatnya. Hitam. Haris mengangkatnya dengan gagang sikat milik Angel.  Haris melotot saat tau apa benda itu.  Ceklek "Angel Ka--"Angel mendorong tubuh Haris.  "Abang! Sikat Angel kenapa disini! Kotor!"teriak Angel. Kala sikat gigi miliknya ada bersama bra yang ia rendam di ember.  " Salah Kamu rendam rendam kayak gitu."bukannya malu. Angel malah merasa marah. Sikat gigi baru yang kemarin ia beli. Omaygat terbuang sia sia gara gara Haris.  "Sikat gigi Angel."lirih Angel membuat Haris yang hanya terlilit handuk itu menghela napas malas.  "Cuma sikat. Nanti saya belikan."Angel mencebik.  "Awas kalo bra Angel rusak. Abang harus tanggung jawab!"Haris terkekeh.  "Bra kamu kecil gitu. Murah nanti saya beliin." "Jangan remehin ukurannya ya. Kalo liat juga mau."Haris terkekeh lalu menatap Angel. Dasar gadis itu.  "Jangan diulangi lagi. Saya kan jadi.."Angel mengernyitkan daginya mendengar kata yang tidak Haris selesaikan.  "Jadi apa? Kepo?" tanya Angel.  "Iya. Saya jadi kepo pengen buka baju kamu."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD