Prolog

367 Words
Lebih baik terlihat b******n tapi hati punya iman, dari pada terlihat rupawan tapi kelakuan kayak hewan. Gadis itu terbatuk-batuk kala melihat sebuah foto masuk ke dalam ponselnya. Foto itu baru saja dikirim dari seseorang laki-laki yang baru dia kenal dalam beberapa detik. Sebenarnya semua ini berawal dari keisengan seorang gadis berusia cukup tua untuk dikatakan gadis. Dia adalah Azzora, atau yang sering dipanggil Ora oleh teman-temannya. Diusianya yang hampir menginjak kepala 30 -Tahun depan-, Ora masih saja sendiri. Pernah punya pengalaman buruk dengan laki-laki, membuat dia malas untuk berdekatan dengan makhluk menyebalkan itu. Karena dalam pikiran Ora, semua otak laki-laki hanya terletak diselangkangannya saja. Padahal tidak semuanya. Mungkin sudah sialnya Ora saja bertemu laki-laki dengan tingkah laku seperti itu. Apalagi pernah punya pengalaman buruk tentang bagaimana kelakuan Ayahnya, membuat Ora ketakutan sendiri. Bagaimana tidak takut? Ora pernah tanpa sengaja melihat kegilaan Ayah dan Ibunya di ruang tamu rumahnya hingga akhirnya Ora resmi angkat kaki dari sana. Dia sama sekali tidak habis pikir bagaimana bisa otak laki-laki hanya tertuju pada hubungan intim antara laki-laki dan perempuan. Padahal perempuan bukan hanya sekedar pemuas napsu mereka. Perempuan juga punya hati!!! Catat itu. Kembali lagi ke foto tadi, Ora masih menatapnya dalam-dalam. Sejujurnya foto yang dikirimkan laki-laki itu membuatnya jijik. Laki-laki itu tanpa busana, dan tengah menghisap rokok. Mungkin bagi orang ini, fotonya tersebut terlihat keren. Padahal najiss.. Jiss.. Jiss.. umpat Ora dalam hati. Seumur-umur dia benci laki-laki yang bertubuh kekar dan perokok!! Jangan harap laki-laki seperti itu bisa berdekatan dalam radius aman denganya. Kalau masih ingin selamat, lebih baik jauh-jauh saja. "Thanks for confirm, Azzora." Tepat dibawah kiriman foto tersebut, sebuah kalimat sapaan masuk di sana. Ditambah dengan gambar-gambar alay khas cowok-cowok dalam aplikasi pencarian jodoh yang sedang Ora selami membuatnya ingin muntah. "SKSD banget ini cowok," dengusnya kesal. Kedua ibu jarinya sudah lincah menari-nari diatas keyboard ponselnya untuk membalas pesan tersebut yang berisi umpatan kesal. Namun kalimat umpatan tersebut kembali dia hapus setelah ingat apa yang membuatnya bisa terjun ke dalam sini. "Sama-sama, MasKara." Balas Ora dengan emoticon unyu-unyu layaknya seorang cabe-cabean pinggir pasar. Setelah membalas pesan tersebut, tanpa pikir panjang Ora langsung keluardari aplikasi tersebut. Dan membuang ponselnya asal ke atas ranjang kamarnya. "Nama cowok kok Kara. Yowes gue panggil Mas-Kara." -------- Continue... Siapa yang mau lanjut baca? Jangan lupa Tap love dan komen ya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD