Part 2

1725 Words
Namun suasana justru terlihat sepi. Sudah tidak ada lagi yang beranjak dari duduknya. "Mulai berhitung!" seru senior astronot itu. Pihak Byke pun mulai berhitung hingga angka berhenti pada jumlah 40. Byke pun terlihat geram. "Ayo berhitung lagi! Lanjutkan. 41, 42! Cepat berhitung!" Namun lagi-lagi suasana sepi kembali. Angka berhenti pada jumlah 40. Byke pun menghembuskan nafas. "Keputusan sudah dibuat. Pihak Watson yang akan memimpin proyek kali ini, sekian." Para senior pun satu persatu berjalan meninggalkan pelataran itu. "Selamat!" ucap Stella sambil memeluk Watson. Watson tersenyum lebar dan membalas pelukan sahabatnya itu. Astronot yang memihak Watson pun bertepuk tangan. Byke melangkahkan kaki seiring bubarnya para astronot dari tempat duduk mereka. Tatapan tajam dilayangkan Byke kepada Watson. Sebuah tangan menjulur ke hadapan Watson saat Byke sudah berada dihadapannya. "Jangan sampai lengah," ucap Byke. "Tak akan, terima kasih," ucap Watson sambil menyambut uluran tangan Byke. Namun tatapan Byke tidak berubah. Masih tajam dan tidak santai. Kemudian Byke pun melepaskan genggaman tangannya dari tangan Watson. Dia berjalan berlawanan arah dengan Watson. Kemudian Watson pun mendekat kearah Stella sambil memperhatikan kepergian Byke. Melihat gerak-gerik Watson, Stella pun menyadari bahwa Watson tengah memikirkan sesuatu tentang Byke. "Tidak perlu dihiraukan," ucap Stella. Watson spontan menoleh kearah Stella. Stella mengangguk dan tersenyum tipis. Watson mengangkat sebelah alisnya heran. "Kau tau apa yang ada dipikiranku? Kau pikir aku memikirkan Byke?" Watson terkekeh membuat Stella mengerutkan dahinya heran. "Bukankah aku benar? Kau memperhatikan saat Byke pergi," ucap Stella lalu dirinya membuang muka dari Watson sambil melipat kedua tangannya keatas d**a. "Jujur saja," tambahnya. Watson pun terkekeh. "Kau kesal dengannya bukan?" "Hei, apa yang sedang kau bicarakan?" Stella menoleh dan mengerucutkan bibirnya ke depan. "Setelah kejadian kecelakaan itu pasti Byke tidak akan melupakannya. Kau juga begitu, bukan?" Watson menggeleng-geleng kan kepalanya sambil memperlihatkan gigi putihnya. membuat Stella agak kesal. "Kau sok tahu, Stell." "Aku berbicara sesuai kenyataan. Bahkan orang-orang disini berpikiran sama denganku." Watson menatap nanar mata Stella yang melotot kearahnya. Watson diam menyerap kata-kata yang diucapkan Stella. Kemudian bola matanya tertutup oleh kelopak matanya. Watson pun tersenyum. "Lihat kearah sana," ucap Stella sambil menunjukkan kearah Byke yang tengah berdiri diantara senior-senior astronot. Watson pun menoleh kearah yang ditunjuk Stella. "Lihatlah betapa besar usahanya supaya bisa menjadi astronot terbaik sepanjang sejarah. Tidakkah kau berpikir sama sepertiku?" "Aku tidak melihat keburukan darinya. Aku hanya melihat kegigihan darinya. Dia memang pantas mendapatkan itu. Mendapatkan proyek-proyek besar. Dia berpengalaman dan hampir seperdelapan hidupnya dia habiskan dalam misi luar angkasanya." Mendengar itu Stella justru memilin-milin sisi kepalanya. "Itu yang membuatku sakit kepala." Watson terkekeh. "Aku tidak pernah mempermasalahkan dia, Stell. Kalau orang-orang beranggapan seperti itu termasuk kamu, tak apa." "Astaga, kau membuatku pusing. Padahal aku sudah memberitahumu bagaimana keadaan yang sebenarnya agar kau lebih waspada kepadanya." Watson justru menggeram. Dia menatap lekat Stella. "Hei, kau tidak boleh berpikir seperti itu kepadanya." Watson kembali melihat kearah Byke, disusul Stella yang entah mengapa tiba-tiba merasa agak kesal dengan Byke. "Kau tidak ingat, Byke itu berbahaya. Dia terlihat seperti vampir berdarah dingin. Aku takut kau nanti diterkam diam-diam dari belakang." "Ssst. Sudah jangan berpikir yang aneh-aneh. Vampir hanya ada di jaman dulu. Sekarang tidak ada." "Astaga. Sama saja. Aku membicarakan sifatnya." "Sudah, tidak perlu dibahas lagi. Lebih baik kita bersiap." Watson langsung beranjak dari pelataran itu. Kemudian pergi ke sisi lain Gronium. Namun saat tengah berjalan tiba-tiba Hendrik memanggilnya. "Ya?" jawab Watson. Kemudian Watson berjalan ke sisi kanannya menuju ke tempat Hendrik berada. "Kau mau kemana?" "Hanya istirahat didalam Circles. Ada apa?" "Bukankah kau akan menerima proyek itu? Kau justru tidak bertanya padaku?" Hendrik seperti menggertak Watson. Watson pun langsung menunduk. "Maafkan, aku." Hendrik terkekeh lalu menatap Watson. Watson pun kebingungan. "Maaf, aku hanya menggodamu. Istirahatlah. Nanti kita akan mengadakan pertemuan lagi di ruang meeting." "Astaga." "Maaf," jawab Hendrik yang masih terkekeh. "Kalau begitu aku permisi dulu." "Silahkan." Watson pun menganggukkan kepalanya lalu kembali berjalan dan berlalu dari hadapan Hendrik. Hendrik tersenyum. Namun disisi lain tidak ada yang menyadari bahwa sedari tadi Byke memperhatikan keduanya. tampak rahang Byke yang terlihat mengeras. "Awas kau, Watson. Kau tidak akan lagi bergurau dengan Hendrik," ucapnya dalam hati. Pada saat itu Byke tengah berusaha dengan para senior untuk membantunya agar mendapatkan proyek besar itu. Byke terus meyakinkan para senior agar nanti nya para senior berbicara kepada para profesor dan Hendrik Joule tentang siapa yang lebih pantas memimpin proyek besar itu. "Eggie, tolong lah. Kau tahu kan dari dulu proyekku selalu berhasil. Dibanding Watson aku jauh lebih berpengalaman. Kau tidak tahu bukan tabiat Watson sebenarnya. Dia itu sebenarnya ceroboh sekali dalam hal memimpin. Kau tahu bukan, selama 20 tahun dia menjadi astronot Hendrik tidak pernah mengembankan suatu tugas khusus padanya kecuali tugas umum pada umumnya." Eggie Rock pun mengerutkan keningnya. Begitu juga dengan senior yang lain. Mereka tengah mengheningkan suara dan berdebat dengan pemikiran masing-masing. "Proyek ini adalah salah satu proyek besar," ucap Kyle Bug. "Kau berpikir Watson masih amatir dalam penanganan masalah?" tanya Athura. Kyle hanya menggeleng tanpa menjawab Athura. "Saat kecelakaan itu keadaan benar-benar genting," tambah Eggie. Senior-senior itu mulai saling mengeluarkan pendapat. Byke pun diam memperhatikan mereka. "Lebih genting dari proyek yang akan dilakukan saat ini," timpal Athura. Namun pembicaraan senior-senior itu tidak membuat hati Byke puas. Byke menginginkan para senior itu membicarakan keburukan Watson dan menjadi perdebatan sengit. "Ayolah, itu bisa jadi hanya kebetulan dia bisa mengatasinya. Kalau kau mau, kau juga bisa melakukannya," sanggah Byke kepada Athura. "Kau ahli IT selain ahli terbang menggunakan baju kurung dengan oksigen itu," timpal Eggie. "Aha, itu maksudku. Kau jauh lebih ahli soal per-reebootan sistem yang rusak. Seandainya kalau kau yang waktu itu mengatasinya, apa kau akan dijadikan pemimpin proyek saat ini? Itu tidak adil sama sekali. Ayolah, Watson itu tidak ahli apapun kecuali pengetahuannya tentang luar angkasa dan benda langit seperti anak sekolah." Byke pun terkekeh, disusul dengan Eggie dan Kyle. Athura pun menggosok-gosok rambutnya. "Kau terlalu memujiku. Rasanya aneh bukan main," jawab Athura. "Eggie, kau bisa katakan kepada Hendrik tentang Watson." Byke kembali berbicara tentang keburukan Watson. "Aku tahu kau khawatir jika proyek ini gagal." "Tentu saja. Nyawa bumi taruhan nya kalau sampai proyek ini gagal." "Kau yakin bisa menyelamatkan bumi?" Tanya Kyle sambil terbahak. Namun perasaan Byke entah mengapa tersinggung dengan perkataan Kyle. "Aku tidak sedang bercanda. Tutup mulut busukmu!" "Oh, ayolah. Aku hanya bercanda, Byke," ucap Kyle sambil merangkul pundak Byke namun dengan cepat Byke tepis. "Aku bisa menghancurkan mulutmu!" Byke pun agak naik pitam. "Oh. Oke-oke. Maafkan aku." Kyle mengangkat tangannya. "Dasar pecundang!" tambah Athura. "Kau diam lah, Bodoh! Aku bukan pecundang." "Kalau begitu hancurkan Byke kalau kau memang dihancurkan." "Tentu saja. Tetapi aku tidak akan membalas seperti yang Byke lakukan." "Omong kosong. Kau tidak tanggap sekali." "Apa yang kau katakan? Kau mengajak ribut denganku, hah!" Kyle langsung menarik kerah baju Athura. "Woho. Apa ini yang akan kau lakukan kepada Byke?" Athura terus meledek Kyle hingga Kyle benar-benar naik pitam. Kyle pun membenturkan tubuh Athura ke bawah pelataran. Dan dengan sekali tarikan di celana Athura, Athura pun menjadi telanjang bawah. Para astronot pun berteriak dan bersorak. Athura langsung menghujam Kyle dengan pukulannya. Kyle pun tersungkur ke sisi lain pelataran hijau itu. "b******k! Kau mempermalukanku, Bodoh!" umpat Athura. Tatapan Kyle tajam kearah Athura yang tengah membenahi celananya. Kyle pun berdiri. "Kelemahan Byke. Itu yang akan aku hancurkan," ucap Kyle mantap kepada Athura. "b******k!" Kyle, Eggie pun terbahak. Byke hanya menggelengkan kepalanya. "Wanita." Kyle menepuk-nepuk pundak Athura. Athura pun langsung menepisnya. "Sudah-sudah. Kalian mau membantuku, 'kan?" pungkas Byke. "Baiklah. Akan diusahakan." Namun Byke memutar bola matanya malas. "Yang pasti dong." Byke kembali merasa agak kesal. Eggie pun merangkul Byke. "Aku pasti membantumu. Aku membantumu berarti aku sependapat denganmu." "Aaaa. Itu tak cukup membantuku," ucap Byke sambil menyingkirkan rangkulan Eggie. Eggie pun menghembuskan nafasnya. Kemudian menonyor kepala Byke. Byke pun sudah kesal dia langsung memaki Eggie dengan kasar. Kyle dan Athura langsung menimpali ucapan Byke. "Hai, Byke. Kau tidak perlu berbicara seperti itu kepada Eggie. Kau tahu bukan, Eggie sudah menelan bulat-bulat keburukannya sendiri. Cacianmu justru membuat Eggie tertawa. Tapi kau lihat, Eggie justru diam. Dia diam karena prihatin padamu," jawab Athura. "Tidak perlu banyak bicara. Dia juga tahu kalau aku akan kesal jika dia tidak membantuku. Tapi dia memilih membuatku kesal," jawab Byke. Kemudian Byke maju selangkah ke hadapan Eggie. "Kau tahu aku bukan? Aku pun juga tahu dirimu. Kau terlalu berlapang d**a dengan dirimu tapi tidak dengan orang lain. Cuih, kau pun masih cacat walaupun kau terlihat seperti dinding yang rata dan kokoh." "Baiklah. Sepertinya kau salah paham dengan perkataanku tadi. Aku akan menjelaskan padamu sekarang," ucap Eggie. Sesaat keadaan pun menjadi hening. Lalu Eggie melanjutkan perkataannya. "Kau pasti juga mengenal Hendrik. Aku hanya ingin mengingatkan itu," tambah Eggie. Kemudian Eggie mengusap wajahnya dan menatap Byke. Dan berbicara dengan nada yang menekan dan pelan. "Kau-juga-mengenal-siapa-itu-Hendrik," ucap Eggie sambil menyentuh d**a Byke dengan jari telunjuknya. Byke pun mengerutkan dahinya. Namun Byke justru memberikan tatapan tajam. "Itu bagianmu karena kau setuju membantuku. Dan aku ingin keputusan Hendrik berubah setelah nanti aku tanyakan kembali padamu." Eggie pun menghembuskan nafasnya. "Byke, kau tidak bisa seperti itu," tambah Kyle. "Kau juga. Bantu Eggie merubah keputusan Hendrik." Byke pun mulai berlalu dari para senior itu. "Hei, Byke. Mengertilah sedikit!" Ucap Athura. "Apa maksudmu? Kalian yang seharusnya mengerti aku. Kalau Hendrik berubah pikiran, keadaan menjadi lebih baik dan jauh lebih aman. Kalian tahu bukan, proyek itu tidak main-main." "Maksud kami Hendrik tidak mungkin tiba-tiba merubah keputusannya." "Kau tidak mengerti juga rupa nya." "Sudah. Akan aku coba sebisaku, Byke," ucap Eggie. "Kau beri aku jawaban yang aku inginkan, Eggie." "Berubah?" "Ya. Berubah." Kyle dan Athura tampak diam. "Aku pun takut jika proyek itu gagal. Dan itu tidak boleh terjadi," timpal Eggie. "Memang tidak boleh gagal. Bagus, sedikit demi sedikit kau mulai paham dengan apa yang menjadi kekhawatiranku," ucap Byke sambil melipat kedua tangannya diatas d**a. "Aku tidak mau tahu, kau harus merubah keputusan Hendrik," ucap Byke sambil perlahan semakin berlalu dari hadapan para seniornya. "Hei, Byke. Itu bukanlah hal yang mudah. Mengertilah!" Teriak Athura kepada Byke yang sudah berada di jarak agak jauh dari mereka. Mengerti Byke pasti akan kembali kesal, Eggie pun langsung membungkam mulut Athura. Dan benar, Byke pun kesal dan dia saat ini berhenti. Dia menatap tajam kearah para seniornya. "Katakan saja keburukan Watson. Beres bukan?!" teriak Byke sambil berlari menjauh. Eggie, Kyle dan Athura pun terdiam. mereka saling menatap mendengar perkataan Byke. "Apa anak itu tidak takut ucapannya didengar oleh orang lain?" tanya Athura. "Sinting," timpal Kyle.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD