3. Kepergia Sahabat

1191 Words
Waktu menunjukan pukul 8 malam, saat Felia baru pulang dari kafe. Jangan heran mereka malah kalau sedang kumpul pasti kelar nya lama. Ceklek! Pintu rumah berwarna abu-abu itu terbuka. Felia melepaskan sepatu dan meletakkan nya di rak sepatu. Rumah nya bukan rumah yang besar seperti milik Aldrian dan teman-teman nya yang lain. Felia hanya orang biasa sedangkan Aldrian, Duo kembar, Lalitha dan Zelena adalah anak bangsawan. Jadi jangan heran kalau mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau. Pasti banyak bertanya kenapa seorang Aldrian Juano Rouvin Gnathon bisa bersekolah di Meranti bukannya di Permata yang sudah sangat terkenal buat anak-anak kaum bangsawan, jawaban nya..... Sangat tidak masuk akal kalau fikir Felia, alasanya karena di Meranti bakso nya lebih enak di bandung di Permata. Aneh 'kan. Karelino Adelardo Stephin Ourasnos atau yang akrab di sapa Karel, lahir duluan beda 5 menit dari adiknya. Dia dan adiknya memiliki kelakuan yang tidak jauh beda, paling-paling yang beda ya, mungkin makanan kesukaan, warna mungkin tapi yang paling mencolok adalah tipe gadis pujaan hati. Ya. Mereka berdua memang play boy kelas koala. Keano Adelio Rastus Ouranos. Alias Kean, dia lahir terlambat 5 menit dari lahirnya Karel alias adek. Kelakuannya sebelas dua belas tiga belas lah sama Karel. Mereka berdua itu sangat sulit untuk di bedakan, tapi tenang sekarang ngak tidak lagi. Tinggal lihat aja yang ngak pake earphone pasti Karel dan Kean kebalikan nya. "Udah pulang, sayang." Felia hanya tersenyum melihat Adilia yang sedang membaca majalahnya di sofa ruang keluarga mereka. "Ayah mana?" "Tidur, tadi kecapean katanya." Ucap Adilia. "Udah makan?" Felia mengangguk. "Feli ke kamar dulu Bun." Felia berjalan ke lantai dua rumah nya, walau rumah milik Felia hanya sederhana tapi tingkat dua dan terkesan elegan. Felia merebahkan badan nya di kasur setelah dia mengganti bajunya dengan yang lebih santai. Gak Jelas (6) Keano.A.R.Ouranos : Siapa yang ganti nama grub nya? Karelino.A.S.Ouranos : Gue Keano.A.R.Ouranos : Kenapa lo ganti! Gue kan udah buat namanya bagus! Ganti! Karelino.A.S.Ouranos : Kalau gue ngak mau kenapa? Keano.A.R.Ouranos : Gue ke kamar lo. Aldrian.J.R.Gnathon : s***p tuh dua orang -_- Lalitha.H.B.A.Illarion : s***p-s***p teman lo juga 'kan? Aldrian.J.R.Gnathon : Nah itu dia masalahnya. Sofistika.A.S.Z.Accorius : Felia mana? Yuhu I need you.... Rafelia.G.Emeraldi : Apa? Sofistika.A.S.Z.Accorius : Jadi 'kan besok? Aldrian.J.R.Gnathon : Apaan yang jadi? Gue kepo! Rafelia.G.Emeraldi : Raja kepo. Mau tau aja urusan orang. Lalitha.H.B.A.Illarion : Jadi 'kan Felia? Rafelia.G.Emeraldi : Jadilah apa sih ya ngak jadi buat bolos sekolah Rafelia.G.Emeraldi : Salah tulis! Aldrian.J.R.Gnathon : Jadi lo mau bolos? Rafelia.G.Emeraldi : 'Kan salah tulis. Gue ngak akan bolos, janji Lalitha.H.B.A.Illarion : Aldrian lo diam aja deh. Aldrian.J.R.Gnathon : Heh! Gue bisa diam gimana caranya. Lo pada udah mau menjerumuskan pujaan hati ku ke dalam jurang maut. Oh.... Tidak bisa. Rafelia.G.Emeraldi : Lebay-_- Aldrian.J.R.Gnathon : Nggak gue traktir lagi lo Rafelia.G.Emeraldi : JANGAN! Gue cuma mau ngantar Lalitha sana Zelena doang ke bandara. Keano.A.R.Ouranos : Ikut! Karelino.A.S.Ouranos : Ikut!(2) Sofistika.A.S.Z.Accorius : Duo kunyuk di ajak bolos baru nongol. Keano.A.R.Ouranos : Kami kan termasuk dalam perserikatan tukang bolos. Ya ngak Rel? Karelino.A.S.Ouranos : Yoi Rafelia.G.Emeraldi : Al jemput gue jam 5 kalau mau ikut. Gpl. Aldrian.J.R.Gnathon : Ok. Untuk mu apa sih yang nggak :) Karelino.A.S.Ouranos : Najis Keano.A.R.Ouranos : Iyuh Aldrian.J.R.Gnathon : Nape lu berdua, sirik amat Keano.A.R.Ouranos : Kita bukan sirik pak, cuma cemburu Karelino.A.S.Ouranos : Diriku terbakar api cemburu. Lalitha.H.B.A.Illarion : Sarap Sofistika.A.S.Z.Accorius : s***p (2) Rafelia.G.Emeraldi : s***p (3) Rafelia.G.Emeraldi : Bye gue mau tidur. Rafelia.G.Emeraldi : Jangan lupa Al Keano.A.R.Ouranos : Gue ikut Karelino.A.S.Ouranos : Sableng ikut, gue juga ikut. Keano.A.R.Ouranos : Maksud lo siapa nyet Karelino.A.S.Ouranos : Bagi yang ngerasa aja. Rafelia.G.Emeraldi : s***p. "Sayang." Felia mengalihkan pandangannya dari hapenya ke ayahnya yang berjalan mendekat ke arahnya. Kalvian duduk di samping Felia dan mengusap sayang kepala Felia. "Putri ayah udah besar ya. Nggak kerasa lusa udah 16 tahun umurnya." Felia memeluk Kalvian. "Yah, maaf karena Felia sering nakal ya." Kalvian mengerat kan pelukannya pada Felia. "Nggak sayang, bagaimana pun kamu bagi ayah kamu tetap sama." "Bunda nya nggak di ajak pelukan nih?" Ucap Adilia. Felia melepaskan pelukan pada Kalvian lalu memeluk Adilia. "Kamu mau kado apa buat ulang tahun kamu?" Tanya Adilia lembut. Felia menggeleng dan menatap Adilia. "Cukup Ayah sama bunda ada sama Felia aja udah cukup." Rasanya air mata Adilia mau menetes. Mereka berdua kembali berpelukan, Kalvian ikut memeluk kedua orang yang terpenting dalam hidup nya itu. _U16_ Pagi ini Lalitha dan Zelena berangkat. Aldrian dan Felia satu mobil dengan Lalitha dan Zelena. Duo kunyuk? Mereka bawa mobil sendiri. Katanya mereka mau pergi ke suatu tempat. "Felia gue bakalan rindu elo." Lalitha memeluk Felia dan Felia juga membalas pelukan itu. "Gue juga bakalan rindu elo." "Gue terhura." Aldrian mendramatisir. "Lebay." Ucap mereka bersamaan. Felia memeluk Zelena. Yang lain juga memeluk mereka berdua. Drtt drtt Mama : Kamu, Karel sana Kean cepat ikut Lalitha ke sini. Ada yang penting mau di omongin. "Kunyuk kita di suruh pulang." "Pulang. Emang kira mau pulang 'kan?" Tanya Karel. Yang pasti saja nongol dari tempat yang di katakan rahasia oleh dua orang sableng itu. "Bukan ke rumah yang di sini. Tapi yang di London. Pulang kampung." "HAH?" "Ngapain?" Tanya Kean. "Mana gue tau." Ucap Aldrian. Tidak sengaja dia melihat kebingungan di wajah Felia. "Fel." Felia tersadar akan lamunan nya. "Apa?" Aldrian memberikan kunci mobil nya pada Felia. "Gue bakalan ikut Lalitha sana Zelena ke London. Duo kunyuk juga ikut, mama gue bilang ada yang penting mau di bicarain." Felia menghela nafas lalu mengangguk. "Kalian mau sekolah di sana 'kan?" "Dari mana lo tau?" Tanya Karel. Felia menggeleng. "Nggak gue cuma pernah dengar aja. Kalau udah umur 16 tahun kalian bisa seolah di akademi khusus buat anak bangsawan. Ya kan?" "Lo tau dari mana?" Aldrian bertanya. "Adalah pokoknya. Udah sana ntar ketinggalan pesawat." Sebenarnya itu hanya alibi saja, tidak mungkin mereka memakai pesawat biasa, mereka pasti memakai jet pribadi mereka. Karel langsung memeluk Felia. "Gue kaya nya nggak bisa temenin lo berantem lagi." Felia terkekeh dalam pelukan Karel. "Iya. Sekolah yang bener di sana." Sekarang Kean yang memeluknya. "Teman sesama gila gue berkurang karena lo nggak ada." Felia mempererat pelukan nya pada Kean. Meskipun di bilang gila mereka tetap tidak pernah pisah dari kecil. Ya mereka berenam memang bersahabat sedari kecil. Mereka tidak terpisahkan apalagi Aldrian dan Felia. Di mana ada Felia pasti ada Aldrian dan begitupun kebalikan nya. Aldrian memeluk Felia erat, dia sangat menyayangi Felia, tapi hanya sebatas kakak sayang pada adik nya. Dulu Aldrian pernah bermimpi memiliki adik perempuan tapi itu tidak terjadi karena dia anak satu-satunya dalam keluarga nya. Aldrian mencium puncak kepala Felia. "Gue pergi ya." Felia mengangguk. Punggung kelima sahabatnya makin mengecil dan sekarang sudah menghilang dari pandangan nya. "Bye." _U16_ Felia sudah sampai di rumah nya dia masuk kedalam rumah nya. Sepi. "Bun." Panggil Felia. "Ayah." Tidak ada jawaban. "Mereka ke mana?" Felia melangkah kan kaki nya ke kamar nya, ini masih terlalu pagi ini masih jam 10 pagi. Bosan. "Jalan-jalan aja kali ya." Dia bangkit dari duduk nya dan memakai sepatu nya. Tujuan nya adalah taman yang sering dia datangi bersama teman-teman nya. Dia berjalan kaki ke sana nanya anak-anak berlarian ada juga yang bercanda ria bersama teman-teman nya. "Mereka ingat ulang tahun gue ngak ya?" Air yang berasal dari langit mulai membasahi baju Felia. Dia tetap berjalan. Sampai di rumah nya Ayah dan bunda nya belum juga pulang. Mereka kemana? Sudah jam satu siang karena lapar Felia memasak makanannya sendiri. Jangan kira dia anak manja yang tidak bisa apa-apa, walau gaya nya bad girl tapi dia itu sangat suka memasak. Dia senang mencampurkan sesuatu dan menghasilkan sesuatu. Karena hanya dia yang makan jadi dia hanya memasak nasi goreng dan telur dadar. Sudah jam 5 sore orang tua nya belum juga pulang. "Mereka kemana sih?" Felia sekarang sedang menonton tv. Tapi rasanya tidak ada acara yang menarik. Dua jam berlalu tapi tetap orang tua nya belum pulang juga. Terhitung duda empat jam dia menunggu. Sudah jam sembilan malam dan Felia sudah berkali-kali menguap. Sudah tidak dapat di tahan lagi dia tertidur di sofa yang ada di rumah televisi rumahnya. . . . 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD