part 2

697 Words
alena memperhatikan faby yang dari tadi sibuk menyiapkan masakannya untuk mereka malam ini, dengan sangat cekatan faby memasak. alena cuma memperhatikan punggung faby, sedangkan dia hanya duduk santai di meja makan. "ck lama sekali kamu memasak fab, cacing di perutku mulai bernyanyi" sesungguhnya alena cuma mau mengusik sahabatnya itu, karena sedari tadi faby hanya fokus memasak dan tidak mengeluarkan satu kata pun untuk mengobrol dengan alena. "ck sabarlah nyonya, aku sedang fokus jangan menggangguku bu dokter" alena terkekeh mendengar suara kesal dari faby. "siap cheff" lalu ruang itu kembali sunyi, tidak ada obrolan cuma dentingan alat masak yang di gunakan faby. tiba-tiba dari arah belakang alena , ada dua tangan kekar membelit lehernya dan memeluk erat, sontak alena menjerit kaget. lalu seseorang yang memeluk lehernya dengan berani mencium pipi mulus alena. cup! alena berbalik badan ingin mengumpat siapapun yang melakukan hal gila itu. tapi saat dirinya berbalik dan melihat sosok pria yang memeluknya tadi, sekali lagi alena menjerit. "iqbal!!!"  faby tidak terusik dengan jeritan alena dan masih fokus kepada masakannya. "hi lovely sister"  iqbal memeluk alena lagi, kini dari arah depan dan lebih erat. "what are you doing here iqbal?" dengan masih kagetnya alena menanyakan apa yang di lakukan pria gila ini di rumah mereka. "aku tinggal disini" jawab iqbal tenang dan masih memeluk alena. "what?? siapa yang mengizikan mu huh?"  dengan suara tenggelam timbul alena menanyakan itu, karna pria gila nya ini sedang memeluknya sangat erat dan dadanya menghalang suara alena. "aku tidak perlu izin untuk tinggal di sini kak, ini rumah kakak-kakak ku, jadi aku bebas keluar dan masuk ke rumah ini" alena mendengus, seharusnya dia tidak menanyakan sesuatu yang sudah dia tau jawabannya. iqbal melerai pelukannya, lalu tangannya menangkup pipi putih di depannya, dengan sedikit menekan tangannya di pipi alena, iqbal terkekeh melihat muka kakaknya. "lihatlah dirimu kak, bahkan kau sangat kecil dan menggemaskan, haruskah aku memanggil mu adik dan bukan kakak lagi?atau.." jedanya, alena masih diam dengan ekspresi yang di buat-buat marah karena adik nya ini membullynya. "atau ku panggil sayang saja?" tanya iqbal dan di sambut cubitan di perutnya dari dua wanita yang ada di ruangan itu. "awww tangan kalian berdua berbisa!!" iqbal meringis kesakitan. "itu menyakitkan" gerutunya lagi. "rasakan, jangan suka menggoda ku iq maka kamu akan menyesalinya" jawab alena lalu duduk di tempatnya lagi. "kau semakin dewasa semakin liar iqbal" dengus faby , yang di sambut kekehan kecil dari iqbal. "ayo makan, aku memasak masakan kesukaan kalian, dan aku yakin kalian akan menyukainya" dengan yakin faby berkata. iqbal mencebik ke arah faby tapi tangannya mengambil makanan di depannya. "ck bahkan makanan se simple ini terasa enak sekali di lidahku fab kau memang ratu cheff" alena berdecak kabum sambil memakan masakan faby. sesekali mereka mengobrol dan tertawa di meja makan, setelah selesai makan faby kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri, sedangkan alena dan iqbal menuju ruang tengah rumah itu untuk menemani adik nakalnya ini bermain game.  "berbaring lah di sini kak, aku rindu memelukmu" kata iqbal sambil menepuk nepukkan tangannya di sofa sbelah tempatnya berbaring. "ck kau bahkan akan berbuat m***m dengan kakak cantikmu sendiri iq" alena berdecak tak suka tapi kakinya tetap melangkah menghampiri iqbal. "berhenti memanggil ku 'iq' aku tidak menyukainya, dua huruf itu sangat aneh" ucap iqbal kesal. "tapi aku menyukainya, panggilan itu" jawab alena dengan lidah yang di julur untuk membuat adiknya semakin kesal. iqbal tertawa renyah, lalu memposisi kan tubuhnya dengan benar agar alena nyaman berbaring di sebelahnya. "apa rencana mu besok kak?" tanya iqbal memulai bicara sambil matanya tetap fokus ke depan dan jarinya lincah bergerak. "besok pagi aku akan ke rumah sakit, besok hari pertamaku di sana, jadi aku harus berangkat pagi untuk mengurus hal hal yang belum selesai" sesekali alena memandang screen besar di depannya untuk melihat permainan iqbal. "aku akan menghantarmu besok kak, besok aku tidak ada kuliah jadi besok aku sedikit bebas" katanya lagi. "ok aku setuju iq" jawab alena. lama lama di pelukan iqbal, alena jadi mengantuk, matanya berat dan tanpa sadar dia tertidur di dekapan iqbal. terdengar nafas teratur dari alena, iqbal yang menyadari kakak nya tertidur pulas di pelukannya tersenyum kecil. "tidurlah kak, jangan pergi lagi,tetaplah di sini , jangan menghilang lagi, aku rela jadi bantal gulinngmu asal kamu tidak kemana-mana lagi" lirihnya, lalu memper erat pelukannya. iqbal mematikan screen tv di depan nya dan ikut memejamkan mata tertidur dengan memeluk alena di pelukannya. dulu waktu ia kecil, alenalah yang selalu melindunginya, sekarang iqbal ingin ia bisa melindungi kakaknya. to be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD