Bab 2

1969 Words
Bayu menepati janjinya untuk mengadakan pernikahan super mewah dengan ribuan tamu datang untuk memberikan ucapan selamat bagi dua mempelai yang berbahagia. Ah tidak... bukan kedua mempelai yang berbahagia tapi hanya salah satu pihak, yaitu Larasati. Bagi Larasati pernikahan ini merupakan jenjang awal dimulainya kebahagiaan yang sejak dulu tidak pernah sekalipun mampir dihidupnya, memiliki suami dan Daddy untuk Aisha sejak dulu dicoretnya dalam buku diary kehidupannya. "Aisha mana Pi?" tanya Larasati saat melihat Hendra menghampirinya diruang tunggu, menunggu Bayu selesai mengucapkan ijab qabul. Hendra memegang tangan Larasati dan tersenyum penuh arti. "Aisha ada kok, mungkin saking excited-nya dia tidak mau Papi ajak bertemu kamu, dia sibuk bermain dengan teman-temannya diluar" balas Hendra, Larasati mengangguk dan membuang nafas akibat rasa gugup yang menyerangnya. "Maafin Papi nak... hari ini Aisha tidak boleh ada disini, semuanya bisa kacau jika keluarga Dinata tau jika kamu mempunyai anak hasil p*******n, Papi sudah melakukan berbagai cara agar masa lalu kamu yang buruk itu tersimpan dengan rapi, maaf nak ini Papi lakukan agar Papi bisa tenang saat penyakit ini merenggut nyawa Papi kapanpun" ujar Hendra dalam hati, Hendra berencana memberitahu Larasati saat akad nikah selesai dilakukan. "Pak acara sudah mau dimulai" suara salah seorang kerabatnya membuyarkan lamunan Hendra. "Papi keluar dulu... tenang saja ya, Papi akan pastikan semua baik-baik saja" Hendra mencium pucuk kepala Larasati dan keluar dari ruang tunggu menuju tempat akad nikah dimana Bayu sudah menunggu, Hendra memegang dadanya yang semakin sakit. Operasi pemasangan cincin dijantung sengaja diundur karena pernikahan ini, meski dokter sudah mewanti-wanti jika kapanpun nyawa Hendra bisa melayang jika operasi itu ditunda. "Jangan sakit! jangan sakit sebelum Laras menikah!" ujar Hendra menguatkan dirinya meski peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya, tapi ia berusaha untuk kuat demi memberikan sebuah keluarga baru untuk Larasati dan Aisha. Tamu sudah menunggu kedatangan Hendra begitupun keluarga Dinata, terlihat Bayu sudah menunggu tanpa beban di depan penghulu, duduk disampingnya Ibu Cokro Dinata dan Danu Dinata, kakak tiri Bayu satu Ayah lain Ibu. Hendra menyalami Ibu Cokro lalu duduk didepan Bayu, Hendra tersenyum kearah Bayu meski hanya dibalas senyum tipis oleh calon menantunya itu. Acara akad nikah akhirnya dimulai, dimulai dari petatah petitih pihak KUA, kata sambutan dari keluarga Gunawan dan keluarga Dinata dan diakhiri dengan akad nikah yang berlangsung kidmat. "Sahhhh" Hendra mengucap syukur saat mendengar para saksi mengucapkan kata yang sangat ditunggu-tunggunya selama ini, kata yang berarti tanggung jawabnya sebagai seorang ayah beralih ke pundak Bayu dan kapanpun Tuhan mencabut nyawanya dia siap dan rela. Larasati keluar dari ruang tunggu saat statusnya sudah berubah menjadi istri Bayu, semua mata memandang kearahnya, semua mata menatap kagum atas kecantikannya yang selama ini jarang diekspos. Kebaya bermatakan Swarovski berwarna putih gading menambah keanggunan Larasati. Bayu terlihat acuh bahkan sibuk dengan ponselnya walau sesekali dia melihat kearah istri barunya. Jantung Larasati tidak berhenti berdetak saat dirinya duduk disamping Bayu, baru kali ini ia merasa bahagia akhirnya impiannya menikah dan memberikan Aisha Daddy akhirnya terlaksana meski tanpa cinta diantara mereka, toh bagi Larasati pernikahan ini hanya untuk memberikan Daddy baru untuk Aisha, masalah cinta atau tidaknya biarkan waktu yang akan menjawab. **** Bayu dengan enggan memperkenalkan Larasati sebagai istrinya saat para kolega dan rekan bisnisnya datang untuk mengucapkan selamat saat acara resepsi berlangsung malam harinya, meski tidak mengenal siapapun Larasati mencoba untuk bersikap ramah dan memberikan senyum saat menyalami kolega dan teman-teman Bayu. "Ah iya, saya lupa memperkenalkan kalian" Bayu menunjuk kearah Danu yang menghampiri mereka dipelaminan, Danu tersenyum dan menjulurkan tangannya kearah Larasati. Larasati memberikan senyumannya dan bertanya-tanya siapakah lelaki yang wajahnya hampir mirip dengan suaminya itu. "Siapa Mas?" tanya Larasati dengan pelan. "Namanya Mas Danu, kakak tiri saya" balas Bayu, Larasati kembali tersenyum dan menerima ucapan selamat dari Danu. "Semoga kalian bisa berbahagia, Laras" "Terima kasih Mas" balas Larasati dengan lembut, Danu melepaskan uluran tangannya dan kembali menuju meja keluarga Dinata, andai bukan paksaan Varent sebenarnya ia malas menghadiri pesta pernikahan seperti ini, rasa trauma akibat kehilangan istri saat melahirkan Varent membuat Danu sangat antipati untuk hadir dalam acara pernikahan, meski ini pernikahan adiknya sendiri. "Dad" panggilan Varent membuyarkan lamunan Danu, Danu langsung memeluk tubuh Varent yang sudah basah karena keringat, "dad, kapan Varent punya Mommy... kenapa aunty Laras tidak menikah sama Daddy saja? Bukannya uncle Bayu sudah punya aunty Ratih ya?" tanya Varent dengan lugunya, Danu hanya bisa tersenyum miris, nasib keturunan Dinata untuk masalah pernikahan tidak ada yang baik, Bayu terpaksa bercerai karena Ibu-nya, sedangkan dirinya terpaksa kehilangan istri akibat pendarahan saat melahirkan Varent. "Memangnya Varent suka sama Aunty Laras?" tanya Danu tiba-tiba, Varent langsung mengangguk. "Suka Dad... cantik dan mirip dengan teman aku disekolah, mereka sama-sama cantik... namanya Aisha" Danu tersenyum dan mencium kening Varent. "Hahahaha sayang Daddy telat... ya sudah kita harus segera pulang, sana izin dulu sama Oma" wajah Varent langsung berubah. "Oma galak Dad, Oma nggak suka sama Varent... kita pulang saja ya Dad" rengek Varent, Danu menghela nafas dengan keras, kematian Shinta mengubah segalanya. Ibu Cokro sangat menyayangi Shinta dan menyalahkan Varent sebagai penyebab Shinta meninggal. "Oma nggak jahat kok... Oma hanya suka sedih kalo Varent nakal, makanya Varent nggak boleh nakal ya" Varent langsung mengangguk dan turun dari gendongan Danu lalu berlari menuju meja dimana Ibu Cokro sedang menunggu dan berbincang tentang Larasati menantu barunya. "Iya loh jeung saya bangga dengan menantu saya ini, masih muda tapi jiwa sosialnya tinggi... bahkan dia rela menjadi ibu asuh bagi bayi yang dibuang keluarganya, sayang anak itu sedang sakit makanya nggak datang kesini" ujar Ibu Cokro dengan penuh semangat membicarakan tentang Larasati, hal yang membuatnya menerima Larasati yaitu jiwa sosialnya yang tinggi serta adanya anak asuh semakin membuat Ibu Cokro semakin yakin jika Larasati adalah istri terbaik untuk Bayu, putranya. "Wow mulia sekali hati menantu jeung, dapat dimana sih menantu seperti dia?" balas teman Ibu Cokro, Ibu Cokro langsung bercerita tentang perjanjiannya dengan Hendra, Ibu Cokro akan membantu perusahaan Hendra yang kesulitan keuangan dengan balasan Hendra mau menikahkan Larasati dengan putranya. "Ohhhh semoga jeung segera dapat cucu ya, cucu kandung lohhh bukan cucu tiri" sindir temannya saat melihat Varent berdiri disamping Ibu Cokro. "Oma, Varent pulang dulu ya... bye" Varent langsung lari saking takutnya diomeli Ibu Cokro lagi. **** Larasati memukul-mukul betisnya, heel yang dikenakan sejak pagi membuat betisnya sakit. Ditambah beberapa kali mengganti kebaya membuat badannya remuk. "Mas, aku ganti baju dulu ya" "Hmmm buruan, tamu masih banyak dan tidak mungkin saya menerima mereka sendirian" balas Bayu dengan dingin, Larasati mengangguk dan meninggalkan Bayu untuk menukar dengan kebaya lainnya, sudah 4 baju yang dikenakannya dan masih ada 1 kebaya lagi yang mesti ia kenakan. "Aisha kemana ya, kok dari tadi aku nggak lihat" Larasati berbelok arah dan mencari sosok Aisha yang sejak siang tidak dilihatnya, semua tempat sudah dicarinya dan sosok Aisha hilang bagai ditelan bumi. Perasaannya sebagai Ibu langsung tidak enak, dengan tergesa-gesa ia mencari Hendra yang masih sibuk menerima tamu. "Pi" panggil Larasati pelan, senyum Hendra langsung hilang dan Hendra langsung menghela nafas. Entah apa reaksi Larasati saat mendengar apa yang akan diberitahukannya nanti. Hendra menghampiri Larasati dan mengajaknya berbicara jauh dari kerumunan orang, Larasati sampai bingung kenapa Hendra membawanya kesudut ruangan yang tidak ada orang. "Pi, kok aku nggak lihat Aisha ya daritadi... bahkan aku belum memperkenalkan Aisha dengan Mas Bayu" tanya Larasati. "Aisha... dirumah" balas Hendra, wajah Larasati langsung berubah heran. "Loh kok dirumah... memangnya Aisha kenapa Pi kok pulang duluan" tanyanya lagi, Hendra langsung memegang tangan Larasati, berharap anaknya itu tidak akan marah saat Hendra menceritakan kebohongan yang telah dilakukannya untuk menutupi aib besar dimasa lalu Larasati. "Nak... mungkin kamu akan marah besar sama Papi, tapi yakinlah semua ini Papi lakukan demi kebahagiaan kamu" Larasati masih bingung dan tidak mengerti maksud dari ucapan Hendra. "Maksud Papi apa sih" tanya Larasati. "Papi... berbohong tentang masa lalu kamu dan tentang Aisha" kening Larasati langsung berkerut, kepalanya yang sudah pusing semakin pusing. "Maksud Papi apa? Bohong apa dan sama siapa Pi?" tanya Larasati dengan nada suara tinggi. "Aisha... Papi memberitahu keluarga suami kamu jika Aisha adalah anak asuh yang sengaja kamu angkat karena rasa iba" Hendra menunduk malu sedangkan kaki Larasati langsung luruh dilantai. Ia tertawa miris, pernikahan ini dilakukannya hanya untuk memberikan Aisha Daddy dan status tapi nyatanya ada kebohongan besar dibalik pernikahan ini. "Anak asuh? Astaga Papi!! Aisha itu anak kandung aku dan oh teganya Papi menipu keluarga Mas Bayu seperti ini, mereka harus tau Pi... aku bukan wanita baik seperti yang mereka pikir!" Larasati kemudian berdiri dan berencana memberitahu Bayu dan keluarganya tentang masa lalunya. "Maafin Papi sudah berbohong... tapi semua ini Papi lakukan agar kamu bisa bahagia nak, keluarga Dinata sangat menyukai kamu dan jika mereka tau kamu memiliki anak akibat p*******n 5 tahun yang lalu, kita hancur... hancur! Nak Bayu akan menceraikan kamu dan aib itu yang susah payah Papi kubur bakal muncul kepermukaan lagi, Aisha dan kamu yang akan tersudut. Tidak ibakah kamu dengan Aisha? Anak sekecil itu harus menerima ejekan karena lahir akibat p*******n?" "TAPI AKU MENIKAH DEMI BISA MEMBERIKAN AISHA DADDY PI!!! TAPI KEBOHONGAN PAPI MEMBUAT AISHA BUKANNYA MENDAPATKAN DADDY YANG ADA DIA JUGA KEHILANGAN AKU, MOMMYNYA!!" teriak Larasati. "Tidak sayang, Aisha nggak akan pernah kehilangan kamu... kalian masih bisa hidup bersama, Aisha juga bisa memanggil nak Bayu Daddy tapi tidak ada yang boleh tau jika Aisha itu anak kandung kamu, mereka dan dunia hanya boleh tau jika Aisha itu anak angkat atau anak asuh yang dibuang orangtuanya dan kamu berbaik hati mengangkatnya sebagai anak" Larasati tertawa miris, dan menolak ide Hendra, toh hari ini mereka belum melangkah lebih jauh, dan Larasati ingin memberitahu Bayu siapa Aisha sebenarnya. "Nggak... satu kebohongan akan ditutupi dengan kebohongan lainnya, dan aku nggak mau pernikahan ini berjalan dengan landasan kebohongan, aku akan jujur tentang status Aisha, jika Mas Bayu bisa menerima aku akan sangat bersyukur tetapi jika dia menolak kehadiran Aisha dan menceraikan aku, aku bisa apa... mungkin takdir enggan melihatku bahagia" balas Larasati sambil menghapus airmata yang menetes dipipinya. "Laras... jangan!!" Hendra berusaha menahan kepergian Larasati, tapi Larasati melepaskan tangan Hendra dan berlalu menuju ke tempat Bayu, suaminya. Suami yang mungkin akan meninggalkannya saat mengetahui aib masa lalunya. Larasati menghapus airmatanya saat menaiki pelaminan, Larasati tidak menemukan Bayu dan salah seorang kerabat memberitahunya jika Bayu sedang keluar, Larasati mencari keberadaan Bayu disemua tempat dan tidak lama Larasati melihat Bayu sedang berbincang dengan seorang wanita asing, tanpa sadar Larasati melihat senyum dari mulut Bayu, hal yang tidak pernah dilihatnya sejak mereka bertemu dan akhirnya menikah. "Mas, aku mau bicara berdua... bisa?" sela Larasati, wanita yang bersama Bayu memutar tubuhnya dan tersenyum saat mata mereka bertemu. Larasati membalas senyum wanita itu sekilas lalu memandang Bayu sekali lagi. "Nanti saja..." tolak Bayu dan kembali berbincang dengan wanita itu, wanita itu merasa tidak enak dan meminta Bayu mengakhiri pembicaraan mereka. "Nggak apa-apa kok Mas, silahkan bicara jika penting... kapan-kapan kita berbincang lagi, mari mbak saya permisi dulu" Bayu yang kesal berusaha menahan tangan wanita itu tepat didepan Larasati, perasaan Larasati langsung sakit melihat Bayu lebih memilih bersama wanita yang dia tidak tau siapa. "Ya sudah nanti saja... toh bicara denganku sepertinya tidak lebih penting dibandingkan bicara dengan teman Mas ini" ujar Larasati mengalah tapi penuh dengan sindiran, ia memilih mundur dan meninggalkan Bayu serta wanita itu berdua. "Pernikahan ini salah! Buat apa dia menikahiku jika ada wanita yang dicintainya!! Aku pikir pernikahan ini gerbang awal kebahagianku tapi nyatanya belum apa-apa hatiku sudah patah jadi dua" Larasati berlari meninggalkan Bayu dan wanita itu dengan berurai airmata. Wanita itu sedikit tidak enak dan menatap marah kearah Bayu "Aku datang kesini hanya untuk memberikan ucapan selamat, tapi Mas sepertinya berpikiran lain... aku datang bukan untuk merusak hari bahagia Mas, kejar istri Mas dan jelaskan siapa aku... aku hanya wanita masa lalu Mas yang nggak akan pernah menjadi wanita masa depan Mas, wanita masa depan Mas itu dia, dia yang Mas sakiti!" wanita itu menghalau tangan Bayu dari tangannya. "RATIH!!! KAMU MASA DEPAN AKU!!! BUKAN WANITA ITU" teriak Bayu, Ratih acuh dan berusaha mengejar Larasati untuk meminta maaf sudah menganggu Bayu, tapi sungguh Ratih sama sekali tidak ada niat untuk mengusik Bayu, tujuannya datang hanya untuk mengucapkan selamat toh tidak lama lagi ia juga akan menikah, entah dengan siapa. Undangan itu hanya upayanya agar Bayu melupakan dirinya dan menerima wanita pilihan Ibu Cokro untuk dijadikan istri. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD