Love You, Kak!!

408 Words
Semua mata memandang sepasang pengantin yang terlihat tegang menunggu detik-detik berubahnya status mereka. Sang pengantin wanita menunduk malu sedangkan wajah sang pengantin laki-laki tanpa ekspresi seakan pernikahan ini hampir mencekik lehernya. Setelah penghulu selesai memberikan ceramah tentang pentingnya arti pernikahan dan membacakan tugas suami dan istri dalam pernikahan, sang pengantin laki-laki terpaksa menggenggam tangan wali nikah yang duduk dihadapannya. Mata sang pengantin pria melirik ke lantai atas, bola matanya melihat sosok wanita yang memandangnya tanpa kedip seakan ingin memakannya hidup-hidup, wanita itu tersenyum licik dan berbalik masuk kembali ke dalam kamarnya. Saat wali nikah ingin memulai prosesi ijab qabul, tiba-tiba sebuah teriakan dan juga tangisan terdengar dari lantai atas. Semua tamu undangan berbisik dan bertanya-tanya siapa dan kenapa disaat sakral seperti ini bisa terdengar teriakan serta tangisan menyayat hati. Sang pengantin pria melepaskan pegangan wali nikah dan berniat mencari asal mula teriakan tadi, tapi sang ayah menahannya dan menyuruhnya untuk tetap duduk, tapi kali ini sang pengantin pria tidak lagi menuruti perintah sang ayah dan bergegas meninggalkan tempat ijab qabul dan bergegas naik ke lantai dua. "Ai... Ai ini kakak, buka pintunya," sang pengantin pria mengedor pintu yang terkunci berkali-kali tapi tidak ada sahutan, pikiran buruk tentang ancaman saat ia dan adiknya tadi malam membuat sang pengantin pria gusar, sekali lagi ia mengedor dan tetap tidak ada jawaban. Sang ayah datang membawa kunci cadangan, mukanya yang tegas berubah penuh kekuatiran akan nasib anak gadisnya. Sang Ibu berusaha menenangkan pihak besan agar bersabar, sang pengantin pria dengan tangan bergetar membuka pintu kamar adiknya dan melihat sang adik terduduk di lantai, sekilas ia melihat senyum penuh kemenangan. "Ai, kamu kenapa?" Tanya sang ayah. Sang adik membuka tangannya dan menunjukkan sebuah alat yang tidak terlalu asing bagi sang ayah tapi asing bagi sang pengantin pria. "Aku hamil Dad dan aku nggak tau siapa ayahnya, aku mau kakak menjadi ayah anak ini, Daddy tidak maukan punya cucu yang tidak jelas status ayahnya?" ujarnya menatap sang kakak. Sang adik tersenyum melihat wajah kaget sang pengantin pria. "Kamu!!" Sang ayah mengangkat tangannya hendak menampar wajah wajah anak gadisnya yang sudah membuat malu dihari sepenting ini. "Dad." "Daddy tidak akan pernah menyetujui pernikahan diantara kalian! Ayo Biyan calon istri kamu sudah menunggu di bawah," sang ayah meninggalkan kamar anak gadisnya dengan wajah murka, tidak pernah ia merasa dipermalukan seperti ini. Sang adik tidak berhenti berusaha menggagalkan pernikahan sang kakak "Kalo aku bilang ayah anak ini adalah kakak, apa Daddy akan membiarkan dia menikahi wanita lain?" Sang ayah menghentikan langkahnya lalu berbalik melihat anak gadisnya. "Gugurkan anak itu." ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD