Pangeran Iblis

894 Words
Shiena baru saja selesai membersihkan dirinya dengan air hangat. Saat ini ia sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk putih kecil. Ia menatap diri di cermin. Sebelah alisnya terangkat membentuk senyum miris yang akan membuat siapapun yang melihatnya merasa iba. Shiena Pitaloka hanya seorang gadis malang yang memiliki nasib cukup beruntung. Masa kecilnya tak pernah lepas dari panti. Kata pengurus di sana, ia ditaruh di depan pintu panti saat tengah malam dalam sebuah box mini. Tak ada yang tahu siapa orangtuanya. Hanya ada secarik kertas bertuliskan data dirinya. Ia lahir di Indonesia 23 tahun silam. Entah bagaimana bisa ia sampai di negeri Paman Sam ini. Mungkin orangtuanya ada urusan bisnis luar negri, atau sengaja memilih tempat yang jauh untuk membuang Shiena. Ia meraih hair dryer dan menyalakannya. Baginya, di dunia ini hanya ada dua manusia yang berhati baik dan ia sayang seperti keluarga sendiri. Pertama, Lauren, ibu panti yang selama ini merawatnya sejak ia dicampakkan. Kedua, Malik Nixie Noa, pria sekaligus kekasihnya sejak dua tahun belakangan. Noa lah yang membawa dan meyakinkan Shiena untuk tinggal di apartemen ini. Pria itu juga yang membiayai hidupnya sejak keluar dari panti. Noa memperlakukannya bak putri kerajaan. Begitu disayang dan dimanjakan. Namun, secantik-cantiknya mawar, tetaplah berduri jua. Noa memang pria sempurna. Ia terlahir dari keluarga kaya raya dan punya perusahaan terbesar di Amerika. Kini Noa menjabat sebagai bos besar menggantikan ayahnya yang ingin menghabiskan masa tua bersama sang istri. Hanya satu sifat Noa yang melenceng. Ia bossy. Apa yang diperintahkannya harus dilaksanakan. Noa benci dilawan apalagi dibohongi. Itu lah kenapa pria itu sangat marah ketika mendapati Shiena berbohong padanya. Dan malam ini, dipastikan Noa akan datang ke apartemen pemberiannya ini. Shiena akan dihukum dengan cara Noa. Klik! Baru saja Shiena menyebut namanya di pikiran, orang itu sudah masuk ke kamarnya dengan kartu akses yang ia miliki. Shiena meletakkan pengering rambut di tempatnya dan memutar tubuh dengan posisi masih duduk. “Noa, kamu lelah, ya?” tanya Shiena membuka percakapan. Ia berdiri dan berjalan mendekati kekasih posesifnya. Kakinya berjinjit untuk membukakan dasi Noa. Setelah itu merapikan rambut Noa. Hal ini selalu dilakukannya setiap kali Noa singgah dan tidur di apartemennya. “Mau kubuatkan teh?” Noa mengecup singkat kening Shiena lalu memeluknya erat. Hidungnya menghirup aroma tubuh Shiena dan berbisik di sela-sela leher gadis itu. “Beri aku segelas s**u hangat dan madu,” ucapnya pelan. Suara serak dan berat milik Noa berhasil membuat darah Shiena berdesir. Tubuhnya bergetar sangat pelan. Shiena punya satu rahasia yang sampai saat ini hanya Noa yang tahu. Gadis itu sangat sensitif dengan sentuhan pria. Apalagi sampai dibisikkan dan dipeuk seperti ini. Ada bagian dari dirinya yang meminta lebih. Namun Shiena menahannya kuat-kuat. Hanya Noa yang mengerti dan menjadikannya alat untuk menggoda Shiena. “Kamu bergetar lagi, Shiena.” Noa meniup leher Shiena. Kelemahan Shiena dijadikannya hiburan tersendiri di tengah penat yang menghadang. “You know it. Jadi, tolong lepas aku.” Noa segera melepas pelukannya dan membiarkan Shiena berlalu bersama wajah meronanya. Ia mengekori gadisnya dari belakang menuju dapur. “Aku akan tidur di sini,” ucap Noa. Shiena melirik sebentar lalu kembali fokus pada air yang dimasaknya. “Semalam kamu juga tidur di sini.” “Apa air panasnya sudah habis?” tanya Noa keluar dari topik. “Lebih nikmat dengan air yang baru dimasak,” balas Shiena menghadap kompor. “Oh. Kamu tidak merindukanku?” Shiena memutar tubuh, melipat tangan di depan d**a. “Bilang saja ini adalah hukuman mu.” Noa tersenyum. Saking seringnya diberi pelajaran, Shiena sudah hapal gerak-geriknya. Ia menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. “Kapan terakhir kita bermain?” Shiena menatap ke atas. Berusaha mengingat atas pertanyaan Noa. Terdengar bunyi air mendidih. Shiena langsung mematikan kompor dan menjawab pertanyaan Noa sambil menuangkan air ke gelas berisi s**u bubuk. “Tiga hari yang lalu.” “Karena?” “Aku pulang larut.” Tak ada sahutan setelahnya. Shiena pikir Noa sudah capek. Ternyata ia salah. Tangan kekar dan besar yang memeluknya dari belakang menjadi jawabannya. Noa kembali menghirup wangi tubuh Shiena dari sela-sela lehernya. Berlanjut ke bahu terbuka gadis itu dan mengecupnya beberapa kali. “Kamu bisa masuk angin jika pakai baju ini terus, sayang,” ujar Noa mengingatkan. Shiena tidak bisa fokus pada adukannya di gelas. Tubuhnya bergetar kecil. “Ini namanya tanktop,” balas Shiena singkat. “Apapun itu. Tapi malam ini aku tidak akan marah kamu memakai baju terbuka.” “Kenapa?” Shiena menghentikan gerakan tangannya. Ia akan mengambil madu di kulkas tetapi tangan besar Noa masih mengurungnya. “Karena hanya aku di sini. Lain kali pakailah baju tidur setiap malam. Kamu tidak tahu siapa yang akan datang.” Noa menggigit telingat Shiena dengan gemas. “Noa..” Suara Shiena mulai mencicit dan bergelombang. Noa segera melepasnya. Shiena pasti tersiksa dengan sentuhannya. Dan ia sampai menggigit telinga gadis itu. “Maafkan aku,” ucapnya tulus. “Minuman mu sudah siap. Duduklah, aku akan mengambil madu dulu.” Noa mengangguk patuh dan kembali ke tempat duduknya. Ia memperhatikan setiap gerak gerik Shiena yang sudah seperti istrinya saja. Ya, Shiena tentu akan menjadi istrinya. Ia sudah berjanji pada gadis itu sejak mereka bertemu pertama kalinya. “Ini. Aku akan menyiapkan baju mu. Minumlah.” “Kiss me?” Shiena tergelak dan mencium pipi Noa dengan cepat. Untuk menutupi rona wajahnya Shiena segera berlalu untuk mernyiapkan baju tidur Noa. Memang benar, mereka persis seperti pasangan suami istri. Sstt.. jangan terkecoh. Ini hanya awal kisah cinta mereka. Shiena sudah menjalaninya selama dua tahun. Ada satu hal besar yang belum kalian tahu. Bahwa Noa bisa berubah menjadi monster di saat-saat tertentu. Dan bila hari itu datang, kemana pun Shiena lari, Noa akan selalu menangkapnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD