Prolog

370 Words
Bunda, bunda ... bangun ... Dedek masih perlu Bunda. Ayolah Bund, buka mata Bunda." Tubuh wanita malang ini sudah terbujur kaku tak berdaya di samping 3 orang anaknya. Dikarenakan bunuh diri di dalam sel tahanan Rumah Sakit Jiwa. Satu di antaranya menangis tersedu-sedu sedangkan 2 lainnya hanya meneteskan air mata. "Sudahlah Dek, Bunda sudah tenang dan ketemu Ayah dan Papah di sana," kata anak perempuan yang lebih besar darinya. Merangkul si adik yang terus saja menangis memegangi lengan ibunya. Mereka satu Ibu beda ayah. Tahun demi tahun berlalu, namun kesedihan ditinggal Bundanya tidak bisa dilupakannya begitu saja. Sang abang yang masih mencari tahu sebab dari kasus bunuh diri ibunya itu ternyata membuahkan hasil. "Lupakan gadis itu, karena papahnya adalah penyebab kematian Bunda." "Omong kosong Mas, mana buktinya! " *** Keberangkatan tertunda dan para penumpang sudah hampir masuk semua. Kapten yang bertugas mulai tak sabaran untuk menjalankan roda pesawat. "Sudah semua?" tanyanya pada salah satu pramugari yang masuk melihatkan jumlah penumpang hari ini. "Masih pengumuman di dalam bandara, ada 2 orang lagi Capt nah itu 1," jawab gadis ini saat melihat seorang pria masuk dan berarti sisa 1 lagi sedangkan dijadwal tinggal 2 menit. "Serius masih ditunggu?" "Masih Capt, rekomendasi dari Swedish TV." 5 menit berlalu melebihi target, Garbarata mulai dilepaskan dan ATC sudah memberi sinyal bahwa pesawat boleh take off. "Wah, gak ditunggu Capt?" "Siapa, paling dia masih di rumah, biarin aja siapa suruh datang telat. Kalau kita delay semua pesawat jadi delay dan kasihan yang antre di atas mau turun bukan hanya 1 tapi banyak hitungan menit, ini udah--" "Capt--capt itu dia --itu." Geram! Itu yang dia rasakan pada perempuan ini yang merentangkan tangannya seperti ingin memberhentikan bus di jalan raya. "Buka pintu darurat," perintahnya tegas manik matanya tak lepas menatap gerai rambut hitam yang terhempas dibahu sang gadis. Wajah kecil mungil bagaikan barbie. Kacamata hitam yang dia gunakan menyamarkan wajah aslinya keseluruhan. "Cantik Capt," gumam si co-pilot. Pria tampan ini terdiam, degup jantungnya memompa lebih kencang. Tidak biasanya melihat wanita cantik seperti ini. Setiap hari dia bertemu dengan makhluk cantik yang lebih dari ini. "Capt--capt, ATC memanggil." Fokusnya teralihkan ketika dalam sekejap dia terasa terbang ke nirwana. "--Thank you for flying with us and have a good day--"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD