Bab 2

1640 Words
Belajarlah selalu dari pengalaman hidup yang sudah terjadi. Dan berusalah untuk tidak terjatuh ke dalam lubang yang sama. Karena biar bagaimanapun kamu bukanlah jari tengah.. "Sheen .. Ada apa?" tanya seorang laki-laki kala melihat gadis kecil itu berjalan ke arahnya dengan wajah yang memerah. Dia menatap lekat tubuh gadis kecil itu yang melewatinya. Lalu ... Dengan sengaja Sheen menumpahkan kekesalannya dengan mengotori kap mobil miliki kakak laki-lakinya itu. Ingin Ucca mengomeli gadis manja itu,  tapi dia tidak bisa. Dia harus merelakan kotoran hinggap di mobilnya. Karena.. Dia Afsheen Ganendra!! Sang putri kesayangan dari baginda raja Kara yang terhormat. Kalau dia berani macam-macam dengan gadis kecil ini bisa-bisa semua fasilitas kenyamanannya dicabut paksa tanpa ampun oleh bandot tua itu. Kejam memang. Tapi itulah aturan mainnya. Dan mau tidak mau dia harus mengikuti semua aturan tersebut. "Hei. Sheen," panggilnya lagi."Hei.. Whats going on?" tegur laki-laki itu kembali. Gadis kecil itu akhirnya mengalah. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian menunjuk sesuatu dengan jari telunjuk mungilnya. "Arah jam 12!!" Pandangan laki-laki itu bergerak mengikuti arah jari telunjuk yang digerakan oleh Sheen. Dia menatap lekat-lekat sesuatu di sebrang jalan sana yang bisa memicu kemarahan dari Sheen. Matanya memicing kala menemukan apa yang Sheen tunjukkan. "Are you kidding me??? Itu orang lagi ciuman Sheen kenapa lo marah???????!!!!" semburnya penuh urat. Bayangkan saja anak usia 8 tahun menunjuk orang berciuman sebagai alasannya marah. Ya Tuhan !!! Sepertinya pertumbuhan anak sekarang terlalu cepat. "Bukan. Bukan yang itu. Tapi yang itu," ulang Sheen membenarkan. Laki-laki itu kini menatap Sheen lekat. Mencoba menilai apa gadis kecil ini sudah membohonginya? Tapi ternyata ada hal lain yang dia tangkap dari pernyataan revisi Sheen ... "Bodoh !!! Itu bukan arah jam 12. Tapi jam 3 !!" bentaknya kuat. Sheen tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang terasa sakit. Laki-laki di depannya memang terlalu mudah dipermainkan, tetapi tetap Sheen menyayanginya. "Ucca ..." panggilnya pada laki-laki itu. "Hm ..." "Dia maling jaket Sheen. Coba ambil lagi!!" "Apa? Dia maling?" ulang laki-laki itu tidak yakin. Tapi seingatnya memang tadi Sheen memakai jaket ketika turun membeli makanan. Lalu kemana perginya jaket itu? Ucca, nama laki-laki yang baru saja dipanggil oleh Sheen, mencoba mengenali sesuatu yang dibawa oleh perempuan dewasa disebrang sana. Walau jarak mereka cukup jauh, tapi dia yakin itu jaket Sheen yang ada ditangannya. Yang menjadi pertanyaan sekarang, kok bisa jaket Sheen berada di perempuan yang tidak diketahui namanya? Memangnya ada perempuan dewasa maling jaket anak-anak? Untuk apa? Mau dijual lagi? Atau untuk anaknya? Pertanyaan demi pertanyaan muncul begitu saja dipikiran Ucca. Dia memandang wajah Sheen kembali yang masih berdiri sambil bertolak pinggang di sampingnya. Kenapa tidak sekalian saja si iblis kecil ini dibawa untuk di jual? Teriak hatinya yang paling dalam. "AYOO UCCA. CEPAT AMBIL!!" teriak Sheen. Karena tidak ingin berdebat dengan Sheen, dia mengalah. Mencoba mengejar perempuan itu untuk mengambil kembali barang milik Sheen, adik kecilnya. *** "Maaf mbak..." Ora menghentikan langkahnya ketika sebuah tangan menahan bahunya. Dia berbalik memandang tidak suka pada sosok laki-laki yang berbadan cukup besar berdiri tepat di depannya. "Sorry," ringis laki-laki itu ketika Ora menatapnya tidak suka. Kemudian tatapannya beralih pada jaket mungil milik Sheen yang masih bersarang ditangan Ora. Ucca menggaruk kepalanya bingung. Memulai dari mana dia untuk menanyakan perihal jaket tersebut. Masa iya dia langsung saja menuduh bila perempuan ini mengambil jaket adiknya. Rasanya kurang elegant. Tapi harus bagaimana lagi caranya? "Jaket." Ucapnya pada Ora. “Jaket anda?” “Iya. Punya saya..” Setelahnya Ucca meringis, membodohi apa yang baru saja dia katakan. Mengapa dia berkata jika itu adalah jaketnya?            Mendadak rasa malu menghinggapi perasaan Ucca. Dia tahu perempuan di depannya ini ingin menertawakannya sekarang. Namun yang ada dipikiran Ora, dia cukup bingung dengan kedatangan laki-laki muda ini tiba-tiba. Tidak ada hujan angin atau petir di siang ini mengapa ada orang aneh muncul di depannya. Oh Tuhan. Apa belum cukup derita yang dia rasakan hari ini? Mulai bertemu dengan mantan sahabatnya bersama kacang ijo. Lalu harus bertabrakan dengan gadis kecil bodoh yang memerintah dirinya untuk mencuci jaket. Dan kini apalagi yang Tuhan kirim untuk memperburuk harinya? “Mbak..” panggil Ucca lagi. "Maaf mbak. Gue salah bicara tadi. Maksudnya ...." Kedua manik mata Ucca menatap jaket Sheen begitu dalam. “Jaket itu miliki...” Dia memberikan kode lirikan kepada perempuan itu untuk memperjelas kata-katanya. “APA YANG LO LIHAT, HAH? PUNYA MATA TUH DIJAGA” pukul Ora merasa kesal. Dia mengamuk bukan hanya karena tatapan Ucca, tapi juga karena banyak hal yang terjadi dalam hidupnya hari ini. "Mbak.. Mbak. Eh. Aduh, apa-apaan sih?" halaunya dengan kedua tangan. Namun serangan yang Ora lakukan masih terus menerjangnya kuat. "Sinting eh.. Lo bener-bener ya. Awas.. Awas..!!" Gila benar perempuan jaman sekarang. Katanya perempuan makhluk yang lemah, butuh perlindungan laki-laki. Tapi mana buktinya? Ora masih sanggup memukul kuat kepala Ucca yang tingginya jauh diatas dia. Terlihat dari kelakuan yang ditunjukkan Ora. Bila semua orang yang terlihat lemah pun bisa menyerang ketika dalam keadaan terdesak. Termasuk perempuan. "Aw.. Aw.. Iya. Iya gue pergi." "Pergi lo jauh-jauh sebelum gue panggil polisi karena tindakan asusila," ancam Ora penuh keyakinan. Bibirnya tersenyum puas melihat tubuh laki-laki itu sudah mundur dan kembali menjauh darinya.Ora bersyukur ketika kecil dulu orang tuanya memaksa untuk masuk kelas bela diri. Ternyata ada manfaatnya juga kelas tersebut. “Dasar nggak punya sopan santun!!!” Namun bibirnya tidak lepas dari senyuman. Memikirkan wajah tampan laki-laki itu. “Lumayan juga wajahnya.” Gumam Ora. ***   Seseorang bertubuh besar berguling di atas ranjang king size. Kepalanya ditenggelamkan dalam tumpukan bantal. Dia merasa malu karena telah jatuh cinta pada sosok asing yang baru dikenalnya dalam aplikasi pencarian jodoh. Entah ini perempuan keberapa yang masuk ke dalam chatnya di aplikasi tersebut. Namun yang ini sungguh berbeda. Dia merasa tertantang karena ditanggapi tidak bersahabat dengan perempuan itu. Jawaban dingin serta kesombongan yang ditunjukan oleh perempuan tersebut membangkitkan jiwa pemangsa dalam dirinya. Maklum saja. Ini adalah tahun ke 3 dia sendiri. Tanpa belaian hangat dari perempuan. Ralat!! Maksudnya tanpa belaian hangat dari sosok istri. Bukan dia tidak mampu mencari yang baru. Tapi takdir memang belum berpihak kepadanya. Dari mulai puber pertamanya sudah banyak perempuan singgah di hatinya. Dan berbagi kehangatan diatas ranjang bersamanya. Namun yang berhasil menjadi istrinya dan memberikan keturunan dalam kehidupannya hanya 4. Perempuan pertama yang dia nikahi ketika usia 18 tahun. Masa-masa kegilaannya di sekolah yang terlalu over mengharuskannya menikahi mantan kekasihnya waktu itu. Bagaimana tidak dia nikahi, mantan kekasihnya itu mengaku hamil 4 bulan karena dirinya. Walau dia tidak yakin bila anak tersebut tumbuh berkat bibitnya, namun sebagai laki-laki sejati akhirnya pernikahan itu terjadi. Tetapi berselang 1 tahun, mereka berpisah. Dan dirinya memilih mencari perempuan lain yang mau menjadi istrinya hingga akhir. Tepat ditahun berikutnya, dia berhasil menikah dengan seorang junior di kampusnya pada waktu itu. Awal kedekatan mereka hanya sebatas adik dan kakak senior. Tapi lama kelamaan si adik itu sering sekali memegang 'adiknya' kakak. Maka terjadilah pertumpahan bibit dimedan peperangan. Dan.. Twingg.. Twingg.. Dengan aksi keberanian Mamanya, akhirnya moment adik kakak tersebut tertangkap basah. Mama yang merupakan salah satu anggota ibu-ibu kejam pada masanya langsung menyeret keduanya untuk menikah. Bagi dia semua itu merupakan sejarah yang sulit dihapuskan. Meskipun kini pelajaran sejarah sudah tidak ada lagi, tapi pahit dan manisnya kenangan itu masih tersimpan di hatinya. Kembali lagi ke topik. Hubungannya dengan istri keduanya ini bertahan cukup lama. Tetapi ketika memasuki tahun ke 9, istrinya tersebut meninggal karena kecelakaan mobil hingga membuatnya menjadi single parent kembali. Rasa sedih pasti ada ketika kehilangan sosok yang dicintai. Tapi apalah daya, dia tidak bisa melakukan apapun tanpa persetujuan Tuhan. Kehidupannya sempat terpuruk kala itu. Karirnya yang tengah menanjak sempat hancur dan membuat kehidupannya berubah dratis. Kedua anak yang hidup dengannya harus diungsikan guna menyelamatkan anak-anak itu dari kelaparan. Hingga suatu ketika dia bertemu dengan perempuan baru yang begitu mengerti dirinya. Membantu dia bangkit kembali menuju kesuksesan. Dan menggapai apa saja yang dulu sempat hilang. Dia sangat bersyukur Tuhan mempertemukan mereka. Saling mengisi kekurangan satu sama lain hingga hubungan tersebut berakhir dalam pernikahan. Keduanya menikah dan menghasilkan satu anak yang begitu dia sayangi hingga saat ini. Walau hubungan mereka harus berakhir akibat dia diselingkuhi oleh perempuan tersebut, dia tidak pernah kecewa. Setidaknya dulu ketika mereka bersama ada banyak kenangan yang pernah mereka buat. Dan itu tidak akan mungkin dilupakan. Dari kejadian tersebut dia bisa mengambil satu kesimpulan yang pasti. Bahwa tidak semua yang dinilai serasi oleh manusia sama dengan takdir yang Tuhan ciptakan. Manusia memang boleh merancang semua hal indah dalam hidupnya. Tapi lagi-lagi Tuhan yang berkuasa. Mengambil alih semua keputusan untuk akhirnya manusia itu rasakan sendiri. Lalu beberapa bulan setelahnya dia menjadi single parent kembali. Dia pikir hidupnya akan tetap bahagia dengan 3 anak yang harus dia urus. Tetapi lagi-lagi Tuhan mengujinya dengan sesosok perempuan. Dia hadir ditengah gersangnya hubungan percintaan yang dia rasakan. Tak sampai satu tahun mereka mengenal, keduanya memutuskan menikah. Dalam pernikahan tersebut menghadirkan satu orang anak yang menjadi putra terakhirnya hingga saat ini. Karena istrinya itu meninggal ketika melahirkan anak mereka. Miris memang kehidupan percintaanya. Tapi bukan berarti dia menutup diri. Buktinya sekarang dia seperti seorang anak ABG yang mengalami kasmaran karena sedang beradu chat dengan seorang gadis melalui aplikasi pencarian jodoh. Aplikasi yang tengah in dikalangan masyarakat menjadi fasilitasnya saat ini untuk menemukan kembali perempuan yang mau membangun cinta dengannya. Tapi .... Kok pakai tapi? Masalahnya perempuan yang sedang beradu chat dengannya tidak mau diajak bertemu. "MasKara jangan maksa deh!!!" "Adek kenapa sih nggak mau mas ajak ketemu?" Sebuah chat kembali dia kirim kepada sang pujaan hati. Dalam penuh harap ada balasan yang sama dengan apa yang dia rasakan. Tapi kenyataan selalu tidak seindah harapan. "Sibuk," "Kalau sibuk terus kapan ada waktunya buat mas?" "MasKara, Ora capek dengar mas minta ketemu terus. Kita kan udah temenan. Jadi jangan minta yang macem-macem." Bibirnya berkedut geli melihat balasan chat dari perempuan yang sangat ingin dia taklukan. Tapi dia percaya bila memang usaha yang kuat akan selalu menjadi modal awal untuk hasil yang maksimal. Untuk itu dia ingin terus usaha sampai perempuan yang bernama Ora ini menjeritkan namanya. "Dan satu lagi, masKara bukan tipeku. Jadi jangan berharap lebih." Tepat satu chat lagi masuk dari Ora, laki-laki itu langsung mengambil langkah cepat. Dengan mimik wajah alay, dia mengirimkan sesuatu ke chat mereka. "Masih yakin mas bukan tipemu?" sebuah gambar dirinya kembali dia kirimkan kepada sang gadis pujaan hati. Gambar yang begitu sexy mungkin menurut banyak perempuan di luar sana. Tapi entah bagi seorang Azzora Kanaya. ____ Continue Komen apa sampai bab ini? Guys.. buat kalian yang udah tap love sekali, udah jangan ditap lagi yak. nanti hilang.. whakakak
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD