Part 2

1261 Words
Gelap. Dalam Gelap. Apapun bisa terjadi. Itu satu-satunya Alasan Aku tak menyukai Gelap. Dalam Gelap juga Dia datang! Dia seorang Wanita seumuran Bibiku____Bibi Jihyun. Sebagian wajahnya rusak seperti bekas luka bakar. Rambutnya sangat panjang hingga lutut kakinya. Sorot matanya tajam. Dan dia juga suka memakai pakaian serba hitam "Hyung ... Siapa yang dimaksud Jungkook? apa itu Hantu?" Jin sontak menutup buku sang Adik yang baru dibacanya. Matanya menelisik jauh Sebuah kain yang sudah dua hari menempel dikening Adik bungsunya. Di belakangnya Taehyung memasang raut penasaran. Jin menghela nafas panjang. Menatap Yoongi yang juga terlihat sedang berpikir keras. "Seseorang yang pastinya bukan apa yang ada dupikiranmu." Jawabnya. Jungkook sudah dua hari demam tinggi semenjak menemukan kotak berisi mayat burung di balkon kamarnya. "Ini bukan yang pertama. Jungkook jelas pernah melihat siapa si pelaku" Yoora yang sedari tadi diam mengusap surai si bungsu, mengangkat wajahnya dan menatap putra sulungnya bingung. "Jin-ah ... "Lirihnya. "Eomma jangan Khawatir.Aku yakin siapapun Dia! Dia tidak akan berani macam-macam" Yoora mengangguk ragu. °°°°°°°°°°°° Jungkook membuka matanya saat matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya. Dia mengerjap sebentar sebelum berlalu untuk membersihkan dirinya. ▪ "Kookie-ah ... Kau yakin pernah melihat siapa yang mengirimu kotak itu?" Jin bertanya ragu. Kini semua pandangan di ruangan tempat mereka biasa bersantai terarah padanya. Sementara Jungkook hanya mengangguk malas. "Dia pernah menemuiku Hyung!" Ujarnya santai. Taehyung membelalak tak percaya. "Kau tidak takut?" Tanyanya. Jungkook sontak menggeleng. "Awalnya ku pikir Dia sedang menggunakan kostum halloween ... Tapi saat Dia berbicara dengan nada yang menyeramkan---" Kalau itu Taetae Hyung pasti sudah pingsan seketika" Anak itu mencemooh sembari tertawa. Sementara Taehyung memanyunkan bibirnya tak terima. Yoongi hanya diam menyimak. Otaknya terus bekerja kira-kira siapa pelaku dan apa tujuannya? "Jungkook jangan bercanda!" Dia angkat bicara dengan nada dinginnya. Membuat Jungkook yang sedari tadi terus menggoda Taehyung ciut seketika. "Sayang apa yang Dia katakan?" Yoora bertanya lembut. "Dia tidak mengatakan apapun Mama----" "Tadi kau bilang Dia berbicara" Taehyung menyahut jengkel. "Aku tidak!" "Iya!" "Tidak!" "Iya!" "Tidak!" "Iya Jungkook!" "Tidak Hyung! Aku yang mengalami kau yang ngotot" "Astaga Jungkook Iya!!!" "Tidak!" BRAK! Yoongi menatap kedua Adiknya tajam. Sementara Jin dan Yoora mengelus dadanya terkejut. "Kalian bisa serius tidak sih? Ujarnya dengan nada yang dingin. "Taetae Hyung yang mulai Hyung" Jungkook mencicit takut. "Loh kok Aku?" Taehyung membalas tak terima. "Iyalah! coba Hyung tak_____" "Diam!!!!" Yoongi berteriak emosi menjadikan kedua Pemuda itu menunduk takut. "Kalian hanya boleh bicara saat aku bertanya. Mengerti?" Jungkook dan Taehyung mengangguk patuh. Jin mati-matian menahan tawanya. Kedua Adiknya yang tunduk seperti sekarang adalah moment paling berharga untuknya. Jarang-jarang kedua anak itu sebegitu takutnya. pikirnya. "Jungkook Kau bertemu dengan orang itu dimana?" Yoongi mulai bertanya. Jungkook mengangkat wajahnya menatap Ibunya. "Di Rumah sakit Hyung" Semua orang menatapnya terkejut. "Saat itu Aku sedang menemui Jin Hyung yang lembur ... Dan begitulah" Ujarnya.Semua memandangnya jengah. "Begitulah apanya bodoh?" Yoongi sungguh kesal. "Dia kehilangan anaknya satu-satunya yang seusia denganku Hyung-deul, Eomma. Hingga singkat cerita Dia yang merasa sendiri Di dunia yang fana ini berniat bunuh Diri dengan cara membakar dirinya beserta rumahnya"Jelasnya. Taehyung mengangguk sok mengerti. "Trus apa hubungannya denganmu?perasaan tidak ada nyambung-nyambungnya" Jin menyahut bingung. Yoongi menatap sibungsu penuh tanya. "Apa Dia menceritakan semuanya padamu?" Jungkook menggeleng. "Trus darimana kau tau?" Yoora ikut penasaran. "Aku kan hanya menebak, Ma!" "AMPUN HYUNG!!!!" ▪ Saat malam tiba.Yoongi yang tak bisa tenang terus memikirkan kejadian yang menimpa adiknya melangkahkan kakinya perlahan ke Kamar Jungkook. Dia tersenyum kecil melihat Anak itu sudah tidur dengan lelap mengingat malam yang semakin larut. Namun rasa penasarannya membuatnya mau tak mau harus mengganggu mimpi indah sang Adik. Dia tau betul Jungkook seperti apa. Anak itu tak mungkin berbicara karena tak suka semua orang mengkhawatirkannya. Maka jalan satu-satunya adalah Yoongi harus mengajaknya bicara empat mata. Dia mulai mengusak Rambut anak itu untuk membangunkannya namun Jungkook tak kunjung membuka mata, Hingga Yoongi memencet hidung anak itu kuat membuatnya terlonjak kaget dengan nafas memburu. "Yakkk Hyung kau mau membunuhku!" Kesalnya dengan suara serak khas bangun tidur. Yoongi terkekeh dan segera duduk diranjang anak itu. "Aku hanya ingin bicara padamu" Jawabnya. Jungkook yang masih dikuasai kantuk hanya mengangguk lemah. "Hyung tau kau menyembunyikan sesuatu" "Heum" "Jungkook-ah ceritakan saja semuanya" "Heum" Anak itu hanya bergumam dengan mata tertutup. "Dimana orang itu menemuimu?" "Heum" Yoongi menatap anak itu kesal. "Aku ngantuk Hyung ... besok saja ya" Jungkook membuka setengah matanya menatap kakaknya sayu. "Iya saeng--- Tapi sebelumnya ikut Hyung dulu ya!" Yoongi itu ucapannya s***s. Sekalipun manis pasti akan berujung tragis. Byur! "HYUNG!!!" ▪ Yoongi menatap bersalah tubuh Adiknya yang mengigil ditutupi selimut tebal ditubuhnya. Dia duduk lalu mengusap surai yang sudah basah itu lembut. "Hyung tega sekali~" Cicitnya pelan.Yoongi menghela nafas. "Sudah membangunkanku larut malam, menyiramku ... Hyung~ Apa salah dan dosaku?" Yoongi hanya mendengus mendengar Adiknya mengoceh. "Jungkook-ah ... Hyung tak bisa tenang sebelum mengetahui semuanya." Jawabnya. Jungkook memutar bola matanya malas. "Hanya itu? Sampai membuatku seperti ini?Huuu~ Hyung tega sekali ~" Jungkook memanyunkan bibirnya. "Kalau kau ingin semuanya cepat selesai. Ceritakan!" Titahnya. "Kau tidak maukan hidup dibayang-bayang orang itu?" Lanjutnya. Jungkook menunduk. "D-dia datang dari masa lalu Hyung" Yoongi terkejut. "Maksudmu?" Tanyanya. "Saat Aku pulang dari rumah sakit malam itu ... Mobilku mogok" Jungkook menatap Yoongi penuh yakin. "Itu awalnya ... Dia mendatangiku saat itu"Jeda. Anak itu menghela nafas panjang. "Aku pikir Dia hanya orang iseng karena terus-menerus mengetuk kaca mobil. Aku nekat! Hingga keluar dari dalam mobil-- Seperti yang ku tulis dibuku itu" "Dia bilang. Aku menemukanmu bocah" Saat dia mengeluarkan suaranya. Aku sadar. Dia sedang tak main-main. "Lalu?" Tanya Yoongi. "Aku takut Hyung!Jelas ... Tapi Dia tak melakukan apapun padaku. Dia hanya tersenyum misterius dengan wajah seramnya itu" Jungkook menutup matanya. "Dia bilang 'Katakan pada Ayah dan Bibimu bahwa Aku kembali" Yoongi menatap Adiknya serius. "Dan setelahnya tanpa Aku sadar ... Dia sudah menghilang Hyung" "Kau benar Jungkook.Dia datang dari masa lalu. Tapi pertanyaannya Adalah Kenapa Dia hanya menganggumu" Jungkook menggeleng tak tau. "Dan darimana Kau tau. Dia hanya datang saat Gelap?" Jungkook terlihat berpikir. "Mungkin Karena wajahnya yang cacat Hyung" Tak! "Jadi soal itu juga kau hanya menebak begitu?" Yoongi menatap Adiknya tak percaya. Sembari mengelus kepalanya. Jungkook menatap Yoongi kesal. "Kita bisa membuktikannya Hyung" Seru anak itu yakin. Yoongi terlihat berpikir. "Baiklah ... Hanya kita berdua oke! Jangan sampai ada yang tau.Mengerti?" Jungkook tersenyum meyakinkan. "Kau bisa mempercayaiku Hyung!" °°°°°°°°°° Hari masih sangat pagi.Keadaan Mansion pun masih sepi karena penghuninya masih bergelung mimpi. Tapi tidak dengan Jungkook yang sudah rapi dan berjalan mengendap-endap keluar. Dia menatap ke sekeliling lalu tersenyum lebar saat melihat beberapa bunga yang Ibunya rawat sudah tumbuh begitu Indahnya dihalaman Mansion. Jungkook segera mendekat lalu tanpa ragu memetik salah satu yang paling indah dimatanya tanpa ragu. Kemudian dengan segera berbalik dan pergi darisana. Yoora yang sudah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anaknya tersenyum kecil melihat putra bungsunya menuruni anak tangga dengan penuh semangat. Namun senyumnya harus luntur karena----- "Bunga yang ca------" "Aw! ma sakit" ringisnya saat Dia menyodorkan setangkai bunga berwarna putih pada Ibunya.Tapi bukannya senang ibunya malah menatapnya garang sembari menjewer telinganya. "Kau benar-benar ya ... Sepertinya Eomma harus menghukummu dengan cara lain" Yoora berbicara tegas dengan tangan yang menarik kasar tangan Putranya. "Paman Kim" Teriaknya. Membuat seorang Pria paruh baya dengan seragam hitamnya mendekat. "Mulai sekarang Ikat anak ini di tiang halaman Mansion sampai Dia jera ... Dan tak berani lagi mencuri bungaku" Jungkook menatap Ibunya tak percaya. "Eomma~"Rengeknya. Yoora hanya mendengus dan memilih pergi. "Maafkan saya Tuan muda" Lirih paman Kim lalu membawa tubuh anak itu pergi dari sana. ▪ "Sudah berapa kali Aku dan Hyung-deul katakan. Berhenti melakukan semua itu Jungkook" Taehyung terus saja mengomeli Adiknya yang masih terikat. "Untung hari ini hari libur ... Kau tau sendirikan Mama kalau marah itu tak tanggung-tanggung" Lanjutnya. "Hyung kalau datang kesini untuk mengoceh tak jelas. Pergi saja sana!" Dengusnya. Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau sudah sarapan?" Tanyanya mengusap lembut rambut sang Adik.Jungkook menggeleng. "Baiklah.Tunggu Hyung!"Ujarnya lalu berlalu masuk ke dalam.Beberapa menit kemudian Dia kembali dengan nampan ditangannya.Jungkook tersenyum tipis melihatnya. Taehyung sibuk menyuapi Adiknya tanpa menyadari sosok Yoora tersenyum tipis melihat keduanya. Taehyung dan Jungkook itu adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Meski kerap kali berdebat.Kedekatan mereka tak diragukan lagi sebagai Saudara. Bahkan saat Yoora mengandung Jungkook dulu, Taehyunglah paling senang bahkan tak sedikitpun mau beranjak meninggalkan Ibunya. Untuk pergi kemanapun kalau salah satu diantara keduanya tak ada pasti mereka saling mencari satu sama lain. Intinya____Taehyung tak bisa senang tanpa Jungkook begitupun sebaliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD