Kiss You

1639 Words
Mr.T berteriak sambil menutup k*********a dengan kedua tangan dan langsung memunggungi Kia yang  teriakannya tak kalah kencang. 'Braak' Kia menutup pintu kamar mandi kencang lalu berlari menuju kamar. Ia menyandarkan tubuh di balik pintu dan berulang kali menggeleng mengingat tubuh Mr.T yang telanjang. "Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku gak ketuk pintu dulu?! Kalau kayak begini aku jadi segan sama dia. Hadeuh dasar Kia bodoh!" umpatnya bicara sendiri. 'Tok tok tok tok' "Eh?" Kia tertegun mendengar ketukan kencang dari balik pintu. Pasti dia marah deh?! Siap-siap aja aku di semprot! Kia membuka pintu. 'Bruuk' Pandangan Kia gelap ketika selembar handuk menutupi kepalanya. "Mandilah. Lain kali kamu harus mengetuk pintunya dulu. Pintu kamar mandinya rusak jadi kamu harus mengganjalnya pakai pot bunga," suruh Mr.T yang hanya melilitkan pinggulnya dengan handuk. Kia menurunkan handuk yang menutupi kepalanya. "Maaf, aku gak sengaja. Aku cuma gak sabar mau berendam di bathtub," ujarnya memelas dengan wajah tertunduk. Tak sanggup melihat wajah Mr.T, selain malu ia juga merasa bersalah. Mr.T mendorong pelan dahi Kia dengan telunjuk. "Sekali lagi kamu mengulanginya, kamu harus menikahi aku," serunya lalu beranjak meninggalkan Kia yang melonggo. "Hei aku kan gak sengaja melihatmu, bukan memperkosamu!" protes Kia menghentikan langkah Mr.T di depan pintu. Mr.T berbalik melirik Kia dan tersenyum sinis. "Sama aja! Kamu gadis pertama yang melihatku."  'Braak' Kia terlonjak mendengar Mr.T menutup kencang pintu kamarnya. Tiba-tiba wajahnya memerah. "Ish! Kau pikir kau bukan yang pertama kulihat?! Huh!" gerutunya dan langsung berjalan ke kamar mandi. Pandangan Kia menyusuri ruang kamar mandi yang tak beratap atau bisa melihat jelas langit dari sana sedangkan bawahnya tak memakai lantai keramik melainkan batu sungai yang ukurannya lebih kecil dari telapak tangannya. Pinggiran dindingnya terbuat dari kayu di pagari dengan tanaman, tak jauh dari pintu itu ada sebuah pot tanaman. Dan apa yang dikatakan Mr.T memang benar, kunci pintu itu rusak. Kia mengangkat pot dan menaruhnya di belakang pintu. Sebuah keinginannya untuk berendam di bathtub sepertinya harus ia buang jauh-jauh, hanya sebuah shower, closet dan wastafel. Dan ia terpaksa berdiri telanjang di bawah pancuran, sambil menggerutu kesal. ❤❤❤ Mr.T menaruh dan mengalungkan handuk kecil dileher, ia duduk di beranda sambil menyalakan handphone yang sudah dua hari lamanya ia matikan. Semenit kemudian handphonenya berdering dan membaca sebuah nama lalu tertawa kecil. "Dia pasti mencemaskanku." gumamnya. "Hello," Mr.T memulai percakapan. "Kau dimana? Kau tahu kami semua cemas memikirkanmu! Kau kemana saja?" tanya lawan bicaranya antusias, berbicara dengan bahasa inggris aksen Amerika. Mr.T tertawa, tepat sesuai dugaannya. "Aku ada di tempat yang jauh dari New York. Tempat yang membuatku nyaman, dan bebas dari si Gendut itu, Peter." Ia membalas dengan senyum lebar. "Apa itu Maldives, Bro?" tebak Peter. Mr.T menggeleng, "Bukan. Aku tak bisa memberitahumu sekarang. Yang pasti aku bahagia karena sudah bertemu dengan seseorang," "Apa dia cantik?" tanya Peter cepat. Mr.T tertawa tak menjawab, ia bingung memberikan jawaban yang tepat untuk Peter. Tiba-tiba tawanya memudar setelah melihat Kia berdiri didepan pintu mengenakan setelan piyama. "Aku akan menghubungimu lagi," Mr.T menutup panggilan Peter lalu melanjutkannya dengan tawa. "Dimana dia sekarang?" tanya pria bertubuh gemuk yang sedari tadi berdiri disamping Peter menatap serius.  Peter tersenyum kecut lalu menggeleng lemah, "Dia tidak memberitahuku, Bos," jawabnya pelan dan memandang kawan-kawan lainnya. "Tapi aku mendengar suara debur ombak saat bicara dengannya?" sambung Peter lagi. "Itu pasti Maldives. Aku yakin dia bersembunyi di sana," tebak pria tua yang dipanggil Bos tadi memandang keempat anak muda tampan di depannya yang duduk di sofa dan di lantai. Salah satu dari mereka beranjak dari sofa menuju pintu utama. "Hei Mark, kau mau kemana?" teriak si Bos, menunjuk Mark yang membuka pintu. Mark menoleh, "Cari angin segar," sahutnya lalu berlalu meninggalkan mereka. "Dasar b******n kecil! Dia tak ada bedanya dengan Tayson!" gerutunya yang disambut dengan gelengan dan umpatan kecil dari kawan Mark lainnya. Mark menaiki mobil sport berwarna merah cerah, mobil lambo keluaran terbaru yang baru saja ia miliki sejak dua bulan yang lalu. Ia menekan tombol on lalu melajukan mobil itu kencang. Mark tertawa mengingat ucapan Peter. "Debur ombak? Maldives? Tidak. Itu bukan Maldives tapi Bali!"  ❤❤❤ Kia menunduk memperhatikan setelan piyama yang ia kenakan lalu menoleh lagi melihat Mr.T yang tertawa terbahak-bahak. "Apa yang salah dengan bajuku?" tanyanya dan berhasil menghentikan tawa Mr.T. "Kau memang fans Hello kitty sejati. Tas, casing handphone, notes bahkan piyamamu juga," ejek Mr.T, lalu berdiri mendekati Kia dan berbisik, "Jangan-jangan underwearmu juga sama?" tebaknya lalu tertawa lagi. Kia mencibir dan menyipitkan mata, "Kau pasti mengintip aku?!" tuduhnya dan makin membuat Mr.T tertawa lagi. "Aww.." Mr.T meringis sambil mengusap bekas cubitan di pinggangnya, sementara Kia ngeloyor duduk di beranda dan tersenyum puas. "Itu balasan untuk orang yang senang meledekku," ujar Kia memandangi pantai sambil mengibaskan rambutnya yang setengah basah. Mr.T terdiam. Dia cantik, naif dan terlihat manja.. "Mengapa kau mematikan panggilanmu? Bukankah kau bicara pakai bahasa inggris?" tanya Kia, memastikan jika sering mendengar bahasa itu di channel tv berlangganan yang ia tonton tiap malam. Mr.T tertegun lalu mengangguk, "Ya, itu memang bahasa inggris. Amerika tepatnya. Apa kamu meragukan aku orang Amerika?" Ia balik bertanya dan duduk disamping Kia. "He eh," Kia mengangguk, "Wajahmu Amerika, tapi kau fasih bahasa indonesia. Bahkan kau pintar ngomong bahasa gaul," ujar Kia yang masih mengibaskan rambut. Mr.T menghentikan jari-jari Kia yang menari di atas rambut, "Kau mau aku ajak ke Amerika?" tanyanya serius. Kia mengangguk. Mr.T bangkit lalu menarik tangan Kia dan membuatnya berdiri. "Ayo kita ke Amerika," ajaknya ke dalam villa. "Hei katamu kita ke Amerika kenapa membawaku ke kamar?" tanya Kia, langkahnya terhenti di depan pintu kamar. "Ganti bajumu. Aku tunggu di beranda," titah Mr.T yang langsung beranjak menuju kamar sebelah. ❤❤❤ Langkah Kia terhenti dan kepalanya mendongak membaca sebuah plang bertuliskan 'America and Night Club'. Pandangannya berganti melirik cowok yang berdiri di samping sambil tertawa terbahak-bahak lalu menyipitkan mata. "Kau bilang membawaku ke Amerika tapi ini--" "Ini Amerika!" potong Mr.T menghentikan tawa sambil menunjuk plang. Kia mencibir lalu berbalik. "Sebaiknya aku pulang saja!" pamitnya. "Tunggu!" Mr.T menarik tangannya dan membuat Kia berbalik. "Aku sudah membantumu, sekarang kau harus membantuku," pintanya, menagih timbal balik dari Kia. "Membantu apa?" Dahi Kia berkerut tak mengerti. Berdiri di depan sebuah night club dan cowok ganteng memintanya bantuan. "Temani aku didalam. Cukup duduk di dekatku saja," pinta Mr.T. Kia terdiam sebentar dan sadar diri jika bule keren itu sudah banyak membantu dan menolongnya selama berada di Bali. Hanya menemani dan duduk bersama bukan masalah besar, tapi berada di sebuah tempat yang notabene di isi dengan wanita cantik dan seksi merasa bukan tempat yang tepat untuknya. Mengenakan celana jeans dan kaos crop terlihat casual atau mungkin tak seksi. Tapi melihat wajah melas Mr.T dan mengingat kebaikannya, membuat hati Kia luluh dan bersedia menerima tawarannya untuk masuk ke dalam. "Oke, tapi jangan coba-coba jauh dariku," ancam Kia. Mr.T mengangguk setuju, "Tentu. Anggap saja kita pacaran malam ini. Setuju?" tawarnya lagi dan tersenyum lebar. Kia menggeleng lemah, "Oke, oke." "Ayo!"  Kia melangkah masuk setelah Mr.T berhasil menarik dan menggenggam tangannya seperti orang pacaran. Tiba didalam ia tercengang mendengar musik berdentum kencang dan kerlap kerlip lampu berwarna warni menyinari pengunjung yang sebagian besar berjoget dan minum. Langkah mereka terhenti di sebuah meja yang berada di lantai atas setelah seorang pelayan mengantarkan mereka ke atas. Mr.T memesan sebuah minuman, hanya segelas besar bir. Sementara Kia kesulitan memesan minuman di tempat yang mayoritas menyediakan minuman beralkohol. "Soda satu," pinta Mr.T pada pelayan yang langsung mencatat lalu berlalu dari mereka. "Kau sering ke tempat kayak begini?" tanya Kia setengah berteriak, pandangannya menyusuri klub dan terpaku pada kumpulan pengunjung yang berjoget dibawah. Melihat banyak gadis seumurannya memakai hotpants dan tanktop berjoget bersama bule lainnya. Mr.T mengangguk, "Ya, di Amerika," jawabnya sambil menggoyangkan kepala mengikuti alunan musik yang dibawakan seorang DJ ternama. Kia menggeleng mendengar jawaban Mr.T yang mulai melantur. "Thanks," ucap Mr.T ketika pelayan membawakan pesanan mereka. Ia langsung meneguk bir seperti orang yang kehausan dan hanya meninggalkan setengah gelas saja. Kia yang melihat, menggeleng tak percaya. Mr.T yang meneguk bir membuatnya ingin membuang air kecil. "Toiletnya dimana?" tanyanya setengah berteriak. Mr.T menghentikan goyangan kepalanya lalu menunjuk ke lantai bawah.  "Aku ke toilet dulu," pamit Kia dan langsung berjalan menuruni tangga. Kia membasuh tangan dan melihat pantulan wajahnya di cermin. Disampingnya berdiri  seorang gadis memakai rok mini jeans dan tanktop mengoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah terang. Sesekali gadis yang usianya kurang lebih tua setahun di atasnya itu memandang Kia sambil menarik ke atas bibirnya, seakan mencemoohkan penampilan Kia yang terlihat biasa. Tak lama gadis itu pergi sambil berjalan menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kiri. "Huh! Dasar centil!" gerutu Kia yang tak lama menyusul keluar dari toilet. Kia tertegun melihat Mr.T berdiri disamping DJ. Di tangannya sudah menggenggam mic dan bernyanyi sebagai rapper. Ucapan Mr.T disambut hangat pengunjung yang terus berjoget diiringi musik yang semakin berdentum kencang. "Aku gak nyangka kalau kamu sehebat ini, Mister." gumam Kia tersenyum lebar. Tapi senyum Kia memudar setelah seorang bule mabuk menarik tangannya. "Let's dance honey.." ajaknya, menarik Kia dan berusaha untuk memeluknya. Kia meronta, "Lepaskan! Lepaskan aku!" Teriak Kia berusaha melepaskan diri tapi sulit, walau mabuk bule itu terlalu kuat untuk ia lawan. Bule itu mendekap Kia dan meraih wajah Riska untuk menciumnya. Kia menjauhkan kepalanya, "Tidak! Pergi kau!" teriak Kia lagi. Bule itu menoleh ke belakang setelah seseorang mencoleknya dan berkata. "She is My girlfriend, Dude!" 'Bugh' Sebuah tinju berhasil menjatuhkan bule tadi dan membuatnya terkapar di lantai. Kia terkejut melihat Mr.T yang masih mengepalkan tangan. "Mister.." panggilnya pelan, melihat Mr.T mengenakan masker hitam lagi. Mr.T menarik tangannya ketika mendengar teriakan bule lainnya yang berjumlah lebih dari tiga orang. "Ayo pergi, mereka pasti temannya," ajaknya lalu berlari menuju pintu keluar walau harus menerobos kerumunan pengunjung yang berjoget. "Hei You!" Gerombolan bule tadi menunjuk dan mengejar mereka. Mr.T dan Kia akhirnya berhasil keluar walau penuh perjuangan untuk menerobos padatnya pengunjung klub. Tiba di pintu keluar mereka berhenti dengan nafas terengah-engah. Tapi pertulangan mereka belum selesai, gerombolan bule tadi masih mengejar mereka. "Ayo lari!" Mr.T kembali menarik Kia dan membawanya berlari sepanjang jalan yang dihiasi warna warni lampu. Mereka sesekali menoleh melihat bule itu yang terus mengejar. "Kesini!" ajak Mr.T memasuki sebuah gang sempit. Gang yang hanya cukup untuk tubuh mereka berdua. Mr.T berdiri di depan Kia yang hanya berjarak sejengkal, nafas mereka terengah-engah. "Hei Adam, you must find them!" teriak salah satu dari mereka ketika mendekati gang sempit itu. Mr.T membuka jaket hitamnya dan masker, ia melihat wajah Kia yang pucat ketakutan. "Maaf aku harus melakukan ini," ucapnya memiringkan wajah mendekati bibir Kia lalu mengulum bibirnya pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD